Premis Adalah Landasan Berpikir untuk Menarik Kesimpulan, Ini Penjelasannya
Pengertian premis dan bagaimana contohnya dalam logika matematika
Premis adalah salah satu istilah yang mungkin sudah tidak asing lagi di telinga beberapa orang. Istilah ini sering ditemukan dalam pembelajaran matematika.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), disebutkan bahwa premis merupakan kalimat atau proposisi yang dijadikan sebagai landasan berpikir untuk menarik kesimpulan di dalam logika.
-
Apa yang dimaksud dengan pembagian pecahan dalam matematika? Pembagian pecahan adalah suatu proses matematika yang melibatkan pembagian suatu kuantitas atau bagian menjadi sejumlah pecahan atau bagian-bagian yang lebih kecil.
-
Apa jenis teka-teki yang dibahas dalam kumpulan ini? Dalam kehidupan yang penuh tekanan dan tantangan, terkadang kita semua membutuhkan hiburan sederhana yang bisa membuat senyum tersungging di wajah. Salah satu bentuk hiburan yang populer adalah teka-teki lucu, yang tak hanya mengundang tawa, tetapi juga mengasah otak dengan cara yang menyenangkan.
-
Apa yang dimaksud dengan teka-teki silang? Teka-teki silang merupakan permainan kata yang populer di seluruh dunia. Permainan ini terdiri dari kotak-kotak kecil yang harus diisi dengan huruf-huruf untuk membentuk kata-kata yang saling terkait.
-
Apa yang terjadi pada ibu di Tiongkok saat membantu putranya belajar matematika? Seorang ibu di Tiongkok yang mengalami stres dilaporkan menderita serangan jantung dan stroke.
-
Kenapa anak-anak sering merasa kesulitan dalam belajar matematika? Banyak anak yang kesulitan dalam mempelajari berbagai angka dan rumus di dalam matematika ini. Ketidakmampuan untuk memahami matematika ini kerap membuat banyak anak membencinya.
-
Bagaimana teka-teki bisa menghibur? Mengutip dari berbagai sumber, berikut ini merdeka.com merangkum informasi tentang teka-teki lucu dan jawabannya yang bikin mikir dan menghibur.
Tak hanya dalam logika matematika, premis juga penting diketahui saat menyampaikan pendapat. Saat menyampaikan opini, seseorang seharusnya tidak boleh hanya melontarkan klaim tanpa premis (alasan-alasan yang mendukung klaim).
Dalam konteks apapun, sebuah opini disebut harus memiliki premis-premis di dalamnya. Lalu, seperti apa contoh premis itu sendiri? Simak ulasan selengkapnya dilansir dari laman Liputan6 dan berbagai sumber, Senin (17/1/2022):
Penjelasan Tentang Premis
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, premis adalah sesuatu yang dianggap benar sebagai landasan kesimpulan; landasan pemikiran; dan alasan. Dalam dunia matematika, premis cukup familiar karena berkaitan dengan penarikan kesimpulan di logika matematika. Dalam silogisme, premis dapat dibedakan menjadi dua yaitu premis mayor (yang termnya menjadi predikat) dan premis minor (yang termnya menjadi subjek).
Contoh premis adalah sebagai berikut:
1. "Setiap makhluk hidup pasti mati" disebut premis mayor karena predikatnya, "mati" menjadi predikat pada kesimpulan.
2. "harimau adalah makhluk hidup" disebut premis minor karena subjeknya, "harimau" menjadi subjek pada kesimpulan
3. "Harimau pasti mati" disebut kesimpulan.
Jika disederhanakan, premis adalah sebuah proposisi atau kalimat pernyataan yang bernilai benar atau salah dan berfungsi sebagai alasan dalam sebuah konstruksi argumen.
Menarik Kesimpulan Dalam Logika Matematika
Dalam logika matematika, saat akan menarik kesimpulan Anda perlu melakukan proses penalaran yang ditinjau dari segi ketepatannya. Cara ini bisa di dapat dengan mengumpulkan premis-premis di dalamnya.
Biasanya, soal dalam matematika akan memberikan dua premis yang harus dicari kesimpulannya. Hal ini dilakukan agar kesimpulan yang di dapat menjadi lebih tepat. Mengutip dari Ruang Guru, ada setidaknya tiga modus yang perlu dikenali dalam menarik kesimpulan pada logika matematika, yakni:
Modus Ponens
Modus ponens ditandai dengan adanya pernyataan majemuk implikasi dan pernyataan tunggal. Pada modus ponens ini, cara menarik kesimpulan adalah dengan mengikuti rumus berikut:
Premis 1: p=>q
Premis 2: p
Kesimpulan: q
Berikut contohnya:
Premis 1: Jika kamu rajin belajar, maka kamu akan mendapat nilai bagus
Premis 2: Kamu rajin belajar
Premis 1: p=>q
Premis 2: p
Kesimpulan: q
Hal ini berarti:
p: Kamu rajin belajar
q: Kamu akan mendapat nilai bagus
kesimpulan: kamu akan mendapat nilai bagus
Modus Tollens
Modus tollens ditandai dengan adanya pernyataan majemuk implikasi dan ingkaran dari pernyataan tunggal. Pada modus tollens ini, cara menarik kesimpulan adalah dengan mengikuti rumus berikut:
Premis 1: p=>q
Premis 2: ~q
Kesimpulan: ~p
Berikut contohnya:
Premis 1: Jika kamu rajin belajar, maka kamu akan mendapat nilai bagus
Premis 2: Kamu tidak akan mendapat nilai bagus
Hal ini berarti:
p: Kamu rajin belajar
q: Kamu akan mendapat nilai bagus
~q: kamu tidak akan mendapat nilai bagus
Premis 1: p=>q
Premis 2: ~q
Kesimpulan: ~p
kesimpulan: kamu tidak rajin belajar
Modus Silogisme
Berbeda dengan dua modus di atas, modus silogisme ditandai dengan adanya dua pernyataan majemuk implikasi. Silogisme sendiri terdiri dari beberapa jenis, di antaranya:
1. Silogisme kategorik
Silogisme kategorik adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan proposisi kategorik. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi dua yaitu premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
2. Silogisme hipotetik
Sedangkan silogisme hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi kategorik.
3. Silogisme Alternatif
Berbeda dengan dua jenis di atas, silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain.
4. Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan.
5. Silogisme Disjungtif
Silogisme disjungtif adalah silogisme yang premis mayornya merupakan keputusan disjungtif sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor.
Seperti pada silogisme hipotetik, istilah premis mayor dan premis minor adalah secara analog bukan yang semestinya.Pada modus silogisme ini, cara menarik kesimpulan adalah dengan mengikuti rumus berikut:
Premis 1: p=>q
Premis 2: q=>r
Kesimpulan: p=>r
Berikut contohnya:
Premis 1: Jika kamu rajin belajar, maka kamu akan mendapat nilai bagus
Premis 2: Jika kamu mendapat nilai bagus, maka kamu akan naik kelas
Hal ini berarti:
p: Kamu rajin belajar
q: Kamu akan mendapat nilai bagus
r: kamu akan mendapat naik kelas
Premis 1: p=>q
Premis 2: q=>r
Kesimpulan: p=>r
kesimpulan: Jika kamu rajin belajar, maka kamu akan naik kelas