Tak Tahu ASEAN, ini Sosok Pete Hegseth Calon Menteri Pertahanan AS Jagoan Donald Trump
Pete Hegseth tidak mampu menjawab pertanyaan mengenai ASEAN dalam sidang konfirmasi Senat.
Nama Pete Hegseth tiba-tiba menjadi pusat perhatian setelah insiden yang terjadi dalam sidang konfirmasi Senat pada 14 Januari 2025. Dalam kesempatan tersebut, calon Menteri Pertahanan Amerika Serikat yang diusulkan oleh Presiden Donald Trump ini tidak mampu menjawab pertanyaan mengenai Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Pertanyaan itu diajukan oleh Senator Tammy Duckworth, yang ingin menguji sejauh mana pemahaman Hegseth mengenai isu-isu strategis di kawasan Indo-Pasifik. ASEAN, yang terdiri dari sepuluh negara termasuk Indonesia, telah menjalin kemitraan strategis dengan Amerika Serikat sejak tahun 2022.
Senator Duckworth secara tegas menyoroti ketidakmampuan Hegseth dalam menjawab pertanyaan tersebut sebagai indikasi bahwa ia perlu mempersiapkan diri dengan lebih baik sebelum menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.
Kejadian ini memicu perdebatan yang luas mengenai kelayakan Hegseth untuk menduduki jabatan penting dalam pemerintahan, terutama mengingat peran strategis ASEAN dalam menyeimbangkan pengaruh China di kawasan tersebut. Bagaimana perjalanan karier serta kontroversi yang mengelilingi sosok Pete Hegseth? Berikut adalah ulasannya.
Biodata dan Pendidikan Pete Hegseth
Pete Hegseth dilahirkan pada tanggal 6 Juni 1980 di Minneapolis, Minnesota. Masa kecilnya dihabiskan di Forest Lake, Minnesota, di mana ia dikenal sebagai siswa yang aktif dan berprestasi dalam olahraga basket dan sepak bola.
Setelah menyelesaikan pendidikan di Forest Lake Area High School, Hegseth melanjutkan studi di Princeton University dan berhasil meraih gelar sarjana di bidang politik pada tahun 2003. Selama di Princeton, ia menulis tesis yang membahas tentang retorika kepresidenan pada masa Perang Dingin, yang menunjukkan bahwa ia telah memiliki minat pada isu-isu global sejak usia muda.
Karier akademisnya tidak berhenti sampai di situ; pada tahun 2013, ia berhasil memperoleh gelar Master of Public Policy dari John F. Kennedy School of Government, Harvard University. Pendidikan yang dijalaninya tersebut memberikan landasan teoretis yang kuat untuk mendukung karier militernya di masa depan.
Karier di Militer dan Keterlibatan Dalam Aktivisme Sipil
Hegseth memulai perjalanan kariernya di dunia militer sebagai perwira infanteri di Garda Nasional Minnesota pada tahun 2003. Selama bertugas, ia berpartisipasi dalam misi di Guantanamo Bay, Irak, dan Afghanistan, di mana ia dianugerahi penghargaan Bronze Star serta Army Commendation Medal sebagai pengakuan atas dedikasinya.
Pengalaman yang ia dapatkan di medan perang sangat memengaruhi pandangannya mengenai isu-isu pertahanan dan kebijakan militer. Selain kariernya di militer, Hegseth juga aktif dalam berbagai organisasi veteran, seperti Vets for Freedom dan Concerned Veterans for America.
Dalam kapasitasnya sebagai direktur eksekutif di kedua organisasi tersebut, ia sering kali menjadi sorotan publik, baik dari sisi positif maupun negatif. Hal ini terutama berkaitan dengan pengelolaan keuangan yang dilakukan serta pandangan politik konservatif yang ia anut.
Kontroversi dan Kritik
Walaupun memiliki pengalaman yang cukup banyak, perjalanan karier Hegseth tidak terlepas dari berbagai kontroversi. Salah satu masalah paling signifikan adalah tuduhan pelecehan seksual yang muncul pada tahun 2017.
Meskipun kasus tersebut tidak berujung pada dakwaan hukum, hal ini tetap memberikan dampak negatif terhadap reputasinya. Selain itu, pengelolaan keuangan di organisasi veteran yang dipimpinnya juga sering kali menjadi sorotan dan dipertanyakan oleh publik.
Di dunia publikasi, Hegseth dikenal sebagai seorang komentator konservatif di Fox News. Ia kerap mengeluarkan pendapat yang kontroversial mengenai berbagai isu, seperti Islam, perubahan sosial, dan kebijakan luar negeri. Dalam bukunya yang berjudul American Crusade, ia mengajak pembaca untuk melakukan "perang salib" demi mempertahankan nilai-nilai tradisional yang dianut oleh masyarakat Amerika.
Pendekatan ini menuai reaksi beragam dari berbagai kalangan, mencerminkan betapa polarizing-nya pandangan yang ia sampaikan.
Sidang Konfirmasi Senat yang Memalukan
Pada sidang konfirmasi Senat, Hegseth ditanya oleh Senator Tammy Duckworth mengenai pemahamannya tentang ASEAN. Saat diminta untuk menyebutkan satu negara anggota ASEAN, Hegseth malah menyebut Jepang, Korea Selatan, dan Australia, yang sebenarnya bukan bagian dari ASEAN.
Kejadian ini memicu kritik yang tajam. Seorang Senator dari Partai Demokrat menegaskan bahwa calon Menteri Pertahanan seharusnya memiliki pengetahuan yang mendalam tentang mitra strategis AS di wilayah Indo-Pasifik.
ASEAN sendiri memiliki peranan yang sangat penting dalam mengatasi pengaruh China di Laut China Selatan, sehingga menjadikannya sebagai aktor utama dalam geopolitik di kawasan tersebut.
Mengapa ASEAN Memiliki Peranan Penting Bagi Amerika Serikat?
ASEAN, yang didirikan pada tahun 1967, adalah sebuah organisasi yang mencakup 10 negara anggota dalam bidang ekonomi dan politik. Dengan jumlah penduduk yang melebihi 650 juta dan Produk Domestik Bruto (PDB) kolektif lebih dari 3 triliun dolar AS, ASEAN berfungsi sebagai mitra strategis bagi Amerika Serikat dalam upaya menciptakan kawasan yang aman dan sejahtera.
Sejak tahun 2022, Amerika Serikat telah diakui sebagai mitra strategis komprehensif ASEAN, sebuah status yang sebelumnya hanya diberikan kepada Tiongkok. Kemitraan ini mencakup berbagai bidang, termasuk kerjasama dalam perdagangan, keamanan, dan diplomasi.
Beberapa negara anggota ASEAN, seperti Filipina dan Thailand, memiliki perjanjian pertahanan langsung dengan Amerika Serikat, sedangkan Indonesia berperan penting dalam menjaga stabilitas kawasan.
Apakah ASEAN dan Mengapa Memiliki Peranan Penting Bagi Amerika Serikat?
ASEAN, atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, merupakan organisasi yang terdiri dari sepuluh negara. Keberadaan blok ini sangat signifikan bagi Amerika Serikat, terutama dalam upaya menjaga stabilitas di kawasan Indo-Pasifik serta mengurangi pengaruh dari Tiongkok.
Mengapa Sidang Konfirmasi Pete Hegseth Menarik Perhatian Publik?
Hegseth menunjukkan ketidakmampuan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar mengenai ASEAN, yang menyebabkan munculnya keraguan terhadap kelayakannya sebagai kandidat Menteri Pertahanan.
Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang seberapa siap ia untuk mengemban tanggung jawab di posisi tersebut, mengingat pemahaman yang mendalam tentang organisasi regional seperti ASEAN sangat penting untuk menjalankan tugas tersebut dengan baik.
Apa Hubungan AS dan ASEAN?
Amerika Serikat menjalin kemitraan strategis dengan ASEAN serta sejumlah negara anggotanya, yang mencakup perjanjian pertahanan dengan Filipina dan Thailand. Kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat stabilitas dan keamanan di kawasan Asia Tenggara, serta meningkatkan hubungan diplomatik dan ekonomi antara negara-negara tersebut.