Potret Tradisi Kebo-keboan di Banyuwangi Sebagai Wujud Ungkapan Syukur, Manusia 'Didandani' Layaknya Kerbau
Melihat tradisi unik kebo-keboan yang ada di Banyuwangi, Jawa Timur.
Melihat tradisi unik kebo-keboan yang ada di Banyuwangi, Jawa Timur.
Potret Tradisi Kebo-keboan di Banyuwangi Sebagai Wujud Ungkapan Syukur, Manusia 'Didandani' Layaknya Kerbau
Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan suku, etnis, dan kepercayaan.
Mulai dari Sabang hingga Merauke, ada banyak sekali tradisi dan budaya masyarakat yang masih dijaga hingga saat ini.
Salah satunya ialah ritual kebo-keboan asal Banyuwangi, Jawa Timur. Simak ulasan selengkapnya dilansir dari berbagai sumber:
- Serunya Tradisi Ngubyag saat Kemarau di Ciamis, Tangkap Ikan di Sungai Pakai Tangan Kosong untuk Eratkan Silaturahmi
- Potret Tradisi Mubeng Beteng Keraton Yogyakarta
- Potret Pernikahan Unik di Kampung, Bawaan Seserahan Mulai dari Kayu Bakar dan Kambing
- Intip Tradisi Mepe Kasur Jelang Iduladha di Banyuwangi, Dipercaya Jauhkan Warga dari Bencana dan Penyakit
Ritual kebo-keboan diadakan setiap tanggal 10 Suro atau 10 Muharam di desa Alasmalang, Singojuruh, Banyuwangi.
Upacara ini mengharuskan beberapa laki–laki berdandan menyerupai kerbau dan berkorban untuk membajak sawah.
Setelah membajak sawah kebo–keboan itu kemudian diarak mengelilingi desa disertai karnaval kesenian rakyat.
Ritual Kebo-keboan
Kebo-keboan diambil dari bahasa daerah setempat yang berarti kerbau tiruan atau jadi-jadian.
Dipilihnya hewan kerbau sebagai simbol dalam tradisi ini karena kerbau merupakan hewan yang dekat dengan kegiatan petani di sawah.
Disebutkan, jika tujuan dari ritual ini adalah sebagai bentuk rasa syukur terhadap hasil panen yang mereka terima.
Tradisi itu sendiri biasanya dilakukan oleh para petani, yang 'mendandani' tubuh mereka seperti seekor kerbau dengan mengecat seluruh tubuh menjadi warna hitam.
Tak hanya ucapan syukur atas hasil panen, tradisi kebo-keboan ini juga dilakukan untuk membersihkan desa.Harapannya agar seluruh warga desa diberi keselamatan dan dijauhkan dari segala penyakit, marabahaya, dan ancaman lainnya.
Di Banyuwangi sendiri, hanya terdapat dua desa yang masih melaksanakan tradisi ini, yaitu Desa Aliyan dan Alasmalang.
Tujuan dari dilakukannya ritual ini pada umumnya sama, hanya saja alur pelaksanaannya berbeda di masing-masing desa.
Tradisi Kebo-keboan di Desa Alasmalang
Tradisi Kebo-Keboan di Alasmalang berfungsi sebagai daya tarik pariwisata.
Oleh karena itu, penyajiannya banyak melalui proses modifikasi.
Tradisi Kebo-keboan di Desa Aliyan
Sedangkan tradisi di desan Aliyan masih kental dengan aturan adat yang terstruktur.
Pertama ialah dilakukan dengan memasang umbul-umbul di sepanjang jalan desa.
Kemudian dilanjurkan dengan membuat kubangan. Ketiga membuat gunungan hasil bumi.
Dalam kegiatan ider bumi diperlukan singkal sebagai alat yang melekat dan menyatu dengan kerbau dan menjadi simbol petani ketika bekerja di sawah.
Ritual diakhiri dengan ngurit. Pada kegiatan ini, ada tokoh yang bernama Dewi Sri bertugas memberikan benih kepada ketua adat yang selanjutnya diberikan kepada masyarakat agar ditanam.