Kisah Pria Amerika Serikat jadi Mualaf, Sempat Ragu Karena Datang ke Masjid Dua Kali Tak Ada Orang
Awalnya ia sempat dirundung rasa keraguan karena telah dua kali datang ke masjid namun tak bertemu siapapun.
Awalnya ia sempat ragu karena telah dua kali datang ke masjid namun tak bertemu siapapun.
Kisah Pria Amerika Serikat jadi Mualaf, Sempat Ragu Karena Datang ke Masjid Dua Kali Tak Ada Orang
Kisah bule pria asal Amerika Serikat belum lama ini begitu menyentuh hati, khususnya bagi para kaum muslimin.
Usai melalui perjalanan panjang, ia membulatkan tekat menjadi seorang mualaf. Ada pengalaman menarik sebelum dia memutuskan untuk memeluk agama Islam.
Awalnya ia sempat dirundung rasa keraguan karena telah dua kali datang ke masjid namun tak bertemu siapapun.
- Ada Berapa Jumlah Masjid di Amerika Saat Ini? Begini Kisah Lika-Liku Pendirian Masjid di AS
- Pria Ini Bertemu Sahabat Lamanya Berkat Konten Makan Gratis di Masjid Pemuda Indonesia, Begini Kisahnya
- Heboh Rebutan Takjil di Indonesia, Pria ini Tunjukkan Takjil Gratis di Masjid Nabawi, Makanannya Melimpah
- Kisah Kiai Ahli Al-Qur'an Asal Kudus, Tak Punya Biaya ke Tanah Suci Berujung Naik Haji Gratis Bareng Istri
Lantas apa yang kemudian membuatnya yakin menjadi seorang muslim?
Simak selengkapnya dalam ulasan kisah inspiratif berikut, Rabu (3/4).
Seorang pria bernama Robin Lima, bule asal Amerika Serikat ini menjadi sorotan usai memutuskan memeluk agama Islam. Sebelumnya, ia mengaku beragama Katolik.
Melansir dari unggahan video unggahan akun TikTok @jalur.hidayah, ia mengaku tak yakin dengan agama yang dipeluk sebelumnya.
“Saya tidak pernah tertaut pada agama itu. Saya sudah baca Alkitab namun ada beberapa hal yang menurut saya tidak masuk akal. Saya utarakan pertanyaan ke pendeta, tapi dia tidak bisa memberikan jawaban yang jelas,” tutur Robin dalam bahasa Inggris.
Hingga pada suatu saat pria tampan itu mengingat pernah membaca tulisan jika agama Islam merupakan agama paling cepat berkembang di dunia. Dari sinilah ia yakin bahwa agama Islam bukanlah agama yang buruk.
“Sekitar 3 tahun kurang lebih saya pelan-pelan mempelajari agama Islam secara terus-menerus. Di tahun lalu, itu benar-benar mengubah saya yang mulai sering menonton ragam video dari orang-orang yang berbicara tentang keindahan Islam,”
kata Robin menambahkan.
Keyakinannya semakin bulat, ia pun secara diam-diam mulai membeli Alquran dan telah menyelesaikan bacaannya selama satu bulan. Siapa sangka, seluruh isi yang ada di dalam kitab suci umat Islam itu semuanya cocok dengan hati Robin.
Namun keraguan kembali bergejolak ketika Robin mencoba mendatangi masjid untuk pertama kalinya dan tak berhasil bertemu dengan siapapun.
Kejadian yang sama dialami dalam percobaan keduanya sehingga ia memutuskan untuk merenung.
“Saya mulai meragu, mungkin ini bukan untuk saya. Sebelum saya pulang, saya berpikir tak akan pernah datang lagi dan bilang ‘Allah, tolong berikan saya tanda’ dan sesaat sebelum saya pergi ada sebuah mobil berhenti dan ternyata adalah seorang saudara muslim,” tutur dia.
Robin menghampiri sosok muslim yang dijumpainya. Ia begitu takjub ketika diajak masuk ke dalam masjid dan memberikannya Alquran berbahasa Arab secara gratis.
Di lain kesempatan ia juga sempat dipertemukan dengan seorang imam di masjid. Mereka melakukan diskusi tentang agama Islam dengan sangat menyenangkan.
“Dalam hati saya, saya tahu ini adalah pilihan yang tepat. Beberapa minggu kemudian saya bersyahadat dan Alhamdulillah saya menjadi seorang muslim,” pungkas dia.