Ini Sosok Pilot Pesawat yang Jatuhkan Bom Atom di Jepang saat Perang Dunia II, Tak Menyesali Perbuatannya & Malah Bangga
Pilot yang membawa bom untuk hancurkan Hiroshima Jepang saat Perang Dunia II.
Pilot yang membawa bom untuk hancurkan Hiroshima Jepang saat Perang Dunia II.
Ini Sosok Pilot Pesawat yang Jatuhkan Bom Atom di Jepang saat Perang Dunia II, Tak Menyesali Perbuatannya & Malah Bangga
Sosok Pilot yang Menjatuhkan Bom Atom
Melansir dari laman Instagram @merindink, membagikan cuplikan video merekam momen wawancara Paul Tibbets. Dalam video, Tibbets tampak diminta menceritakan ulang tragedi bom atom yang terjadi di akhir perang dunia II itu.
- Peringatan Jatuhnya Bom Atom di Nagasaki Jepang 9 Agustus 1945, Berikut Kronologinya
- Pilot Pesawat Jatuh di BSD Dimakamkan Hari Ini di Semarang
- Kisah Perempuan Militer, Bertugas Jatuhkan Bom dan Selalu Tepat Sasaran ke Arah ke Musuh
- Jepang Jadi Negara Kelima Capai Bulan, Pesawat Alami Kendala Sesaat Setelah Mendarat
Menariknya, Tibbets mengaku jika dirinya bangga pernah diberi tugas untuk menjatuhkan bom untuk menghancurkan Hiroshima.
"Saya bangga diberi tugas itu. Saya bisa dan akan melakukannya," kata Tibbets seperti dikutip dari Instagram @merindink (22/8).
Tak Merasa Menyesal
Jika penemu bom atom pertama Amerika Serikat (AS), yakni J Robert Oppenheimer mengaku menyesal, hal tersebut justru berlaku sebaliknya bagi Tibbets.
Tibbets menyebut jika dirinya tidak menyesal pernah menerima tugas untuk menjatuhkan bom yang menewaskan puluhan ribu orang itu.
Sebab, ia meyakini hal itu lebih baik daripada harus melanjutkan perang yang akan menelan lebih banyak korban.
"Sejumlah orang mungkin mati, tetapi akan lebih banyak nyawa yang selamat. Sepanjang perjalanan saya terus memikirkannya.
Itu adalah penerbangan paling membosankan. Karena tidak ada yang salah,"
kata Paul Tibbets dikutip dari Instagram @merindink (22/8).
Tragedi Bom Atom Hiroshima
Dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki dijatuhkan bom pada 6 Agustus 1945 dan 9 Agustus 1945 selama Perang Dunia II. Insiden itu langsung menewaskan sekitar 80.000 orang, dan puluhan ribu lainnya meninggal karena paparan radiasi. Bom uranium-235 seberat lebih dari 9.000 pon dimuat dalam pesawat yang dibawa oleh Paul Tibbets.
Bom kemudian dijatuhkan menggunakan parasut sekitar pukul 8 pagi dan meledak 2.000 kaki di atas langit Hiroshima.
Ledakannya setara dengan 12 sampai 15 ribu TNT yang menghancurkan lima mil persegi kota.
Lalu, pada 9 Agustus 1945, bom B-29 kembali dijatuhkan di Nagasaki.
Diperkirakan, sekitar 70.000 hingga 135.000 orang tewas di Hiroshima. Sementara 60.000 hingga 80.000 orang tewas di Nagasaki, baik akibat paparan akut ledakan maupun efek samping radiasi jangka panjang. Dampak dari kejadian tersebut, pada 15 Agustus 1945, Kaisar Hirohito mengumumkan penyerahan negaranya dalam sebuah siaran radio.