Mengenang Jejak Bung Karno di Bengkulu Hingga Jatuh Hati pada Fatmawati
Saat zaman penjajahan Soekarno diasingkan oleh Belanda sejak 1938 hingga 1942 ke Bengkulu. Dalam pengasingan Bung jatuh hati pada Fatmawati, seorang putri bangsawan di Bengkulu.
Sosok presiden pertama Indonesia, sekaligus pahlawan revolusi, Ir. Soekarno pernah diasingkan ke Bengkulu oleh penjajah karena pemikiran dan perjuangannya. Di tengah pengasingan, Soekarno jatuh cinta pada Fatmawati binti Hasan Din.
Fatmawati adalah seorang perempuan muda, anak dari tokoh pemuka agama di Bengkulu, Hasan Din. Kisah pertemuan dan hubungan asmara Soekarno dan Fatmawati kembali diceritakan Sukmawati Soekarno Putri, anak sulung sang proklamator.
-
Di mana Fatmawati bertemu dengan Soekarno? Peninggalan rumah Fatmawati di Bengkulu ini dulunya menjadi saksi bisu pertemuan dirinya dengan Presiden Soekarno saat pengasingan.
-
Bagaimana reaksi Soekarno saat bertemu Kartika? Bung Karno yang mengetahui kedatangan istri dan putrinya, seketika mengulurkan tangan dan seolah-olah ingin mencapai tangan Kartika.
-
Dimana Soekarno diasingkan? Penganan Pelite rupanya juga menjadi kue favorit Bung Karno saat berada dipengasingan di Kota Muntok sekitar tahun 1949.
-
Mengapa rumah Fatmawati menjadi saksi bisu kisah percintaan Soekarno dan Fatmawati? Setelah menjalin asmara, mereka berdua memutuskan untuk melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan. Rumah dengan luas 500 meter itu menjadi saksi bisu kisah percintaan Soekarno dan Fatmawati.
-
Dimana Kartika Soekarno dibesarkan? Setelah kepergian sang ayah, Kartika mengikuti ibunya ke Paris, di mana ia dibesarkan.
-
Kenapa Kue Pelite menjadi favorit Soekarno? Menurut masyarakat setempat, dulunya Bung Karno sering dibawakan makanan oleh masyarakat setempat. Dari semua makanan yang dibawakan kepadanya, Kue Pelite ini adalah favoritnya.
"Pertemuan insinyur Soekarno yang tadinya dibuang penjajah Belanda dari pemerintah itu, dari Flores Ende harus pindah ke Kota Bengkulu tahun '42. Di kota inilah bertemu dengan gadis cantik, adalah Fatmawati binti Hasan Din," cerita Sukmawati di acara peresmian Monumen Pahlawan Nasional Fatmawati Soekarno di Bengkulu, Rabu (5/1) kemarin.
Bung Karno Dibuang ke Bengkulu
Jauh sebelum diasingkan penjajah ke Bengkulu, Bung Karno terlebih dahulu diasingkan ke Flores Ende karena pemikiran dan pengaruhnya. Ia tergabung dalam Jong Java tahun 1915 dan aktif dalam organisasi politik, hingga mendirikan Partai Nasional Indonesia tahun 1927.
2012 Merdeka.com/dok
Agustus 1933, Soekarno diasingkan ke Flores, setahun setelah dibebaskan dari penjara. Walau hampir terlupakan pengaruhnya, Soekarno masih terus berjuang lewat surat dengan gurunya, Ahmad Hasan.
Karena pemikiran dan pengaruh Soekarno masih hidup selama berada di pengasingan, Belanda memindahkan Soekarno ke Bengkulu tahun 1938. Saat berada di Bengkulu inilah, timbul gejolak di tubuh kekuasaan Belanda.
Awal Pertemuan dengan Fatmawati
Soekarno berada di Bengkulu selama kurang lebih empat tahun, dari tahun 1938 hingga 1942. Saat berada di Bengkulu, Soekarno sudah memiliki istri, Inggit Garnasih yang dinikahi tahun 1923. Di tengah hubungan jarak jauh Soekarno dan Inggit, hadir sosok Fatmawati.
2012 Merdeka.com/dok
Bung Karno berjumpa dengan Fatmawati saat putri tokoh Muhammadiyah itu berusia belasan tahun. Perbedaan usia dan status tidak menjadi penghalang niat Soekarno untuk meminang Fatmawati.
Belum terlaksana keinginan tersebut, terjadi gejolak perjuangan. Tahun 1942, Perang Dunia II pecah, dan Belanda kocar-kacir. Jepang datang mengambil alih kekuasaan Belanda di Indonesia. Soekarno dijemput dari Bengkulu ke Jakarta.
Menikah di Tengah Perjuangan Kemerdekaan
Sebelum bertolak kembali ke Jakarta, Soekarno berpesan kepada ayah Fatmawati, Hasan Din untuk tidak menerima lamaran dari pria manapun kecuali Soekarno.
"Di situ sudah dititipkan pesan kepada Pak Hasan Din, dan kepada Ibu saya Fatmawati. Beliau berkata, jangan dikasih gadis Fatmawati kepada siapa-siapa, adalah takdir saya untuk persunting nanti menjelang kemerdekaan," cerita Sukmawati.
Setahun kemudian, Soekarno dan Fatmawati menikah, dengan diwakilkan kerabat Bung Karno, Opsetter Sardjono. Baru pada 1 Juni 1943, Fatmawati diantarkan orang tuanya ke Jakarta dan tinggal bersama sang. Di tahun yang sama, Soekarno menceraikan Inggit karena tidak mau dimadu.
Sosok Fatmawati
Saat menikah dengan sang proklamator, Fatmawati baru berusia 20 tahun dan terpaut 22 tahun dari Soekarno. Fatmawati lahir pada 5 Februari 1923 dengan nama asli Fatimah. Ia merupakan keturunan bangsawan dari Kerajaan Indrapura Mukomuko.
2020 Merdeka.com
Walau memiliki darah bangsawan, Hasan Din tidak pernah memanjakan putri-putrinya. Selain memiliki sifat bijaksana dan mengayomi, Fatmawati dikenal sebagai pengagum karya seni.
Penampilan tari Fatmawati di Sendratari Poetri Kentjana Boelan, putri Hasan Din ini memamerkan kebolehannya menari. Kepiawaian menari ini juga yang menarik hati Seokarno yang saat itu menjadi pembina sanggar.
Peran Fatmawati dalam Kemerdekaan RI
Setelah menikah dan diboyong ke Jakarta, Fatmawati tinggal bersama sang proklamator yang saat itu tengah disibukkan dengan persiapan kemerdekaan Indonesia. Bersama Fatmawati, Soekarno dikaruniai lima orang anak, Guruh, Sukmawati, Rachmawati, Megawati, dan Guntur.
Setahun sebelum proklamasi kemerdekaan, Guntur Soekarnoputra lahir, tepatnya 3 November 1944. Bersamaan dengan lahirnya Guntur, perjuangan kemerdekaan semakin bergejolak. Soekarno disibukkan dengan berbagai macam kegiatan terkait penyusunan kemerdekaan Republik Indonesia.
Di tahun 1945, Soekarno memberikan tugas kepada Fatmawati untuk menjahit bendera. Menyatukan dua kain berwarna merah dan putih, yang hingga kini kita sebut sebagai bendera pusaka. Bendera hasil jahitan Fatmawati itu, berkibar bersamaan dengan proklamasi kemerdekaan, 17 Agustus 1945.