Puasa Arafah Adalah Dilakukan pada 9 Dzulhijjah, Ketahui Niat & Keutamaannya
Penjelasan lebih lanjut puasa Arafah adalah beserta bacaan niat dan keutamaannya.
Puasa Arafah adalah puasa yang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah dalam penanggalan hijriah. Puasa ini dilaksanakan bertepatan dengan para jamaah haji saat sedang menjalankan wukuf di Padang Arafah.
Puasa yang dikerjakan sebelum Idul Adha ini mempunyai keutamaan bagi umat Islam yang begitu luar biasa. Salah satunya adalah mampu menghapus dosa selama dua tahun yang meliputi dosa setahun sebelumnya dan satu tahun yang akan datang. Sebagaimana yang tercantum dalam hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim,
-
Apa maksud dari tirakat puasa? Tirakat adalah usaha yang dilakukan dengan tujuan menahan hawa nafsu dan mengasingkan diri dalam mencapai kesucian. Dalam Islam, tirakat dipahami sebagai suatu usaha yang dilakukan oleh seorang Muslim dengan melakukan amalan tertentu untuk menuju jalan Allah SWT.
-
Apa yang dimaksud dengan puasa Syawal? Ya, ibadah sunnah tersebut adalah puasa Syawal. Berbeda dengan puasa Ramadhan, puasa Syawal dianjurkan dilakukan selama 6 hari. Bahkan, umat Islam tidak perlu mengerjakannya secara berurutan. Puasa sunnah ini bisa dikerjakan selama masih di bulan Syawal, kecuali tanggal 1 Syawal atau bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri.
-
Apa yang dimaksud dengan 'qada puasa'? Adapun kegiatan mengganti puasa ini dikenal sebagai qada puasa. Dilansir Rumaysho, yang dimaksud qada adalah mengerjakan suatu ibadah di luar batasan waktunya.
-
Bagaimana cara menunaikan puasa? Pengertian Puasa dalam Agama Islam Menurut bahasa, puasa berarti “menahan diri”. Menurut syara’, puasa ialah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkanya dari mula terbit fajar hingga terbenam matahari, karena perintah Allah semata- mata, serta disertai niat dan syarat-syarat tertentu.
Baca juga: Niat, Keutamaan, Waktu Pelaksanaan Puasa Arafah
"Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun yang telah lalu dan akan datang, dan Puasa Asyura (10 Muharram) menghapus dosa setahun lalu." (HR. Muslim)
Puasa Arafah adalah salah satu puasa yang sangat baik jika dikerjakan oleh umat Islam. Lantas bagaimana penjelasan lebih lanjut puasa Arafah adalah beserta bacaan niat dan keutamaannya? Melansir dari berbagai sumber, Selasa (5/7), simak ulasan informasinya berikut ini.
Niat Puasa Arafah Adalah
Puasa Arafah adalah amalan sunnah yang mampu menghapus dosa-dosa umat Islam selama dua tahun. Di mana meliputi satu tahun sebelum dan setahun yang akan datang.
Menurut jumhur ulama, dosa-dosa yang akan diampuni melalui puasa Arafah hanyalah dosa-dosa kecil yang sudah menumpuk. Tidak disebutkan jika puasa Arafah dapat menghapus dosa-dosa besar.
Adapun bacaan niat puasa Arafah adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَو ْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِّ لِه تَعَالَى
Nawaitu shouma ‘arafata sunnatan lillahi ta'ala
Artinya:
"Saya niat puasa sunah Arafah karena Allah Ta'ala".
Keutamaan Puasa Arafah
Salah satu keutamaan puasa Arafah adalah menghapus dosa-dosa selama dua tahun, meliputi satu tahun sebelum dan setahun setelahnya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadist Rasulullah SAW,
صِيَامُ يَوْ مِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ ع َلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِ ّرَ السَّنَة َ الَّتِى قَ بْلَهُ وَالس َّنَةَ الَّت ِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَ وْمِ عَاشُور َاءَ أَحْتَس ِبُ عَلَى ال لَّهِ أَنْ ي ُكَفِّرَ الس َّنَةَ الَّت ِى قَبْلَهُ
Artinya:
"Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu." (HR Muslim).
Tidak Disunnahkan Bagi Jamaah Haji
Meski sangat baik dikerjakan bagi umat Islam, namun puasa Arafah tidak bisa dikerjakan oleh semua muslim dan muslimah. Puasa Arafah ini disunnahkan bagi muslim dan muslimah yang tidak sedang mengerjakan ibadah haji. Itu artinya, bagi umat Islam yang tengah mengerjakan ibadah haji tidak disunnahkan untuk menjalani puasa ini.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadist Rasulullah SAW dari Ummu Fadhl binti Al Harits,
عَنْ أُمِّ ا لْفَضْلِ بِن ْتِ الْحَارِ ثِ أَنَّ نَا سًا تَمَارَو ْا عِنْدَهَا يَوْمَ عَرَ فَةَ فِي صَو ْمِ النَّبِي ِّ صَلَّى ال لَّهُ عَلَيْ هِ وَسَلَّمَ فَقَالَ بَع ْضُهُمْ هُوَ صَائِمٌ وَق َالَ بَعْضُه ُمْ لَيْسَ ب ِصَائِمٍ فَأ َرْسَلَتْ إِ لَيْهِ بِقَد َحِ لَبَنٍ و َهُوَ وَاقِف ٌ عَلَى بَعِ يرِهِ فَشَرِ بَهُ
Artinya:
"Dari Ummul Fadhl binti Al Harits, bahwa orang-orang berbantahan di dekatnya pada hari Arafah tentang puasa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Sebagian mereka mengatakan, 'Beliau berpuasa.' Sebagian lainnya mengatakan, 'Beliau tidak berpuasa.' Maka Ummul Fadhl mengirimkan semangkok susu kepada beliau, ketika beliau sedang berhenti di atas unta beliau, maka beliau meminumnya." (HR. Bukhari)
Doa Wukuf Rasulullah SAW di Arafah
Pada tanggal 9 Dzulhijjah ini, para jamaah haji melakukan wukuf di Padang Arafah. Di mana ini merupakan salah satu inti bahkan rukun dari ibadah haji. Pada tanggal ini, para jamaah bisa berdzikir terus menerus sejak awal tanggal 9 Dzulhijjah hingga berakhirnya Hari Arafah di sore hari. Mengingat hari Arafah adalah waktu utama dalam ibadah, pahala yang ditebarkan pun bagi mereka yang berdzikir akan sangat besar.
Adapun bacaan doa wukuf Rasulullah SAW di Arafah adalah sebagai berikut:
dream.co.id ©2022 Merdeka.com
Allahumma lakal hamdu kalladzi naqulu wa khairom mimma naqulu, allahumma sholati wa nusuki wa mahyaya wa mamati wa ilaika ma-abi wa laka rabbi turatsi, allahumma inni a’uzu bika min ‘azabil qobri wa waswasatis shodri wa syatatil amri, allahumma inni a’uzu bika min syarrima taji-u bihir rihu
Artinya:
"Ya Allah, bagi-Mu pujian seperti yang kami ucapkan, dan lebih baik dari apa yang kami ucapkan. Ya Allah, untuk-Mu sholatku, ibadah hajiku, untuk-Mu kehidupanku dan kematianku dan kepada-Mu kami akan kembali, untuk-Mu kami tunjukkan ibadahku. Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari siksa neraka, dari hati yang ragu dan dari tercerai berainya urusan. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari yang terburuk yang didatangkan oleh angin."
Doa Awal Dzulhijjah
Adapun doa awal Dzulhijjah adalah sebagai berikut:
©2022 Merdeka.com
Lailaha illah 'adadad duhur, lailaha illah 'adada amwajil buhur, lailalaha illah 'adadan nabati wasy syajar, lailaha illah 'adadal qothri wal mathor, lailaha illah 'adada lamhil 'uyun, lailaha illah khoirum mimma yajma'un, lailaha illah min yaumina hadza ila yaumi yumfakhu fisy syur.
Artinya:
"Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah sebanyak hitungan masa, tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah sebanyak hitungan ombak lautan, tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah sebanyak hitungan tumbuhan dan pohon, tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah sebanyak tetesan dan air hujan, tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah sebanyak kedipan mata, tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan, tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah mulai hari ini sampai hari ditiupkannya terompet hari kiamat."