Selain di Depan Putin, PM Malaysia juga Keras 'Sikat' Israel & Dukung Palestina di Hadapan Kanselir Jerman & Mohammed bin Salman
PM Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim berbicara lantang soal konflik Israel dan Palestina di hadapan sejumlah petinggi negara.
Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim berbicara lantang soal konflik Israel dan Palestina. Dia secara langsung bersuara jika sepenuhnya mendukung Palestina sebagai negara merdeka, tak seharusnya secara terus-menerus Israel menginvasi.
Belakangan, dia diketahui menyampaikan hal demikian di depan Presiden Rusia Vladimir Putin. Namun terungkap, Anwar turut tegas bersuara di hadapan Kanselir Jerman hingga Mohammed bin Salman.
- Ditekan AS & Diancam Barat karena Bela Palestina, Nyali PM Malaysia Anwar Ibrahim Semakin Menjadi-jadi Beberkan Dosa Israel
- Di Depan Putin & Forum Internasional, PM Malaysia dengan Berani Beberkan Dosa Israel & AS terhadap Palestina
- Israel Mau Balas Iran, Presiden Rusia Vladimir Putin Langsung Bereaksi
- Malaysia Tangkap WN Israel, Menyusup Pakai Paspor Palsu Prancis dan Bawa Senjata Ilegal
Seperti apa isi pendapatnya soal konflik Israel dan Palestina itu? Berikut ulasan selengkapnya.
Anwar ke Kanselir Jerman
Pernyataan keras hingga kutukan Anwar Ibrahim soal Israel yang menggempur Palestina secara brutal diketahui turut disampaikan di hadapan Kanselir Jerman Olaf Scholz. Hal itu berlangsung saat Anwar bertolak ke Berlin, Senin (11/3) silam.
Melalui keterangannya, Anwar mengecam sekaligus menyebut sejumlah negara di Barat terlalu 'munafik'.
Menurut Anwar, aksi 7 Oktober yang dilancarkan Hamas sama sekali tak bisa dibenarkan sebagai dasar Israel untuk kini terus menggempur Palestina. Sebaliknya, tindakan itu murni sebagai buah ketidakadilan Israel sejak puluhan tahun yang lalu.
"Yang saya tolak keras adalah narasi ini, obsesi ini, seolah-olah seluruh masalah dimulai dan diakhiri pada tanggal 7 Oktober. Itu tidak dimulai pada tanggal 7 Oktober, dan tidak berakhir pada tanggal 7 Oktober. Hal ini dimulai empat dekade sebelumnya, dan terus berlanjut setiap hari," ungkapnya, demikian dikutip dari keterangannya dalam laman Middle East Monitor.
Dalam kesempatan itu, Anwar mengaku jika dia dan Scholz memiliki pendapat berbeda. Kendati demikian, keduanya sepakat jika gencatan senjata perlu dilakukan dengan segera.
Keras di Depan Mohammed bin Salmen
Selain bersuara lantang di depan Olaf Scholz, Anwar diketahui juga sempat mengungkapkan pandangan tegasnya soal Palestina saat bertemu dengan Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Arab Saudi Mohammed bin Salman bin Abdulaziz Al-Saud di Istana Yamamah di Riyadh, Arab Saudi, bulan April lalu.
Anwar secara khusus berkunjung dalam rangka Pertemuan Khusus Forum Ekonomi Dunia (WEF) yang membahas soal perdagangan dan investasi kala itu.
Pada kesempatan itu dia berpendapat, seluruh negara Arab dan negara bernapaskan Islam perlu tegas dan konsisten berada di sisi Palestina.
Israel diungkapnya perlu diadili atas kejahatan hingga kekejamannya terhadap penduduk Palestina selama puluhan tahun.
Lewat media sosialnya pula, Anwar bersikap tegas agar negara-negara Arab dan negara Islam perlu memperjuangkan hak dan bantuan kemanusiaan terhadap penduduk di Palestina.
Dia pun tak ketinggalan ikut menyampaikan apresiasi mendalam atas sikap Kerajaan Arab Saudi dalam kaitannya dengan urusan umat Islam hingga konflik yang kini dialami Palestina.
Tegas di Depan Putin
Sama halnya Anwar di depan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menlu China, Wang Yi. Anwar mengemukakan dukungannya terhadap Palestina dalam acara Eastern Economic Forum di Rusia yang dihelat beberapa waktu lalu.
Dalam kesempatan itu, Anwar mengaku tak sependapat dengan klaim dunia barat yang menyebut genosida pada penduduk Israel dimulai sejak peristiwa 7 Oktober.
Menurutnya, kejadian sudah ada sejak peristiwa Nakba 1948 di Palestina.
"Semuanya dimulai dengan penjajahan. Semuanya dimulai dengan Nagba pada tahun 1948," kata PM Malaysia itu.
Lebih lanjut, ia berpendapat bahwa Israel telah menolak resolusi PBB dan melakukan pembiaran terhadap kejahatan yang terjadi di Tepi Barat oleh pemukim Yahudi.
PM Malaysia memuji sikap Rusia dan Tiongkok yang telah mengambil posisi terhadap konflik yang terjadi.
"Dan saya memuji, tentu saja, posisi Rusia, posisi Tiongkok."
"Menteri Luar Negeri Wang, Anda telah mengambil inisiatif dan banyak negara, dan saya pikir mayoritas negara telah mengambil sikap, termasuk pengakuan terhadap Negara Palestina. Tapi kenapa itu tidak terjadi?"
Dia pun mendesak seluruh negara barat untuk terus menyuarakan ini. Selain itu, dia turut bersuara soal perampasan tanah yang menurutnya telah dilakukan Israel.
"Anda menaklukkan, Anda merampas tanah orang, Anda merampas hak milik, Anda membunuh mereka, Anda menahan mereka, Anda mengambil alih rumah mereka, Anda memperlakukan mereka seperti penjara terbuka," jelasnya lagi.
Dia turut mengajak seluruh elemen masyarakat dunia untuk terus menyuarakan dukungan kepada Palestina dan mendesak Israel agar menaati resolusi dari PBB.