Presiden Putin Tegas Ungkap Penyebab Lingkaran Setan Kekerasan di Timur Tengah: Ketidakadilan terhadap Rakyat Palestina!
Berikut Presiden Putin tegas ungkap penyebab lingkaran setan kekerasan di Timur Tengah.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan keprihatinan atas meningkatnya ketegangan di Timur Tengah saat ini. Ia juga menyebut bahwa konflik Israel-Palestina yang masih terus berlangsung hingga saat ini sebagai salah satu konflik paling berdarah dalam serangkaian bentrok panjang.
Melihat ketegangan yang semakin meningkat ini, Putin pun menekankan perlunya memperbaiki ketidakadilan. Khususnya terhadap rakyat Palestina.
- Pidato Prabowo Saat Pelantikan: Kita Antipenjajahan, Kita Dukung Kemerdekaan Rakyat Palestina
- Vladimir Putin Peluk Hangat Presiden Palestina, Rasakan Sakit Mendalam Banyak Anak & Wanita Jadi Korban
- Israel Mau Balas Iran, Presiden Rusia Vladimir Putin Langsung Bereaksi
- Putin Undang Hamas dan Kelompok Palestina ke Moskow, Ini yang Bakal Dibahas
Selain itu, Putin juga dengan tegas mengungkapkan penyebab lingkaran setan kekerasan di Timur Tengah. Lantas apa penyebab yang diungkapkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin?
Melansir dari berbagai sumber, Jumat (25/10), simak ulasan informasinya berikut ini.
Moskow Kecam Ketidakadilan Terhadap Palestina
Melansir dari Anadolu Agency (AA), Presiden Rusia Vladimir Putin menyinggung ketidakadilan historis terhadap warga Palestina saat KTT BRICS di Kazan pada Kamis (24/10) kemarin.
Pada pertemuan dalam forum BRICS Outreach/Plus di kota Kazan, Putin menyatakan keprihatinannya atas pertempuran di Jalur Gaza. Ia juga menekankan pertempuran tersebut telah merenggut nyawa lebih dari 42.000 warga Gaza, Palestina. Mirisnya, sebagian besar adalah warga sipil.
"Pertempuran di Gaza dimulai setahun yang lalu dan kini telah menyebar ke Lebanon. Negara-negara lain di kawasan juga terkena dampaknya. Tingkat konflik antara Israel dan Iran telah meningkat. Semua ini menyerupai reaksi berantai, yang membawa seluruh Timur Tengah ke dalam konflik di ambang perang penuh," ujar Putin memperingatkan.
Lebih lanjut, Putin juga menyuarakan keprihatinannya atas kondisi kemanusiaan di Gaza yang semakin memburuk dengan cepat. Bagaimana tidak, dikatakan bahwa jumlah pengungsi internal Palestina sudah melebihi 1,5 juta orang.
"Kerusakan besar terjadi pada infrastruktur dan bangunan tempat tinggal, sekolah, rumah sakit, dan fasilitas sosial, dan kerusakan terus terjadi," ujarnya.
Ungkap Penyebab Lingkaran Setan Kekerasan di Timur Tengah
Meski pun memiliki banyak permasalahan, Rusia bersama seluruh anggota BRICS dan mitra lainnya secara aktif terlibat dalam upaya untuk menyelesaikan konflik sejak awal eskalasi pada November tahun lalu.
"Tugas mendesaknya tentu saja meluncurkan proses politik yang komprehensif untuk menyelesaikan masalah Timur Tengah secara keseluruhan. Kekerasan perlu dihentikan, memberikan bantuan penting kepada para korban, dan meringankan penderitaan mereka,” tegasnya.
Ia pun menegaskan kembali posisi 'prinsip' Moskow mengenai solusi dua negara. Selain itu, Ia juga menekankan bahwa penyelesaian tersebut harus dicapai berdasarkan dasar hukum internasional yang diakui secara umum.
Salah satu desakan yang harus segera dicapai adalah pembentukan negara Palestina yang merdekadan dapat berdampingan secara damai dengan Israel.
"Memperbaiki ketidakadilan historis terhadap rakyat Palestina dapat menjamin perdamaian di Timur Tengah. Sampai masalah ini terselesaikan, lingkaran setan kekerasan tidak akan terputus. Masyarakat akan terus hidup dalam suasana krisis yang permanen, dengan kekambuhan krisis besar yang tak terhindarkan. kekerasan dalam skala besar," papar Putin.
Dalam pidato penutupnya, Putin kembali menekankan bahwa penerapan formula dua negara yang disetujui oleh resolusi Dewan Keamanan PBB dan Majelis Umum sangat penting untuk memulihkan perdamaian dan stabilitas di wilayah Palestina.
Rusia Dukung Kemerdekaan Palestina
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa perang di Jalur Gaza harus diakhiri dengan pembentukan Negara Palestina yang utuh. Ia juga telah mendesak Kuartet Timur Tengah untuk diaktifkan kembali guna melanjutkan upaya mediasi di wilayah tersebut.
"Solusi utama terhadap permasalahan Palestina adalah pembentukan Negara Palestina yang utuh. Pihak Rusia telah menjunjung tinggi posisi ini sejak era Soviet," jelas Putin dalam pertemuan dengan manajer media BRICS di Moskow, seperti dilansir dari Middle East Monitor.
Menurut Putin, pengaktifan kembali Kuartet Timur Tengah yang mencakup PBB, AS dan Rusia ini bertujuan untuk melanjutkan upaya menengahi konflik Israel-Palestina dan memulai proses perdamaian.
"Adalah kesalahan AS jika mengganggu kerja Kuartet […] Akan lebih mudah untuk mengoordinasikan semua posisi. AS mengambil alih, memonopoli upaya perdamaian, memikul tanggung jawab penuh, dan pada akhirnya gagal," ujar Putin.
Lebih lanjut, Putin meyakinkan bahwa warga Palestina "tidak akan meninggalkan" Jalur Gaza, dan memperingatkan bahwa krisis kemanusiaan di wilayah tersebut hanya akan meningkatkan jumlah orang yang bertekad untuk "membela kepentingan mereka".
Pembahasan konflik Israel-Palestina juga menjadi isu penting di KTT BRICS Kazan, pada tanggal 22-24 Oktober. Terlebih Israel secara masif melakukan pengeboman besar-besaran di Lebanon yang menargetkan Hizbullah.
Sejak konflik pecah pada 23 September, sedikitnya ada 1.437 korban tewas dan lebih dari 4.123 luka-luka. Selain itu lebih dari 1,34 juta orang mengungsi. Israel juga semakin memperluas eskalasinya dengan menginvasi Lebanon pada 1 Oktober.