Kenali Pembagian Iklim Menurut Schmidt Ferguson, Punya 4 Tipe Berdasarkan Curah Hujan
Penjelasan lebih lanjut mengenai pembagian iklim menurut Schmidt Ferguson.
Pembagian iklim menurut Schmidt Ferguson ditentukan berdasarkan siklus data pada curah hujan di suatu daerah atau wilayah. Klasifikasi pembagian iklim menurut Schmidt Ferguson ini kemudian mempunyai empat tipe yaitu iklim basah, iklim agak basah, iklim sedang dan iklim agak kering.
Tipe-tipe iklim tersebut dikembangkan oleh Schmidt dan Ferguson. Keduanya merupakan peneliti sekaligus guru besar dan pejabat dari Lembaga Meteorologi dan Geofisika Fakultas Pertanian Universitas Indonesia pada tahun 1950.
-
Apa itu perubahan iklim? Menurut PBB, perubahan iklim adalah mengacu pada perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca. Pergeseran ini mungkin alami, seperti melalui variasi siklus matahari. Namun sejak tahun 1800-an, aktivitas manusia menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama akibat pembakaran bahan fosil seperti batu bara, minyak dan gas.
-
Kapan Hari Fiksi Iklim Internasional diperingati? Even, ditetapkan peringatan khusus, yaitu Hari Fiksi Iklim Internasional setiap 20 April.
-
Bagaimana cara mengatasi perubahan iklim? Ada beberapa cara mengatasi perubahan iklim yang bisa dilakukan, di antaranya: Mengehmat Energi Salah satu cara mengatasi perubahan iklim adalah menghemat energi. Dengan menghemat energi, kita bisa mengurangi efek rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim.
-
Di mana saja dampak perubahan iklim dirasakan? Perubahan iklim memberi dampak bagi kehidupan sehari-hari. Berikut dampak penyebab perubahan iklim, antara lain: Menurunnya kualitas air. Curah hujan yang terlalu tinggi mengakibatkan penurunan kualitas sumber air.
-
Bagaimana Indonesia mendorong pemerintah agar mengatasi perubahan iklim di Sidang Umum ke-44 AIPA? “Dalam aspek itu, peran dan visi parlemen sangat penting dan besar untuk tidak hentinya selalu mendorong pemerintah agar melakukan segala upaya tidak hanya bisnis as usual, tapi juga out of the box, melampaui daripada konsep-konsep biasa,” ujar Wakil Ketua BKSAP DPR RI ini.
-
Kapan Danau Tempe terbentuk? Dikutip dari kanal YouTube Balai Arkeologi Sulawesi Selatan, Danau Tempe terbentuk sekitar 10.000 tahun lalu atau pada Kala Holosen.
Dengan menghitung intensitas dan siklus curah hujan di suatu wilayah, maka hasilnya dapat menentukan klasifikasi iklim di area tersebut. Lantas bagaimana penjelasan lebih lanjut mengenai pembagian iklim menurut Schmidt Ferguson?
Melansir dari berbagai sumber, Rabu (16/2), simak ulasan informasinya berikut ini.
Pembagian Iklim Menurut Schmidt Ferguson
©2021 Merdeka.com/pexels-pok-rie
Pembagian iklim menurut Schmidt Ferguson mempunyai beberapa tipe berdasarkan jumlah curah hujan. Berikut klasifikasi pembagian iklim menurut Schmidt Ferguson:
a. Bulan Basah (BB)
Jumlah curah hujan lebih dahsyat dari 100 mm/bulan.
b. Bulan Lembab (BL)
Jumlah curah hujan mencapai 60-100 mm/bulan.
c. Bulan Kering (BK)
Jumlah curah hujan kurang lebih sekitar 60 mm/bulan
Langkah Menentukan Pembagian Iklim Schmidt Ferguson
Schmidt dan Ferguson membagi iklim berdasarkan curah hujan dengan rumus Q=jumlah rata-rata bulan kering : jumlah rata-rata bulan basah x 100%. Seduai dengan rumus tersebut, maka pembagian iklim menurut Schmidt Ferguson adalah sebagai berikut:
a. Kategori sangat basah, nilai Q 0-14,3 persen kategori basah, nilai Q 14,3-33,3 persen
b. Kategori agak basah nilai Q 33,3-60 persen kategori sedang, nilai Q 60-100 persen
c. Kategori agak kering, nilai Q 100-167 persen kategori kering, nilai Q 167-300 persen
d. Kategori sangat kering, nilai Q 300-700 persen kategori luar biasa kering, nilai Q lebih dari 700 persen
Melansir dari laman Ruangguru, berikut perkiraan jumlah curah hujan di Indonesia setiap bulannya:
a. Bulan Januari = 130 mm
b. Bulan Februari = 220 mm
c. Bulan Maret = 40 mm
d. Bulan April = 34 mm
e. Bulan Mei = 67 mm
f. Bulan Juni = 50 mm
g. Bulan Juli = 32 mm
h. Bulan Agustus = 23 mm
i. Bulan September = 78 mm
j. Bulan Oktober = 80 mm
k. Bulan November = 189 mm
l. Bulan Desember = 200 mm
Perbedaan dengan Iklim Lain
petapixel.com
1. Iklim Koppen
Seorang Klimatologi keturunan Jerman-Rusia Wladimir Koppen juga membagi iklim berdasarkan curah hujan dan temperatur. Terdapat lima tipe iklim menurut Wladimir Koppen, yakni:
a. Iklim A (iklim hujan tropis)
Temperatur bulanan rata-rata lebih dari 18 derajat celsius, suhu tahunan 20-25 derajat celsius, curah hujan bulanan lebih dari 60 milimeter.
b. Iklim B (iklim kering/gurun)
Curah hujan lebih kecil dari pada penguapan. Terbagi menjadi Iklim stepa dan iklim gurun.
c. Iklim C (iklim sedang basah)
Temperatur bulan terdingin -3-18 derajat celsius. Terbagi menjadi: Cs (iklim sedang laut dengan musim panas yang kering), Cw (iklim sedang laut dengan musim dingin yang kering), dan Cf (iklim sedang darat dengan hujan dalam semua bulan)
d. Iklim D (iklim dingin)
Temperatur bulan terdingin kurang dari 3 derajat celsius, temperatur bulan terpanas lebih dari 10 derajat celsius. Terbagi menjadi Dw (iklim sedang di darat dengan musim dingin yang kering), dan Df (iklim sedang di darat dengan musim dingin yang lembab).
e. Iklim E (iklim kutub)
Bulan terpanas temperaturnya kurang dari 10 derajat celsius. Terbagi menjadi Et (Iklim tundra), dan Ef (Iklim salju).
2. Iklim Oldeman
Hampir serupa dengan Schmidt Ferguson, tipe iklim Oldeman juga ditentukan berdasarkan curah hujan bulanan. Akan tetapi, kriterianya berbeda dengan Wladimir Koppen dan Schmidt-Ferguson. Adapun kriteria bulan basah yang digunakan Oldeman adalah sebagai berikut:
a. Bulan basah
Apabila curah hujan lebih dari 200 milimeter.
b. Bulan lembab
Apabila curah hujannya 100 - 200 milimeter.
c. Bulan kering
Apabila curah hujannya kurang dari 100 milimeter.
Berdasarkan perhitungan tersebut, Oldeman turut membagi iklim menjadi lima tipe iklim yakni:
- Iklim A: bulan basah lebih dari 9 kali berturut-turut
- Iklim B: bulan basah 7-9 kali berturut-turut
- Iklim C: bulan basah 5-6 kali berturut-turut
- Iklim D: bulan basah 3-4 kali berturut-turut
- Iklim E: kurang dari 3 bulan basah berturut-turut