Ingin Kabur dari Serbuan Jepang, Ini Kisah Pelarian Orang-Orang Belanda di Pelabuhan Cilacap
Pelabuhan Cilacap menjadi pintu satu-satunya untuk kabur dari Pulau Jawa.
Pelabuhan Cilacap menjadi pintu satu-satunya untuk kabur dari Pulau Jawa.
Ingin Kabur dari Serbuan Jepang, Ini Kisah Pelarian Orang-Orang Belanda di Pelabuhan Cilacap
Pada awal 1942, Pasukan Jepang berhasil memasuki Pulau Jawa setelah berhasil menaklukkan Belanda dalam sebuah pertempuran besar di Laut Jawa. Kedatangan Jepang menjadi akhir era penjajahan Belanda di Pulau Jawa.
-
Siapa yang mengusir Belanda? Dalam momen tersebut, Presiden Soekarno mengambil tindakan tegas dengan memimpin pengusiran warga Belanda dari wilayah Indonesia, menyusul penolakan mereka terhadap kedaulatan penuh negara kita.
-
Mengapa Belanda menangkap orang Jerman di Hindia Belanda? Latar belakang penangkapan ini diawali dengan serangan Jerman ke Belanda pada tahun 1940 yang takluk dalam hitungan hari.
-
Bagaimana cara Belanda menghalau Inggris di Jawa? Daendels mendapat tugas untuk mengamankan aset di Indonesia, dari kemungkinan serangan musuh.
-
Siapa yang ditangkap dan dieksekusi Belanda? Kemudian, Tunong berhasil ditangkap dan langsung dieksekusi mati di tepi pantai Lhokseumawe.
-
Apa yang diserahkan Belanda ke Jepang? Belanda menyerahkan wilayah Indonesia seluruhnya kepada Jepang tanpa syarat.
-
Mengapa Belanda ingin menguasai Cirebon? Ragamnya bahan dapur dari Cirebon ini menjadikan Belanda semakin berhasrat untuk menguasai wilayah ini.
Dengan mudahnya mereka menguasai tiga pelabuhan besar di utara Jawa. Maka satu-satunya jalan para tentara Belanda untuk melarikan diri adalah Pelabuhan Cilacap yang berada di selatan Jawa.
Pada akhir Februari 1942, Cilacap penuh sesak oleh pengungsi yang berdatangan dalam jumlah besar dari berbagai kota di Pulau Jawa. Mereka hendak melarikan diri dari serbuan Jepang menuju kota kecil bernama Broome yang terletak di bagian barat Australia. Namun pesawat-pesawat Jepang mulai berkeliaran di jalur pelarian antara Cilacap dengan Broome.
Pada Jumat, 27 Februari 1942 eskader Jepang dan sejumlah pesawat terbangnya telah berada di Samudra Hindia. Pada malam harinya sebanyak 23 kapal Belanda meninggalkan Cilacap. Sedangkan satu kapal bernama Jansen tetap tinggal disusul empat kapal lain yang memasuki Pelabuhan Cilacap. Di tengah ancaman eskader Jepang di Samudra Hindia, enam kapal Belanda, yaitu Sloterdijk, Kota Baru, Cisarua, Generaal Verspyck, Duymaer van Twist, dan Tawali, masih sempat kembali ke Cilacap untuk mengangkut pengungsi.
Tak hanya orang Belanda, orang Inggris yang tinggal di Jawa juga berusaha melarikan diri ke Australia lewat Pelabuhan Cilacap. Mereka dievakuasi menggunakan kapal Zaandam, Generaal Verspyck, Khoen Hoea, Kota Geda, dan Siantar. Kapal Generaal Verspyck berlayar pada 2 Maret 1942 yang kemudian sampai di Fremantle, Australia pada 10 Maret 1942. Sedangkan kapal Khoen Hoea sampai di Fremantle pada 9 Maret 1942.
Pada awal Maret 1942, sebuah kereta api membawa dua gerbong pasukan KNIL tambahan dari Purwokerto menuju Cilacap untuk menyelamatkan diri dari pasukan Jepang. Tanpa diduga, di tengah perjalanan mereka bertemu dengan pasukan udara Jepang di Sampang. Maka terjadilah pertempuran antara pasukan Belanda melawan pesawat tempur Jepang.
Karena tidak ada persiapan, pasukan Belanda mudah dihancurkan oleh bom-bom dari pesawat Jepang. Kejadian ini memakan banyak korban tewas dari Belanda dan juga warga setempat. Gerbong-gerbong serta rel juga hancur berkeping-keping. Warga setempat mengenal peristiwa ini dengan nama Sepur Kobar.
Diabadikan dalam Sebuah Film
Peristiwa pelarian orang-orang Belanda di Cilacap diabadikan dalam sebuah adegan dalam potongan film. Dalam cuplikan film yang diunggah oleh akun Instagram @tjilatjaphistory, nampak suasana Pelabuhan Cilacap pada saat itu benar-benar kacau. Dalam caption tersebut dijelaskan bahwa film tersebut berjudul “Doker Wasel”.