Syekh Muhammad Dalil bin Muhammad Fatawi, Ulama Besar dan Pejuang Islam dari Pesisir Selatan
Ulama pemimpin faham Tarekat Naqsyabandiah di Padang ini pencetus pemikiran ikhtilaf di internal umat, namun bersatu di eksternal umat untuk melawan penjajah.
Ulama pemimpin faham Tarekat Naqsyabandiah di Padang ini pencetus pemikiran ikhtilaf di internal umat, namun bersatu di eksternal umat untuk melawan penjajah.
Syekh Muhammad Dalil bin Muhammad Fatawi, Ulama Besar dan Pejuang Islam dari Pesisir Selatan
Syekh Muhammad Dalil bin Muhammad Fatawi lahir pada tahun 1864, bergelar Syekh Bayang. Ia merupakan seorang ulama dari Pesisir Selatan pada pertengahan abad ke-19 dan pemimpin delegasi ulama tua moderat bersanding dengan pimpinan ulama tua radikal.
Syekh Bayang lahir dari kalangan keluarga yang ahli agama. Sang ayah, Muhammad Fatawi seorang ulama besar dan sudah menjadi guru bagi banyak ulama di Sumatera Barat. Sang ibunda berasal dari keluarga alim di Pacungtaba.
(Foto: Wikipedia)
-
Siapa Tokoh Besar Muhammadiyah dari Minangkabau? Nama Buya Haji Ahmad Rasyid Sutan Mansur atau dikenal dengan A.R. Sutan Mansur menjadi salah satu tokoh berpengaruh di Indonesia. Beliau merupakan salah satu tokoh besar Muhammadiyah di Minang dan berkecimpung di dunia politik semasa perjuangan kemerdekaan.
-
Siapa Syekh Wasil? Syekh Syamsuddin al-Wasil dikenal sebagai ulama pertama yang menyebarkan agama Islam di Kediri, Jawa Timur.
-
Dimana Syekh Wasil berdakwah? Sosoknya merupakan ulama besar asal Persia yang datang ke Kediri sekitar abad ke-10 atau 11 masehi.
-
Siapa tokoh utama penyebar Islam di Jawa? Maulana Malik Ibrahim: Dikenal sebagai penyebar Islam pertama di Pulau Jawa, Maulana Malik Ibrahim juga dikenal dengan nama Kakek Bantal.
-
Siapa tokoh ekonomi Islam dari Solok? Tokoh ekonomi Islam asal Solok, Sumatera Barat ini sudah dikenal luas hingga ke Timur Tengah serta penggagas konsep ideologi ekonomi yang begitu gemilang.
-
Siapa sebenarnya Syekh Mudzakir? Dia adalah Syekh Abdullah Mudzakir, akrab pula dipanggil Mbah Mudzakir.
Ia pun berjalan sejauh mungkin, mulai dari melewati bukit barisan hingga akhirnya tiba di Alahan Panjang, Kota Solok. Di sinilah dirinya belajar agama dengan Syekh Muhammad Shalih bin Muhammad Saman, penulis buku fiqih Al-Kasyf. Selama menempuh pendidikan, ia cukup dikenal sebagai murid yang cukup cerdas. Maka dari itu, sang guru memberinya gelar bernama Tuanku Bayang. Ia kembali berkelana untuk menuntut ilmu menuju bekas Kerajaan Alam Surambi Sungai Pagu, di sanalah ia memperdalam tarekat dengan Syekh Musthafa.
Selama belajar, ia menjadi murid kesayangan hingga akhirnya Syekh Bayang dinikahkan dengan putri Syekh Musthafa yang bernama Siti Rahmah.
Naik Haji dan Dirikan Organisasi
Tahun 1903, Syekh Bayang melaksanakan ibadah haji sekaligus memperdalam ilmunya di bidang ke-islaman. Ia ketika berada di Mekkah sempat mengajar dan beberapa muridnya adalah ulama muda (modernis).
Setelah memperdalam ilmu di Mekkah, ia kembali ke Padang lalu membentuk jaringan Halaqah dan titik utamanya berada di Ganting Padang atau Masjid Raya Ganting.
Perguruan Tarekat Naqsyabandiah yang dipimpin oleh Syekh Bayang seiring berjalannya waktu semakin populer dan sukses. Banyak umat-umat Islam di Padang dan sekitarnya yang bergabung.
Tak hanya itu, ia juga memberikan pelajaran tafsir, tauhid, fiqih, usul fiqih serta ilmu alat nahu/saraf dalam tata Bahasa Arab.
Karya-Karya
Dalam keterlibatannya sebagai seorang ulama, Syekh Bayang kerap melahirkan buku-buku polemik lalu dicetak berulang kali, beberapa di antaranya: Taragub ila Rahmatillah buku dengan kepustakaan pejuang abad 20 yang penuh moral.
Kemudian Majmu wa Musta’mal (fiqh dogmatik), Miftahul Haq (fiqh) dan Dar Al-Mau`izhah (1326 H) dan lain sebagainya.