Profil KH Ali Yafie Ulama 3 Zaman Perangkul Semua Umat Islam, Gurunya Quraisy Shihab
Almarhum adalah sosok ulama yang banyak jadi panutan. Bahkan Wapres Maruf Amin menyebut Kiai Ali Yafie adalah sosok ulama senior yang menjadi panutannya.
Ketua Umum MUI 1990-2000, Prof KH Ali Yafie, wafat di usia 96 tahun pada Sabtu (25/2) malam pukul 22.13 WIB. Dilansir laman resmi MUI, KH Ali Yafie meninggal dunia setelah menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di Tangerang Selatan.
Almarhum sempat dirawat pada Senin (13/2), karena gangguan paru-paru dan jantung. Namun setelah dirawat beberapa hari, kondisi Kiai Ali Yafie sempat dikabarkan membaik pada saat dijenguk Wakil Presiden RI yang juga Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Prof KH Ma’ruf Amin, Kamis (16/2) lalu.
-
Bagaimana cara memperingati Maulid Nabi di Indonesia? Umumnya, umat Muslim di Indonesia memperingati Maulid Nabi dengan berbagai acara. Seperti pengajian, doa bersama, membaca salawat, dan amal saleh lainnya.
-
Apa itu doa Kafaratul Majelis? Doa kafaratul majelis adalah doa yang dibaca setelah selesai majelis atau pertemuan, baik itu pertemuan yang bersifat keagamaan maupun pertemuan yang bersifat dunia.
-
Apa saja yang dilakukan Mahmud Yunus untuk kemajuan pendidikan Islam di Indonesia? Seorang ahli ulama dan tafsir Al-Qur'an ini begitu berjasa terhadap pelajaran Agama Islam agar bisa tercantum di kurikulum nasional melalui jabatannya di Kementerian Agama.
-
Kapan Masjid Quwwatul Islam diresmikan? Pada Selasa (10/10), Gubernur DIY Sri Sultan HB X meresmikan berdirinya Masjid Quwwatul Islam di Jalan Mataram No. 1, Suryatmajan, Danurejan, Kota Yogyakarta.
-
Bagaimana cara merayakan Maulid Nabi di Indonesia? Tradisi-tradisi ini tidak hanya merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan dan nilai-nilai keagamaan dalam masyarakat Indonesia.
Almarhum adalah sosok ulama yang banyak jadi panutan. Bahkan Wapres Maruf Amin menyebut Kiai Ali Yafie adalah sosok ulama senior yang menjadi panutannya.
Lahir di Sulawesi Tengah 1926
©2023 Merdeka.com
Prof. K.H. Ali Yafie merupakan ulama kelahiran Donggala, Sulawesi Tengah, pada tanggal 1 September 1926. Bisa dibilang Almarhum hidup di tiga zaman yakni penjajahan Belanda, Jepang dan setelah Indonesia merdeka. Almarhum adalah seorang ulama fikih/hukum Islam.
Almarhum adalah pengasuh di Pondok Pesantren Darul Dakwah Al-Irsyad, Pare-pere, Sulawesi selatan, yang memiliki penampilan lembut, ramah,dan bijak tetapi tegas dan konsisten dalam memegang hukum-hukum Islam.
Ayah Almarhum, Mohammad Yafie, telah mendidik Ali Yafie tentang agama sejak Almarhum masih kecil dan memasukkannya ke pesantren. Sang ayah ingin anaknya memiliki banyak ilmu dari berbagai pengetahuan, terutama dari segi agama.
Belajar ke Berbagai Ulama Termasuk ke Mekkah
©2022 Merdeka.com
Sang ayah berharap Ali Yafie mendapat banyak pelajaran agama dari berbagai ulama, termasuk ulama yang berasal dari Hijaz, Makkah, Saudi Arabia, yang bernama Syekh Muhammad Firdaus. Cara mendidik sang ayah kemudian diturunkan kepada keturunan dan para santri di Pondok Pesantren Darul Dakwah Al-Irsyad, agar mereka mendapat banyak pengetahuan tentang ilmu agama sejak kecil.
Dalam perjalanan karirnya, Ali Yafie pernah menjadi Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan menjabat sebagai Dewan Penasehat Ikatan Muslim Indonesia (ICMI) serta Dewan Penasehat The Habibie Centre.
Sejak tahun 1966 hingga 1972, Almarhum menjabat Dekan Fakultas Ushuludin IAIN Alauiddin, Makasar, serta mendirikan pesantren di tahun 1947. Orang terkemuka seperti mantan Menteri Agama Quraisy Shihab, Alwi Shihab, dan Umar Shihab adalah para santri lulusan pondok pesantren yang Almarhum dirikan. Ali Yafie juga pernah menjadi anggota DPR/MPR sejak tahun 1971 hingga 1987.
Ulama yang Merangkul Semua Kalangan Islam
Ali Yafie adalah seorang ulama Nahdlatul Ulama (NU) yang memiliki pola pikir modern dan tidak terlalu tradisional serta rajin dalam menulis buku. Almarhum selalu mengedepankan Ukhuwah Islamiyah tanpa membeda-bedakan umat Islam dari berbagai golongan.
Almarhum adalah ulama yang diterima baik di kalangan Muhammadiyah maupun Nahdlatul Ulama.
Ali Yafie menikahi seorang gadis yang bernama Aisyah ketika berusia 19 tahun, sedangkan Aisyah sendiri masih berusia 16 tahun. Selama pernikahan, Almarhum mendapati kehidupan yang bahagia dan dikaruniai empat orang anak, Saiful, Hilmy, Azmy, dan Badru.