Ada Berapa Jumlah Masjid di Amerika Saat Ini? Begini Kisah Lika-Liku Pendirian Masjid di AS
Pembangunan rumah ibadah, termasuk masjid, memerlukan proses administrasi dan perizinan yang berbeda di setiap negara.
Jumlah masjid di Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan, kini mencapai 2.700 unit. Kenaikan ini tercatat sebesar 31 persen sejak tahun 2010. Data ini diperoleh dari survei yang dilakukan oleh Institute for Social Policy and Understanding, sebuah organisasi nirlaba yang aktif dalam penelitian tentang pemeluk agama Islam di AS.
Membangun tempat ibadah, termasuk masjid, memerlukan izin zonasi khusus dari pemerintah daerah, yang biasanya memiliki regulasi yang berbeda di setiap negara bagian di Amerika Serikat. Izin zonasi adalah dokumen yang memberikan izin untuk mendirikan bangunan baru atau melakukan perubahan pada bangunan yang telah ada.
-
Siapa yang membangun masjid itu? Situs ini merupakan sebuah masjid yang dibangun dari tanah dan batu oleh dinasti abad pertengahan yang berkuasa di Afrika Utara dan Spanyol.
-
Di mana masjid itu? Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Kapan masjid itu dibangun? Situs arkeologi Alto da Vigia, di dekat Praia das Maçãs di garis pantai Sintra, mengungkap keberadaan masjid kedua yang berasal dari abad ke-11 dan ke-12 ini.
-
Mengapa masjid ini penting? Masjid yang berasal dari abad ke-12 ini dibangun di lokasi di mana dinasti Almohad mendirikan ibu kota pertamanya di lembah terpencil di Pegunungan Atlas sebelum akhirnya merebut Marrakech.
-
Dimana masjid bersejarah itu berada? Situs ini merupakan sebuah masjid yang dibangun dari tanah dan batu oleh dinasti abad pertengahan yang berkuasa di Afrika Utara dan Spanyol.
Menurut laporan VOA Indonesia pada Senin (16/9/2024), organisasi Indonesian Muslim Association in America (IMAAM), yang telah berdiri sejak tahun 1993, mengelola masjid IMAAM Center yang terletak di Silver Spring, Maryland, tidak jauh dari ibu kota AS, Washington, D.C.
Masjid ini diresmikan oleh mantan presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, dan mulai beroperasi pada tahun 2014 di sebuah bangunan yang sebelumnya telah memiliki izin zonasi untuk rumah ibadah, tetapi kemudian dijual. "Ketika kami mengakuisisi dan membeli tempat ini, kami melibatkan badan hukum untuk melakukan studi.
Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa di Amerika, jika kami menyatakan ini sebagai rumah ibadah, mereka akan memberikan izin," ungkap Arif Mustofa, presiden Indonesian Muslim Association in America, kepada VOA baru-baru ini. "Apapun bentuk ibadahnya, apakah itu menyembah sapi, matahari, atau api, selama itu dianggap ibadah, izin akan diberikan," tambahnya. Arif juga menjelaskan bahwa pengalihan izin zonasi untuk rumah ibadah di Amerika Serikat adalah praktik yang umum, mengingat proses yang diperlukan untuk mengubah fungsi zonasi suatu bangunan.
Proyek Pembangunan Masjid
Saat ini, IMAAM sedang merencanakan pembangunan masjid kedua yang akan dibangun dari nol dengan konsep dan desain yang mencerminkan budaya Indonesia.
"Terdapat kubah, serta interior dengan kaligrafi," jelas Arif. Di tempat lain, organisasi Indonesian American Muslim Community (IAMC) yang berada di Sugar Land, sekitar 31 km dari Houston, Texas, juga sedang melakukan pembangunan masjid secara bertahap. Sejak didirikan pada tahun 2012, organisasi ini telah mengelola masjid sementara bernama Istiqlal yang beroperasi sejak 2015.
Bangunan sementara tersebut sebelumnya telah mendapatkan izin zonasi untuk rumah ibadah sebelum dialihkan menjadi masjid Istiqlal.
Menyediakan Dukungan untuk Berbagai Aktivitas
Dengan pembangunan masjid yang lebih besar di lokasi yang sama, IAMC berambisi untuk meningkatkan jumlah kegiatan yang dapat dilakukan.
"Kami telah merancang masjid tersebut dengan estimasi biaya sekitar 3 juta dolar AS. Rencana awal kami adalah mengumpulkan dana hingga mencapai jumlah tersebut sebelum memulai pembangunan dari awal," kata Eka Kristanto, Presiden Indonesian American Muslim Community, kepada VOA.
Namun, karena tantangan biaya, IAMC memutuskan untuk mengubah pendekatan pembangunan masjid menjadi tiga tahap dengan desain yang sangat sederhana. Saat ini, mereka telah berhasil mengumpulkan dana untuk tahap pertama dan sedang menunggu izin dari pemerintah daerah untuk melanjutkan pembangunan.
"Kami berharap setelah bangunan terlihat, penggalangan dana akan semakin lancar, sehingga kami dapat mengumpulkan dana untuk tahap kedua, yaitu menyelesaikan lantai kedua yang diperuntukkan bagi perempuan, dan tahap ketiga adalah penyelesaian akhir," tambah Eka.