Perawat RS Indonesia di Gaza Kirim Pesan Suara, Isinya Sungguh Menyedihkan
Berikut isi pesan suara yang dikirim oleh perawat Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
Genosida di Gaza, Palestina masih terus dilakukan oleh Israel. Tentara Israel terus membombardir Gaza tanpa ampun. Bahkan, Rumah Sakit Indonesia di Gaza tempat sejumlah relawan MER-C Indonesia bertugas menangani warga Gaza yang terluka juga menjadi target serangan zionis.
Melalui akun Instagram, MER-C pun mengeluarkan pernyataan terkait serangan Israel ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
"Gaza Utara kembali mengalami kerusakan massal sejak 7 Oktober 2024 dan tiga fasilitas kesehatan terakhir yang masih beroperasi, yaitu RS Indonesia, RS Al-Awda, dan RS Kamal Adwan, juga menjadi target yang direncanakan," tulis MER-C Indonesia dalam unggahan di akun Instagram @mercindonesia.
"Relawan medis MER-C dari Indonesia telah bertugas selama 2 bulan terakhir di RS Indonesia untuk memberikan bantuan medis khususnya kasus trauma kepada masyarakat terlantar di Gaza Utara, seluruh relawan MER-C di utara telah dievakuasi ke Gaza Tengah, mereka menyaksikan sendiri bahwa selama ini RS Indonesia digunakan untuk kegiatan medis kemanusiaan," lanjutnya.
Bukan hanya itu saja, baru-baru ini MER-C juga mengunggah pesan suara yang dikirimkan oleh seorang perawat di Rumah Sakit Indonesia di Gaza. Isi pesan suara tersebut pun memperlihatkan bagaimana kondisi dan situasi mereka sekarang.
Lantas bagaimana isi pesan suara yang dikirim oleh perawat Rumah Sakit Indonesia di Gaza? Melansir dari akun Instagram mercindonesia, Kamis (24/10), simak ulasan informasinya berikut ini.
Lelah & Kehabisan Air
MER-C Indonesia baru-baru ini membagikan sebuah pesan suara di akun resmi Instagram miliknya. Dijelaskan bahwa pesan suara tersebut dikirimkan oleh salah satu perawat laki-laki di Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina.
Terdengar dari pesan suaranya, Ia mengatakan bahwa mereka sangat lelah. Apalagi mereka saat ini tidak memiliki persediaan air minum dan makanan.
Mereka pun bahkan sudah meminta tolong kepada tentara Israel untuk membiarkan mengisi air ke tangki. Mirisnya, mereka justru tidak diperbolehkan.
"Kami sangat lelah. Kami sangat lelah, saya tidak bisa menjelaskan caranya bagaimana kita lelah. Airnya kosong di rumah sakit dan makanannya. Mungkin untuk hari ini kami (kehilangan) dua pasien meninggal, mungkin besok dua lainnya mungkin meninggal. Kami tidak punya air," ungkap perawat di Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina.
"Kami kontak dengan tentara Israel dan memaksa untuk membiarkan kami mengisi air ke tangki. Tapi mereka tidak memperbolehkan sampai sekarang dan kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok," jelasnya.
Situasi Sangat Buruk
Lebih lanjut, perawat ini juga menjelaskan situasi saat ini di sana. Di mana dikatakan situasinya sangat buruk. Banyak masyarakat Gaza yang datang ke rumah sakit untuk meminta pertolongan. Saking banyaknya, Ia sampai mengaku kewalahan.
"Situasinya sangat sangat sangat buruk. Setiap orang datang kepadaku untuk menyelamatkan mereka, memberikan makanan kepada mereka, mengamankan mereka dan memberikan obat. Aku tidak bisa melakukannya sendiri," lanjutnya.
"Undang dua dokter, tiga orang atau empat orang untuk mengelola karena orang-orang di sini menyukai orang Indonesia,"
"Kita tidak bisa tapi kita melakukan semua yang kita bisa dan berdoa kepada Allah selamatkan kami dan selamatkan orang-orang kami di dalam rumah sakit ini," tutupnya.
Kabar Pembakaran Rumah Sakit Indonesia di Gaza
Sebelumnya, Israel dilaporkan menyerang Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahiya, Gaza utara, pada Sabtu (19/10). Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan bahwa artileri Israel menargetkan lantai atas. Di mana di lantai tersebut menampung lebih dari 40 pasien dan individu yang terluka sekaligus menampung staf medis.
Dalam keterangan terbaru terkait kondisi di Gaza Utara, pada Rabu (23/10) MER-C Indonesia menyorot soal kabar pembakaran Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina.
"Kondisi RS Indonesia tidak terbakar, namun sempat dikhawatirkan sebaran api mencapai ruang generator yang dekat dengan sekolah. Gambar dan info yang beredar tentang RS Indonesia terbakar (lantai 3 dan 4) adalah kejadian Desember 2023," jelas Divisi Humas MER-C Indonesia dalam keterangannya.
Saat ini, sambung pernyataan tersebut, seluruh staf medik dan pasien (sekitar 50 orang warga palestina) tanpa pasokan makan, air dan obat-obatan.
"Selasa pagi (22 Oktober waktu Gaza) generator RS berhasil dihidupkan dan sedang diusahakan mendapatkan sumber air dari sumur dekat rumah sakit," imbuh Divisi Humas MER-C Indonesia.
Dalam pernyataan tersebut tersebut, MER-C Indonesia juga menyorot musim dingin akan datang di Gaza Utara yang dilanda krisis.
"Pihak penjajah terus mengusir semua masyarakat Palestina di sekolah dekat RS Indonesia, diikuti pembakaran. Informasi evakuasi terbaru adalah, warga yang terusir diminta berkumpul oleh militer penjajah di sekitar RS Indonesia," jelas pihak MER-C Indonesia.