Potret Langka Jerapah Berleher Zig-zag, Ternyata Ini Penyebabnya
Penampakan jerapah berleher zig-zag yang ditemukan di taman nasional di Afrika Selatan.
Penampakan seekor jerapah dengan kondisi leher tak biasa dan berbentuk zig-zag terlihat di Taman Nasional Kruger, Afrika Selatan.
Jerapah sendiri termasuk hewan mamalia darat yang banyak ditemui di kawasan hutan terbuka di sub-Sahara di negara-negara Benua Afrika.
- Potret Mewah Kamar Anak-anak Sarwendah, di Dalamnya Ada Mainan Perosotan
- Potret Terkini Taman Nasional Alas Purwo, Satwa yang Terancam Punah Terus Berkembang Biak
- Potret Situs Batu Tulis Muruy di Pandeglang, Peninggalan Abad ke-18 dan Bermotif Tulisan Arab
- Potret Tanah Abang Sebelum Tahun 1863, Penuh Pohon Rindang, Adem & Sejuk Beda Banget Sama Sekarang
Jerapah adalah hewan tertinggi dari semua hewan darat. Tinggi jerapah jantan bisa mencapai 5,5 mater atau 18 kaki, sedangkan jerapah betina mencapai 4,5 meter.
Dengan lidah sepanjang hampir setengah meter, jerapah dapat menelusuri dedaunan setinggi enam meter dari tanah.
Foto-Foto jerapah dengan bentuk leher unik itu diabadikan oleh seorang blogger perjalanan bernama Lynn Scott. Meski begitu, tak diketahui pasti apa yang menyebabkan jerapah tersebut memiliki bentuk leher yang bengkok.
"Binatang itu berdiri diam pada saat itu dan menunjukkan sedikit sekali gerakan," kata Scott seperti dikutip dari Live Science, Minggu (1/9/2024).
Beberapa orang berspekulasi jika jerapah tersebut mengalami patah leher yang membuatnya memiliki bentuk leher zig-zag. Namun, para ahli mengatakan tidak ada cukup bukti untuk mendukung hipotesis ini.
Dokter hewan dan koordinator kesehatan Giraffe Conservation Foundation Sara Ferguson mengatakan, jika jerapah tersebut kemungkinan besar bisa saja mengalami tortikolis parah.
Tortikolis atau juga dikenal sebagai wryneck, adalah kondisi yang pada manusia biasanya menyebabkan kepala berputar dan miring pada sudut yang aneh.
Kondisi ini dapat terjadi sejak lahir atau karena faktor lainnya termasuk tidur dalam posisi yang salah, herniasi diskus, penyusutan otot, dan infeksi sumsum tulang belakang.
Pada tahun 2015, fotografer satwa liar juga pernah melihat seekor jerapah jantan dewasa dengan leher zig-zag serupa di Taman Nasional Serengeti di Tanzania.
Jerapah ini mengalami patah leher saat berkelahi dengan saingannya. Namun, jerapah tersebut dikatakan bisa bertahan hidup hingga lima tahun dengan kondisi leher patah.
Karena hal itu, beberapa orang berpendapat jika jerapah di Taman Nasional Kruger kemungkinan juga mengalami cedera akibat berkelahi dengan jerapah jantan lain.
Jerapah jantan biasanya berkelahi dengan cara necking, yakni mencambuk dan membenturkan leher mereka secara agresif untuk menunjukkan dominasi dan mengesankan jerapah betina.
Namun, berdasarkan foto-foto yang beredar, kemungkinan besar jerapah tersebut adalah jerapah sub-dewasa yang berarti ia mungkin masih terlalu muda untuk bereproduksi. Sehingga tidak ada yang mendukung penjelasan mengenai perilaku necking tersebut.
Sementara itu, Lynn Scott yang menemukan keberadaan jerapah berleher zig-zag itu sengaja merahasiakan lokasi dan waktu penemuannya untuk menghindari para pemburu liar.