Jadi Band Legend, Begini Kisah Menarik Terbentuknya ShaggyDog
Sejak awal kemunculannya 23 tahun lalu tepatnya 1 Juni 1997, grup band asal Yogyakarta Shaggy dog memang tak pernah lekang oleh zaman. Melalui video yang di unggah dalam akun Youtube 'apunk65 #GasJon!!', Heru sang vokalis menceritakan kisah perjalanan karier bermusik Shaggy Dog.
Siapa yang tak tahu lagu berjudul 'Di Sayidan' milik Shaggy Dog. Lagu tersebut sangatlah populer sejak awal dirilisnya hingga sekarang. Sejak awal kemunculannya 23 tahun lalu tepatnya 1 Juni 1997, grup band asal Yogyakarta Shaggy Dog memang tak pernah lekang oleh zaman.
Band yang mengusung aliran SKA ini, merupakan salah satu band lama yang masih solid dan eksis hingga saat ini. Shaggy Dog kini telah melewati usia 23 tahun berbekal enam album sepanjang diskografinya.
-
Apa yang istimewa dari Yogyakarta? Pada zaman pendudukan Jepang, wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta disebut dengan istilah Yogyakarta Kooti.
-
Mengapa Griya Moeziek Kayutangan sering didatangi musisi? “Rumah ini jadi tempat kumpulnya anak-anak musik. Gitaris God Bless, Ian Antono juga sering main ke sini. Dulu juga sempat ke sini sama Ahmad Albar, Gombloh,” kata Handoko, mengutip laman Pemkot Malang, Minggu (9/7).
-
Apa yang dinikmati oleh Kasad dan keluarganya di Yogyakarta? Saat sampai di Yogyakarta, ketiganya langsung menikmati kuliner khas kota tersebut. Mereka tampak datang dan menikmati sajian khas dari Yogyakarta yaitu Gudeg.
-
Di mana Museum Musik Kamsidi berada? Museum Musik Kamsidi berada di sebuah bangunan kuno di Jalan Haryo Panular 28 B, Panularan, Laweyan, Surakarta.
-
Kenapa Agus Sarondeng menyukai musik campursari? Pria kelahiran Agustus 1960 ini menyukai musik campursari karena jenis musik ini paling dekat dengan aliran langgam Jawa dan keroncong.
-
Apa yang membuat Sate Tukangan di Yogyakarta begitu istimewa? Sate Tukangan wajib dicicipi saat berburu kuliner pinggir jalan di Kota Yogyakarta. Sate yang satu ini menjadi buruan banyak pecinta kuliner di Kota Yogyakarta. Rasanya diklaim otentik, karena resepnya asli dari Madura.
Melalui video yang diunggah dalam akun Youtube 'apunk65 #GasJon!!', Heru sang vokalis menceritakan kisah perjalanan karier bermusik Shaggy Dog. Berikut ulasannya:
Pertama Manggung di Sayidan
Perjalanan grup band yang beranggotakan Heru, Ricard, Raymond, Lilik, Yoyo, dan Bandizt ini dimulai saat mereka duduk di bangku SMA. Lantaran sering kumpul dan nongkrong bersama di daerah Sayidan Yogyakarta, akhirnya mereka memutuskan untuk membuat band bersama.
Heru juga mengatakan jika dirinya pertama kali manggung secara live di daerah Sayidan. Maka dari itu Shaggy Dog pernah membuat sebuah lagu yang berjudul 'Di Sayidan'.
"Waktu itu Raymaond ngajak manggung, yaudah dan kita pertama kali manggung di Sayidan," kata Heru.
Sayidan sendiri merupakan salah satu daerah di Yogyakarta. Tepatnya di daerah Gondomanan.
Jumlah Personel Awal 9 Lalu Jadi 6 Orang
Heru mengatakan jika awalnya Shaggy Dog memiliki personel berjumlah 9 orang. Namun kini yang tersisa tinggal 6 orang.
"Dulu kan sempat orang 9 terus ada pengurangan. Yaudah karena di umur kayak kita ini jarang yang nongkrong ya sudah akhirnya ber-enam ini," kata Heru.
Beraliran Ska Mulai 1998
Mulai tahun 1998, Shaggy Dog memutuskan untuk menekuni aliran musik SKA setelah sebelumnya tertarik dengan selemen SKA yang ada pada band Rancid dan NOFX dan beberapa band lainnya.
"Jadi mendapat referensi kayak ska, kaset-kaset ska dari teman-teman kita jalur underground nah dari situ kayaknya bakalan booming," kata Heru.
Pernah Menolak Major Label
Heru juga mengungkapkan pada tahun 1998, setelah eksisnya musik aliran SKA, ia dan band-nya sempat menolak sekitar 5 major label.
"Karena kita tahu pada akhirnya kalau trend-nya turun kita dibuang," kata Heru.
Dicaci Maki karena Menerima Major Label
Heru mengaku bahwa Shaggy Dog pernah dicaci maki saat mereka masuk ke sebuah major label. Mereka sempat mendapat cacian dari banyak orang melalui SMS.
Dibayar Rp300 Ribu Saat Awal Manggung
Heru juga mengungkapkan jika di awal karier Shaggy Dog, mereka dibayar dengan angka yang lumayan kecil untuk dibagi ke 9 personil lainnya.
"Dulu kita bayaran itu cuma Rp300 Ribu terus dibagi orang 9 waktu itu. Dapat nasi pecel sama tempe, tapi kita senang kan karena kita juga mencintai proses jadi enggak kerasa oh kita sudah di sini ya," ungkap heru.
Karier Sempat Menurun
Saat trend musik Ska mengalami penurunan, hal tersebut juga berimbas pada Shaggy Dog. Mereka mengaku pernah selama satun tidak ada pentas. Untuk menyambung hidup, mereka bersama sama tinggal di sebuah kontrakan dan menjadi pengrajin kayu.
"Sampai titik baliknya kita di album ke-tiga hidup kita berbalik kayak langsung rise to the top lah," kata Heru.