Sejarah Munculnya Azan Sebagai Penanda Salat & Mimpi 2 Sahabat Rasulullah
Azan merupakan penanda waktu salat untuk umat Islam di seluruh dunia.
Azan merupakan penanda waktu salat untuk umat Islam di seluruh dunia. Seseorang yang mengumandangkan azan disebut muazin.
Beberapa orang mungkin belum mengetahui sejarah awal mula munculnya azan sebagai penanda salat. Oleh sebab itu, Merdeka.com akan menjelaskan sejarah munculnya azan sebagai penanda salat dan mimpi dua sahabat Rasulullah SAW.
-
Di mana sejarah terasi dapat ditelusuri? Sejarah terasi di kawasan Cirebon dapat ditelusuri hingga masa kekuasaan Pangeran Cakrabuana, yang memainkan peran penting dalam perkembangan kawasan tersebut.
-
Bagaimana sejarah dapat membantu kita memahami dunia saat ini? Dengan mempelajari sejarah, kita dapat memahami akar dari situasi-situasi, peristiwa-peristiwa, dan fenomena-fenomena yang ada di masa kini. Sejarah juga membantu memahami perkembangan peradaban manusia secara lebih luas, serta memberikan wawasan tentang nilai-nilai, konflik-konflik, dan pencapaian-pencapaian yang telah membentuk dunia seperti yang dikenal saat ini.
-
Bagaimana Masjidil Aqsha menjadi saksi sejarah penyebaran Islam? Masjid ini tidak hanya menjadi saksi sejarah penyebaran Islam, tetapi juga menjadi tempat terjadinya peristiwa-peristiwa penting dalam Islam.
-
Apa bukti sejarah yang menunjukan kebesaran Purnawarman? “Inilah (tanda) sepasang telapak kaki yang seperti kaki Dewa Wisnu (pemelihara) ialah telapak yang mulia sang Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia”.
-
Bagaimana Asisi Suharianto menyajikan kisah-kisah sejarah? Asisi dan sang istri pun mendapatkan pengalaman luar biasa selama keliling dunia. Keduanya bertemu dengan saksi mata maupun para korban perang masa lalu di beberapa negara.
-
Bagaimana sejarah Waduk Sempor? Waduk Sempor diresmikan pada 1 Maret 1978 yang ditandai dengan adanya prasasti bertanda tangan Presiden Soeharto. Semula, waduk ini difungsikan sebagai sumber pengairan bagi sejumlah kompleks persawahan di sekitarnya. Namun lambat laun waduk itu menjadi destinasi wisata baru bagi warga sekitar.
Berikut ulasan lengkapnya.
Nabi Muhammad SAW Mencari Cara untuk Memberitahukan Waktu Salat
©2019 Merdeka.com/Free Images
Dilansir dari islam.nu.or.id, diketahui munculnya azan sebagai penanda waktu salat bermula ketika Nabi Muhammad berkeinginan mencari cara dalam memberitahukan waktu salat. Tetapi, beliau belum juga menemukan cara tersebut.
"Nabi Muhammad berkeinginan untuk mencari cara dalam memberitahukan waktu shalat, namun beliau belum juga menemukannya," kata seorang sahabat, Abdullah bin Zaid dikutip dari islam.nu.or.id.
Sebelumnya, Umat Islam Salat Tanpa Ada Penanda
Pada mulanya, ketika masa-masa awal di Madinah, umat Islam berkumpul di masjid untuk menunggu datangnya waktu salat. Tetapi, ketika waktu salat tiba, tak seorang pun yang memberitahukannya.
Para umat Islam langsung salat tanpa adanya penanda sebelumnya, seperti seolah sudah saling mengetahui.
Sahabat Nabi Muhammad SAW Memberi Beberapa Usulan
Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya agama Islam, banyak sahabat Nabi Muhammad SAW yang tinggal jauh dari masjid. Sementara lainnya mempunyai kesibukan yang bertambah sehingga tak bisa menunggu waktu salat di masjid.
Melihat hal tersebut, beberapa sahabat Nabi Muhammad SAW lantas memberikan usulan untuk membuat penanda waktu salat. Dengan adanya penanda waktu salat, umat Islam yang rumahnya jauh dari masjid atau yang memiliki kesibukan akan tetap menjalankan salat tepat waktu.
Semua Usulan Ditolak
Antara ©2020 Merdeka.com
Beragam ide untuk penanda waktu salat diusulkan kepada Nabi Muhammad SAW. Mulai dari lonceng seperti orang Nasrani, terompet seperti orang Yahudi hingga menyalakan api yang tinggi agar umat Islam yang rumahnya jauh dari masjid dapat melihatnya.
Tetapi semua usulan tersebut ditolak oleh Nabi Muhammad SAW.
Mimpi Abdullah bin Zaid
Mengutip dari Siah Nabawi (Ibnu Hisyam, 2018), diketahui seorang sahabat yang bernama Abdullah bin Zaid menghadap pada Nabi Muhammad SAW. Abdullah bercerita bahwa ia baru saja bermimpi melihat seruan azan pada malam sebelumnya.
Dalam mimpinya tersebut, Abdullah bin Zaid didatangi oleh seorang berjubah hijau yang membawa lonceng. Abdullah bin Zaid berniat membeli lonceng miliki seorang berjubah hijau tersebut untuk memanggil orang-orang agar salat.
Tetapi, seseorang yang berjubah tersebut memberikan saran padanya untuk mengucapkan serangkaian kalimat sebagai penanda waktu salat tiba.
Serangkaian kalimat azan yang dimaksud yaitu: Allahu Akbar Allahu Akbar, Asyhadu alla ilaha illallah, Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah, Hayya 'alash sholah hayya 'alash sholah, Hayya 'alal falah hayya 'alal falah, Allahu Akbar Allahu Akbar, dan La ilaha illallah.
Mimpi Umar bin Khattab
Mendengar cerita tersebut, Nabi Muhammad SAW lantas meminta Abdullah bin Zaid untuk mengajari Bilal bin Rabah cara melafalkan kalimat-kalimat tersebut. Ketika Bilal bin Rabah mengumandangkan azan, sahabat nabi, Umar bin Khattab yang sedang berada di rumah mendengarnya.
Umar bin Khattab kemudian segera menemui Nabi Muhammad SAW dan menceritakan bahwa dirinya pun bermimpi tentang hal yang sama dengan Abdullah bin Zaid. Umar bin Khattab bermimpi azan sebagai tanda masuknya waktu salat.
Nabi Muhammad SAW Mendapat Wahyu Tentang Azan
©2019 Merdeka.com/Free Images
Melansir dari islam.nu.id, dalam satu riwayat, Nabi Muhammad SAW disebutkan telah mendapat wahyu tentang azan. Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW membenarkan apa yang disampaikan oleh Abdullah bin Zaid.
Sejak saat itu, azan resmi dijadikan penanda masuknya waktu salat untuk umat Islam. Menurut pendapat yang lebih sahih, azan pertama kali di syariatkan di Kota MadinaH di tahun pertama Hijriyah.