Pengertian Hadis Beserta Syarat dan Unsurnya, Wajib Diketahui Umat Islam
Keberadaan hadis, menjadi pelengkap dan menyempurnakan supaya umat tidak salah paham dalam memaknai setiap ayat atau ajaran agama. Saat umat mempertanyakan hal baru dan belum terdapat di AlQuran serta hadis, maka diambil dari Ijma'. Kemudian berlanjut baru dijelaskan dan diperkuat dengan adanya Qiyas.
Pengertian hadis adalah segala yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang menjadi tumpuan umat Islam hingga saat ini. Ajaran agama Islam memiliki kitab suci AlQuran sebagai petunjuk hidup. Hadis sebagai sumber hukum kedua setelah AlQuran.
Keberadaan hadis, menjadi pelengkap dan menyempurnakan supaya umat tidak salah paham dalam memaknai setiap ayat atau ajaran agama. Saat umat mempertanyakan hal baru dan belum terdapat di AlQuran serta hadis, maka diambil dari Ijma'. Kemudian berlanjut baru dijelaskan dan diperkuat dengan adanya Qiyas.
-
Di mana Syekh Nurjati menyebarkan agama Islam? Ia bergerak mengenalkan Islam ke wilayah barat pulau Jawa melalui semenanjung Malaka hingga ke pelabuhan Nagari Singapura yang saat ini merupakan wilayah Cirebon, Jawa Barat.
-
Apa arti dari kata "Islam"? "Mengutip dari situs mui.or.id, kata Islam berasal dari kata dari “aslama”, “yuslimu”, “islaaman” yang berarti tunduk, patuh, dan selamat. Islam berarti kepasrahan atau ketundukan secara total kepada ajaran-ajaran Islam yang diberikan oleh Allah SWT."
-
Apa yang menjadi pusat penyebaran Islam di Sidoarjo pada masa silam? Masjid Jami' Al Abror di Jalan Kauman Desa Pekauman merupakan salah satu saksi bisu sejarah berdirinya Kabupaten Sidoarjo. Masjid ini juga merupakan pusat penyebaran Islam di Sidoarjo pada masa silam.
-
Kenapa Syahadatain penting dalam Islam? Syahadatain adalah pintu gerbang masuk ke dalam Islam. Dengan mengucapkan syahadatain, seseorang menunjukkan bahwa ia telah membebaskan diri dari segala bentuk syirik, kemusyrikan, dan api neraka. Ia juga menunjukkan bahwa ia telah mengikuti ajaran yang benar dan sesuai dengan sifat Allah yang Maha Esa.
-
Mengapa Syekh Nurjati menyebarkan agama Islam? Setelah ilmunya dirasa cukup, ia kemudian memulai misinya untuk mengenalkan ajaran Islam.
-
Bagaimana Syekh Nurjati menyebarkan agama Islam di Cirebon? Mereka diterima baik oleh penguasa setempat bernama Ki Gendeng Tapa pada tahun 1420, dan diberikan izin untuk mendirikan permukiman di Pesambangan, Giri Amparan Jati (bukit kawasan Gunung Jati). Di sana ia bersama rombongan mulai giat berdakwah, dan mengenalkan Agam Islam secara baik, perlahan dan bijaksana.
Ajaran Islam tidak memaksa, jika dipahami lebih mendalam dan memaknai pengertian hadis sebenarnya. Semua kembali pada diri sendiri, bagaimana menyikapi berbagai masalah. Keberadaan hadis, ijma' dan qiyas sebagai pedoman dalam memahami syariat Islam sesuai firman Allah SWT dalam AlQuran.
Berikut pengertian hadis beserta syarat dan unsurnya yang wajib diketahui oleh umat Islam.
Pengertian Hadis
2.bp.blogspot.com
Secara bahasa, hadis berarti berbicara, perkataan, percakapan. Hadis disebut juga 'Sunnah', yang secara istilah berarti segala perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan landasan syariat Islam.
Melansir dari NU online, hadis adalah setiap informasi yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sehingga saat dikatakan, "Rasulullah SAW pernah berkata" atau "Rasulullah SAW pernah melakukan..", secara tidak langsung pernyataan tersebut bisa dikatakan hadis.
Kendati demikian, setiap informasi yang mengatasnamakan Rasulullah harus benar-benar valid. Sebab terdapat banyak berita yang memalsukan hadis demi kepentingan tertentu.
Kategori Hadis Berdasar Kualitas
Demi menjaga keabsahan hadis, para ulama membagi hadis berdasarkan kualitasnya dalam tiga kategori, yakni hadis shahih, hadis hasan, hadis dhaif.
Setelah memahami pengertian hadis, kini beralih pada ketiga kategori hadis yang didasarkan pada pertimbangan unsur dan semua syarat telah terpenuhi. Berikut uraian ketiga kategori hadis:
1. Hadis Shahih
Kategori yang pertama ialah hadis shahih, yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang berkualitas dan tidak lemah hafalannya. Kemudian dalam sanad dan matannya tidak ada syadz (kejanggalan) dan 'ilat (cacat). Mengutip dari NU online, Mahmud Thahan dalam Taisir Musthalahil hadis menjelaskan hadis shahih adalah:
"Setiap hadis yang rangkaian sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang adil dan dhabit dari awal sampai akhir sanad, tidak terdapat di dalamnya syadz dan 'illah."
Beberapa contoh periwayat hadis yang dianggap shahih, seperti Imam Bukhari, Imam Muslim, At-Turmudzi, Abu Dawud dan masih banyak lagi. Serta muttafaqun alaih untuk sebutan untuk hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim secara bersamaan.
Rangkuman syair yang digubah oleh Imam Al-Bayquni dalam Nadham Bayquni mengenai hadis shahih, memiliki 5 syarat penting yaitu:
"Pembagian hadis yang pertama adalah shahih, yaitu sanadnya bersambung serta tidak terdapat syadz atau illat, diriwayatkan oleh perawi yang adil serta dhabit serta kuat dhabit dan periwayatannya."
2. Hadis Hasan
©2020 Merdeka.com
Berurutan, hadis yang terbilang lebih lemah dari shahih. Secara bahasa, hasan artinya baik. Sehingga terkadang hadis kategori kedua ini masih kerap dianggap boleh menjadi dasar hukum.
Masih dari lansiran yang sama, hadis hasan adalah hadis yang rangkaian sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang adil dan dhabit, tidak terdapat syadz (kejanggalan) dan 'illah (cacat). Kualitas hafalan perawi hadis hasan tidak sekuat hadis shahih.
3. Hadis Dhaif
Kategori hadis yang terakhir ialah hadis dhaif atau lemah. Hadis yang tidak memenuhi persyaratan hadis shahih dan hadis hasan. Disebutkan dalam Mandzumah Bayquni, hadis dhaif ialah:
"Setiap hadis yang kualitasnya lebih rendah dari hadis hasan adalah dhaif dan hadis dhaif memiliki banyak ragam."
Sehingga hadis dhaif tidak bisa dijadikan sebagai sumber hukum. Sebaiknya, saat menyelesaikan masalah baru, berurutan dasar hukum dari AlQuran, lalu hadis, baru ke ijma' atau kesepakatan para ulama, dan baru qiyas. Selanjutnya bila masih belum ada titik terang dengan mempertimbangkan melalui Istihsan, Ijtihad, lalu Urf.
Unsur Hadis
Pengertian hadis bisa dianggap sempurna manakala memenuhi lima unsur penting, yakni rawi, sanad, mukharrij, shiyaghul ada' dan matan hadis. Kelima unsur tersebut sebagai pertimbangan penilaian sebuah riwayat, masuk dalam kategori shahih, hasan, atau dhaif.
Memahami lebih dalam kelima unsur melalui contoh hadis berikut: "Imam Al-Bukhari berkata, 'Musaddad telah bercerita kepada kami,
ia berkata, 'Yahya telah bercerita kepada kami, dari Syu’bah, dari Qatadah, dari Anas RA, dari Nabi Muhammad SAW.’ Dari Husain Al-Mu’allim, ia berkata, 'Qatadah telah bercerita kepada kami, dari Anas, dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda,
'Tidak sempurna iman salah seorang kalian sehingga ia mencintai saudaranya sama seperti ia mencintai dirinya sendiri.’’"
1. Rawi
Melansir dari NU online, rawi adalah informan atau seseorang yang menyampaikan riwayat dari Nabi Muhammad SAW yang terdiri atas sahabat, tabi'in, tabi't tabi'in, dan seterusnya. Sifat yang harus dimiliki seorang rawi ialah:
- Tidak banyak salah.
- Teliti.
- Bukan pembohong.
- Bukan ahli Bid'ah.
- Bukan orang yang ragu-ragu.
- Tidak fasik.
- Kuat hafalannya.
- Tidak sering bertentangan dengan para rawi yang kuat.
- Minimal dikenal oleh dua orang ahli hadis pada masanya.
Melalui contoh hadis di atas, maka yang disebut sebagai rawi, nama-nama seperti Musaddad, Yahya, Syu’bah, Qatadah, Husain Al-Mu’allim, dan Anas, selaku informan hadis.
2. Sanad
Unsur hadis yang kedua ialah sanad. Masih dari kutipan yang sama, sanad merupakan silsilah atau kumpulan rawi dari sahabat hingga orang terakhir yang meriwayatkannya. Pengertian sanad sebenarnya telah ada sebelum Islam datang, sebagai referensi kala itu.
Selanjutnya unsur sana dari hadis di atas, kumpulan silsilah atau rangkaian nama-nama rawi dari Musaddad hingga kepada Anas bin Malik. Sanad inilah yang akan menentukan kualitas dari hadis apakah sahih, hasan, atau dhaif.
3. Mukharrij
Kemudian unsur ketiga, mukharrij ialah rawi terakhir yang menuliskan riwayat yang ia dapat dalam sebuah catatan atau karya pribadinya.
Melalui contoh hadis di atas tadi, yang disebut sebagai mukharrij adalah Imam Al-Bukhari. Sosok yang rawi terakhir yang membukukan hadis itu dalam kitabnya sendiri yaitu Kitab Shahihul Bukhari.
4. Shiyaghul ada'
Unsur hadis yang keempat, shiyaghul ada' ialah redaksi yang dipakai oleh seorang rawi dalam meriwayatkan sebuah hadis.
Dari contoh hadis, yang dimaksud shiyaghul ada' adalah lafadz-lafadz seperti haddatsana, 'an, qala, dan lain-lain. Redaksi-redaksi ini yang nantinya memengaruhi kualitas sebuah sanad, khususnya dalam hal apakah sanad tersebut bersambung sampai kepada Nabi atau terputus.
5. Matan
Unsur hadis yang terakhir, matan adalah redaksi dari riwayat yang disampaikan oleh masing-masing rawi dari perkataan atau perbuatan Nabi Muhammad SAW.
Melalui contoh hadis, maka yang dimaksud matan adalah isi hadisnya, yaitu "Tidak sempurna iman salah seorang kalian sehingga ia mencintai saudaranya sama seperti dia mencintai dirinya sendiri."
Syarat Sanad Hadis
2.bp.blogspot.com
1. Ittishalus Sanad
Syarat sebuah hadis yang pertama ialah ittishalus sanad atau sanadnya bersambung. Baik itu marfu' (tersambung sampai Rasulullah SAW) atau mauquf (sampai sahabat saja).
2. Perawi Semasa dengan Guru
Dilansir dari artikel NU online yang lain, cara untuk mengetahui bahwa perawi tersebut semasa atau tidak adalah dengan memeriksa tahun wafatnya di kitab tarajim. Jika seorang perawi lahir sebelum gurunya wafat, maka bisa dipastikan bahwa dia semasa.
3. Perawi Mendengarkan Langsung
Syarat sanad yang baik selanjutnya ialah perawi mendengarkan langsung dari sang guru. Bisa jadi ada rawi yang pernah bertemu dengan gurunya, tetapi tidak pernah meriwayatkan hadis dari orang tersebut. Hal inilah yang disebut dalam musthalah hadis sebagai mursal khafi.
4. Rawi Bertemu Gurunya
Syarat sanad hadis dipercaya berikutnya, memastikan bahwa rawi tersebut bertemu dengan gurunya. Sebab ada beberapa perawi yang satu masa tapi tidak pernah bertemu.
Caranya dengan memeriksa makanur rihlah (tempat-tempat yang pernah dikunjungi) untuk mencari hadis. Sebagai bukti mereka pernah berjumpa.
5. Menggunakan Sighat Ada'
Syarat berikutnya menggunakan sighat ada' yang pasti atau jazm, seperti: سمعت" أو "حدثنا". Bukan menggunakan sighat tamridl (ruwiya an, hukiya an, atau kalimat lain yang mabni majhul).
6. Rawi Masuk Daftar Murid
Syarat sanad yang baik, bahwa perawi tersebut masuk dalam daftar murid gurunya di kitab tarajim. Biasanya dalam kitab tarajim, nama-nama tersebut disebutkan setelah kata rawa anhu (روى عنه) dalam biografi gurunya.
7. Guru Masuk Daftar Guru Perawi
Syarat selanjutnya dapat dipastikan bahwa guru tersebut juga masuk dalam daftar guru para rawi. Hal ini bisa diperiksa sebagaimana poin sebelumnya. Biasanya nama tersebut tercantum setelah kata rawa an (روى عن).
8. Gurunya Tidak Muttashil
Tidak ada ketetapan dari para imam hadis bahwa periwayatan rawi dari gurunya tersebut tidak muttashil. Semisal dijumpai dalam kitab tarajim, ungkapan para ulama bahwa rawi tersebut mudallis dari fulan. Seperti: Qala Ibnu Hatim, fulan mudallis an fulan, dan lain sebagainya.
9. Tidak Mursal
Syarat yang terakhir ialah tidak adanya ketetapan dari para Imam bahwa periwayatan seorang rawi dari gurunya mursal. Mursal adalah hadis yang hilang atau tidak disebutkan perawi dari golongan sahabat.
Apabila sebuah riwayat tidak sesuai dengan syarat-syarat tersebut, maka sanad tersebut munqathi’ (walaupun ada istilah khusus dalam beberapa kasus munqathi’). Konsekuensinya adalah sanad tersebut divonis dhaif. Jika sesuai, maka sanad tersebut muttashil.
Syarat Hadis Shahih
Menurut Ta'rif Muhadditsin, suatu hadis bisa dikatakan shahih apabila telah memenuhi lima syarat penting berikut:
1. Sanadnya Bersambung
Setiap rawi dalam sanad hadis menerima periwayat hadis dari periwayat terdekat sebelumnya. Keadaan ini berlangsung demikian sampai akhir anad dari hadits itu.
2. Periwayat Bersifat Adil
Periwayat adalah seorang muslim yang baligh, berakal sehat, adil, selalu memelihara perbuatan taat dan menjauhkan diri dari perbuatan maksiat.
3. Perawi Bersifat Dhabit
Dhabit adalah orang yang kuat hafalannya tentang apa yang telah didengarnya dan mampu menyampaikan hafalannya kapan saja ia menghendakinya.
4. Tidak Tanggal atau Syadz
Syarat hadis shahih selanjutnya, tentu yang tidak bertentangan dengan hadis lain yang sudah diketahui tinggi kualitas ke-shahih-annya.
5. Terhindar dari 'Illat
Hadis yang memiliki cacat atau 'illat, disebabkan adanya hal-hal yang tidak baik atau yang kelihatan samar-samar.