Marah PDIP Usul Polri di Bawah TNI Lagi, Kecewa Ada Jenderal Tembak Ajudan Sampai Polisi Dor Polisi
Deddy memberi saran agar Polri di bawah naungan Panglima TNI atau berada di bawah Kemendagri.
Politikus PDI Perjuangan Deddy Sitorus menyindir kinerja TNI dan Polri selama Pilkada maupun Pemilu 2024. Menurut Deddy, justru banyak kesalahan yang dilakukan.
Deddy mencontohkan buruknya kinerja Polri, sehingga banyak aksi kriminal yang dilakukan para anggota dari Korps Bhayangkara.
- PDIP Ingin Polri di Bawah TNI, Kerjanya Cuma Atur Lalu Lintas dan Patroli di Perumahan
- Pecah Bintang, Perwira Polisi ini Bahagia Sampai Bertekuk Lutut Cium Tangan Kapolri dan Orangtua
- Terungkap Alasan Pria Ini Nekat Menjadi Polisi Gadungan di Jaktim
- Jenderal TNI Melongo Melihat Pria Asal Papua Miliki Tinggi 149 CM Lolos Jadi Polisi 'Bisa Masuk'
Deddy menambahkan mengenai solusi yang ditawarkan PDIP. Dia memberi saran agar Polri di bawah naungan Panglima TNI atau berada di bawah Kemendagri. Berikut ulasan selengkapnya, dilansir dari kanal YouTube MerdekaDotCom, Senin (2/12).
Usul Deddy soal Polri
Pemilihan Umum (Pemilu) hingga Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang baru saja berlangsung beberapa waktu lalu memicu kritikan keras dari PDIP.
Melalui politikusnya, Deddy Sitorus menjabarkan jika proses Pemilu di beberapa waktu lalu secara tidak langsung ditunggangi oleh institusi Polri.
Lantaran hal ini, Deddy mengusulkan agar institusi yang kini dipimpin Jenderal Listyo Sigit Prabowo itu dapat kembali berada di bawah naungan TNI atau Kementerian Dalam Negeri alias Kemendagri.
"Perlu diketahui bahwa kami sedang mendalami kemungkinan atau mendorong kembali agar Polri kembali di bawah kendali Panglima TNI atau agar Polri dikembalikan di bawah Kementerian Dalam Negeri," ungkapnya.
Jabarkan Tugas Polri di Masa Depan
Lebih lanjut, Deddy mengusulkan agar tugas Polri setelah berada di bawah naungan TNI atau Kemendagri yakni hanya berupa patroli, lalu lintas, hingga reserse saja.
"Tugas Polri apabila mungkin nanti DPR menyetujui, menjaga lalu lintas kita agar aman dan nyaman, berpatroli dari rumah ke rumah agar masyarakat tidur dengan nyenyak, ada bagian reserse yang mengusut mengurai menyelesaikan masalah hingga ke pengadilan," katanya.
Di luar beberapa hal tersebut, Deddy menyarankan agar Polri tak perlu ikut berperan. Sebab, dia menyebut jika masih ada begitu banyak institusi yang bisa didorong untuk menyelesaikan tugas di luar kedinasan Polri.
"Di luar itu, saya kira tidak perlu lagi karena negara ini masih banyak memiliki institusi yang bisa dipakai," sambungnya.
Ungkap Kasus Polri di Masa Lampau
Dalam kesempatan itu, Deddy turut menegaskan jika kini saatnya anggota Polri dapat segera melakukan refleksi diri.
Sebab, ada banyak kasus di masa lampau yang menurutnya membuat institusi Polri kian terperosok. Dia menyoroti soal konflik internal berupa narkoba, hingga Ferdy Sambo.
"Kesempatan untuk merefleksi bagi seluruh bhayangkara di Indonesia, bagaimana begitu marak kasus narkoba, penembakan rakyat tidak bersalah, bahkan jenderal polisi bisa menembak ajudannya, sesama polisi saling tembak. Ada masalah yang mendalam di Polri, masih saja bisa cawe-cawe dalam Pilkada," tegasnya.
"Kami menyerukan kepada seluruh bhayangkara di Indonesia, selamatkan, jangan biarkan di bawah terpuruk dan jatuh ke dalam lumpur," imbuhnya.