Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ingin Kabur dari Serbuan Jepang, Ini Kisah Pelarian Orang-Orang Belanda di Pelabuhan Cilacap

Ingin Kabur dari Serbuan Jepang, Ini Kisah Pelarian Orang-Orang Belanda di Pelabuhan Cilacap

Ingin Kabur dari Serbuan Jepang, Ini Kisah Pelarian Orang-Orang Belanda di Pelabuhan Cilacap

Pelabuhan Cilacap menjadi pintu satu-satunya untuk kabur dari Pulau Jawa.

Pada awal 1942, Pasukan Jepang berhasil memasuki Pulau Jawa setelah berhasil menaklukkan Belanda dalam sebuah pertempuran besar di Laut Jawa. Kedatangan Jepang menjadi akhir era penjajahan Belanda di Pulau Jawa.

Ingin Kabur dari Serbuan Jepang, Ini Kisah Pelarian Orang-Orang Belanda di Pelabuhan Cilacap
Ingin Kabur dari Serbuan Jepang, Ini Kisah Pelarian Orang-Orang Belanda di Pelabuhan Cilacap

Dengan mudahnya mereka menguasai tiga pelabuhan besar di utara Jawa. Maka satu-satunya jalan para tentara Belanda untuk melarikan diri adalah Pelabuhan Cilacap yang berada di selatan Jawa.

Pada akhir Februari 1942, Cilacap penuh sesak oleh pengungsi yang berdatangan dalam jumlah besar dari berbagai kota di Pulau Jawa. Mereka hendak melarikan diri dari serbuan Jepang menuju kota kecil bernama Broome yang terletak di bagian barat Australia. Namun pesawat-pesawat Jepang mulai berkeliaran di jalur pelarian antara Cilacap dengan Broome.

Pada Jumat, 27 Februari 1942 eskader Jepang dan sejumlah pesawat terbangnya telah berada di Samudra Hindia. Pada malam harinya sebanyak 23 kapal Belanda meninggalkan Cilacap. Sedangkan satu kapal bernama Jansen tetap tinggal disusul empat kapal lain yang memasuki Pelabuhan Cilacap. Di tengah ancaman eskader Jepang di Samudra Hindia, enam kapal Belanda, yaitu Sloterdijk, Kota Baru, Cisarua, Generaal Verspyck, Duymaer van Twist, dan Tawali, masih sempat kembali ke Cilacap untuk mengangkut pengungsi.

Tak hanya orang Belanda, orang Inggris yang tinggal di Jawa juga berusaha melarikan diri ke Australia lewat Pelabuhan Cilacap. Mereka dievakuasi menggunakan kapal Zaandam, Generaal Verspyck, Khoen Hoea, Kota Geda, dan Siantar. Kapal Generaal Verspyck berlayar pada 2 Maret 1942 yang kemudian sampai di Fremantle, Australia pada 10 Maret 1942. Sedangkan kapal Khoen Hoea sampai di Fremantle pada 9 Maret 1942.

Pada awal Maret 1942, sebuah kereta api membawa dua gerbong pasukan KNIL tambahan dari Purwokerto menuju Cilacap untuk menyelamatkan diri dari pasukan Jepang. Tanpa diduga, di tengah perjalanan mereka bertemu dengan pasukan udara Jepang di Sampang. Maka terjadilah pertempuran antara pasukan Belanda melawan pesawat tempur Jepang.

Karena tidak ada persiapan, pasukan Belanda mudah dihancurkan oleh bom-bom dari pesawat Jepang. Kejadian ini memakan banyak korban tewas dari Belanda dan juga warga setempat. Gerbong-gerbong serta rel juga hancur berkeping-keping. Warga setempat mengenal peristiwa ini dengan nama Sepur Kobar.

Diabadikan dalam Sebuah Film

Peristiwa pelarian orang-orang Belanda di Cilacap diabadikan dalam sebuah adegan dalam potongan film. Dalam cuplikan film yang diunggah oleh akun Instagram @tjilatjaphistory, nampak suasana Pelabuhan Cilacap pada saat itu benar-benar kacau. Dalam caption tersebut dijelaskan bahwa film tersebut berjudul “Doker Wasel”.

Ada Jejak Peninggalan Belanda dan Tempat Pelestarian Penyu, Intip Pesona Pulau Pandan di Kota Padang
Ada Jejak Peninggalan Belanda dan Tempat Pelestarian Penyu, Intip Pesona Pulau Pandan di Kota Padang

Pada zaman kolonial Pulau Pandan sempat digunakan sebagai tempat berlabuhnya kapal-kapal dagang dari Belanda.

Baca Selengkapnya
Jejak Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia, Berawal dari Perusahaan Besar Milik Belanda di Pantai Timur Sumatra
Jejak Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia, Berawal dari Perusahaan Besar Milik Belanda di Pantai Timur Sumatra

Tanaman ini dibawa oleh orang-orang Belanda ke Nusantara.

Baca Selengkapnya
Menilik Pulau Cingkuak, Jejak Peninggalan Portugis dalam Geliat Perdagangan Rempah di Pantai Barat Sumatera
Menilik Pulau Cingkuak, Jejak Peninggalan Portugis dalam Geliat Perdagangan Rempah di Pantai Barat Sumatera

Pulau yang terletak di Teluk Painan ini dulunya merupakan benteng pertahanan Portugis yang digunakan sebagai loji Belanda untuk perdagangan lada.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jerit Warga Pulau Bawean Usai Gempa, Titip Pesan Ini Buat Pengusaha Kapal
Jerit Warga Pulau Bawean Usai Gempa, Titip Pesan Ini Buat Pengusaha Kapal

Warga ingin semua bahu membahu membantu korban gempa

Baca Selengkapnya
Pembunuh dan Pembuang Bayi di Sungai Jepara Ternyata Ibu Kandung Korban, Ini Alasan Pelaku
Pembunuh dan Pembuang Bayi di Sungai Jepara Ternyata Ibu Kandung Korban, Ini Alasan Pelaku

Pembunuh dan Pembuang Bayi di Sungai Jepara Ternyata Ibu Kandung Korban, Ini Alasannya

Baca Selengkapnya
Kisah Sayur Lalap Khas Sunda yang Jarang Diketahui, Pernah Selamatkan Orang Belanda di Zaman Perang
Kisah Sayur Lalap Khas Sunda yang Jarang Diketahui, Pernah Selamatkan Orang Belanda di Zaman Perang

Siapa sangka jika lalapan pernah jadi "juru selamat" warga Belanda di masa perang.

Baca Selengkapnya
Pria di Lumajang Bakar Diri Setelah Bacok Adik Ipar, Diduga Dipicu Utang Piutang
Pria di Lumajang Bakar Diri Setelah Bacok Adik Ipar, Diduga Dipicu Utang Piutang

Seorang warga Lumajang, Jawa Timur menjadi korban pembacokan. Penganiayaan itu dilakukan kakak iparnya yang kemudian nekat membakar dirinya.

Baca Selengkapnya
Bak Serpihan Surga, Curug Uci di Garut Suguhkan Pemandangan Air Terjun Bertingkat yang Eksotis
Bak Serpihan Surga, Curug Uci di Garut Suguhkan Pemandangan Air Terjun Bertingkat yang Eksotis

Curug Uci bisa dibilang serpihan surga di bumi Garut, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya
Sungai Meluap, Sembilan Kecamatan di Cirebon Tiga Hari Teredam Banjir
Sungai Meluap, Sembilan Kecamatan di Cirebon Tiga Hari Teredam Banjir

Sembilan Kecamatan di Kabupaten Cirebon terdampak banjir setelah hujan deras yang melanda kawasan itu.

Baca Selengkapnya