Hasil Survei Terhadap Warga Israel soal Perang Gaza Sungguh Mencengangkan, Tak Masuk Akal Sehat
Sebuah survei atau jajak pendapat soal perang di Gaza baru saja dilakukan kepada orang Yahudi yang tinggal Israel. Hasilnya sangat mencengangkan.
Sebuah survei atau jajak pendapat soal perang di Gaza baru saja dilakukan kepada orang Yahudi yang tinggal Israel. Hasilnya sangat mencengangkan.
Survei tersebut mengungkap 47 persen orang Yahudi Israel menyatakan negeri zionis itu tidak boleh mematuhi hukum internasional. Selain itu mereka juga menyatakan Israel tidak boleh mematuhi nilai-nilai moral selama perang di Gaza.
- Hasil Survei: 36 Persen Anak Muda Yahudi Yakin Israel Lakukan Genosida di Gaza dan Bersimpati pada Hamas
- Hasil Survei ke Remaja Yahudi di AS Mengejutkan, Mereka Lebih Simpati ke Hamas & Tegas Sebut Israel Lakukan Genosida di Gaza
- Hasil Survei Ungkap Kondisi Mental Warga Israel Usai 1 Tahun Perang di Gaza, Hasilnya Mengejutkan
- Survei: Warga Yahudi Israel Setuju Militer Tak Perlu Patuhi Hukum Internasional dan Nilai Moral Saat Berperang di Gaza
Hasil jajak pendapat tersebut dirilis pada Minggu (19/08/2024), oleh Institut Studi Keamanan Nasional (INSS). Demikian dikutip dari Middle East Eye, Senin (19/08/2024).
Tak cuma itu, survei yang sama juga menunjukkan hasil mengejutkan soal sembilan tentara/petugas penjara Israel yang memperkosa tahanan pria Palestina. Survei tersebut mengungkap mayoritas warga Israel meyakini Sembilan tentara/petugas itu tidak seharusnya menghadapi tuntutan pidana dan hanya diberi hukuman oleh tentara.
Seperti diketahui, akhir bulan lalu, sembilan tentara Israel ditangkap atas dugaan pemerkosaan terhadap seorang pria Palestina yang ditahan di Sde Teiman, sebuah fasilitas di gurun Negev, Israel selatan.
Peristiwa tersebut memicu reaksi keras di Israel. Massa sayap kanan, termasuk seorang anggota parlemen dan menteri, menyerbu pusat penahanan dan pengadilan militer sebagai protes terhadap penangkapan terhadap 9 tantara tersebut.
Lima dari mereka yang ditahan akhirnya dibebaskan ke tahanan rumah pada hari Selasa, sambil menunggu keputusan potensial oleh tentara untuk mengajukan dakwaan.
Hingga detik ini serangan brutal militer Israel ke Gaza terus berlangsung. Dunia internasional gagal total menghentikan genosida yang dilakukan negara zionis itu.
Pasukan Israel telah membunuh 40.000 lebih warga Palestina di Gaza dan lebih dari 92.401 lainnya terluka. Sementara sekitar 10.000 orang diperkirakan hilang, kemungkinan tewas dan terkubur di bawah reruntuhan.
Israel berdalih serangan brutal di Gaza akibat serangan 7 Oktober 2023 atau yang lebih dikenal Badai Alaqsa yang dilakukan para pejuang Hamas ke Israel. Namun faktanya, Israel tak hanya menyerang Gaza.
Pasukan Israel juga menyerang wilayah pendudukan Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina sedikitnya 632 warga Palestina telah tewas akibat serangan Israel. Angka tersebut mencakup 147 anak-anak dan sembilan wanita.
Seperti diketahui, pada 7 Oktober 2023 lalu, sayap militer Hamas, Brigade Al Qassam melakukan serangan terbesar mereka ke wilayah Israel.
Pasca kejadian, pihak Israel dan media barat menyebut pejuang Hamas Palestina tak pandang bulu membunuh warga sipil dan membakar mereka hidup-hidup.
Israel mengklaim 1.200 warga Israel tewas dibunuh oleh Hamas dalam serangan itu. Selain itu lebih dari 250 warga Israel lainnya ditawan dan dibawa para pejuang Hamas ke Jalur Gaza.
Namun hasil investigasi yang dilakukan Grayzone berhasil mengumpulkan beberapa fakta yang sebenarnya terjadi pada serangan itu. Tentara Israel ternyata menerima perintah untuk menembaki pemukiman warganya sendiri ketika mereka diserang oleh para pejuang Hamas, Palestina.
Tak hanya itu, bukti rekaman video militer Israel menembaki warganya sendiri bahkan bocor ke publik. Dalam rekaman video itu tampak militer Israel dengan helikopter Apache menembaki 'siapapun' yang ada di hadapannya.