Viral Balita Dilarang Minum Teh karena Berpotensi Anemia, Ini Fakta Sebenarnya
Teh menghambat penyerapan zat besi yang penting bagi perkembangan anak.
Sebuah peringatan mengenai larangan memberikan teh kepada anak balita viral di media sosial. Peringatan ini berasal dari sebuah kertas bertuliskan 'Resep Rawat Jalan' yang diunggah oleh akun TikTok @dr.jatikusuma.spa, yang menjelaskan alasan di balik larangan tersebut.
Salah satu alasan utamanya adalah teh dapat menghambat penyerapan zat besi dalam tubuh, yang dapat berujung pada anemia.
- Benarkah Balita Dilarang untuk Diberikan Teh? Ketahui Dampak dan Fakta Sebenarnya
- Cara Mencegah Anemia pada Ibu Hamil, Waspadai Gejalanya
- Penyebab Anemia Aplastik, Penyakit Dialami Babe Cabita Sebelum Meninggal Dunia
- Viral Curhatan Pria Paruh Baya Diusir Anaknya saat Berkunjung, Ternyata Begini Faktanya
**Mengapa Zat Besi Penting untuk Balita?** Zat besi merupakan nutrisi esensial yang diperlukan tubuh untuk memproduksi hemoglobin, yaitu protein dalam sel darah merah yang berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Artikel yang ditinjau oleh nutrisionis Kathy W. Warick, RDN, CDCES, dari Healthline mengatakan tanpa asupan zat besi yang cukup, tubuh tidak dapat memproduksi hemoglobin dalam jumlah yang memadai, sehingga meningkatkan risiko anemia defisiensi zat besi.
Bayi yang mendapatkan ASI umumnya memperoleh zat besi yang cukup dari susu ibunya. Namun, saat anak mulai mengonsumsi makanan padat, risiko kekurangan zat besi dapat meningkat, terutama jika pola makannya tidak seimbang. Kekurangan ini sering kali sulit dideteksi karena anemia defisiensi zat besi tidak selalu menunjukkan gejala awal.
Dalam kertas tersebut, Jati menjelaskan bahwa zat besi memiliki peran krusial dalam perkembangan otak, peningkatan kecerdasan, kemampuan kognitif, konsentrasi, dan IQ. Selain itu, zat besi juga berkontribusi pada sistem kekebalan tubuh, memberikan energi bagi otot, mendukung keterampilan motorik, dan membantu mencegah stunting.
Cerita di Balik Konten Viral
Dalam postingan di Instagram, Jatikusuma menjelaskan bahwa kertas tersebut adalah catatan untuk salah satu pasiennya. Seorang anak berusia dua tahun ditemukan memiliki kadar hemoglobin (Hb) yang sangat rendah, yaitu 8,7, padahal seharusnya di atas 11. Orang tua anak tersebut tidak menyadari adanya masalah karena anak tampak ceria dan aktif. Anemia ini baru terdeteksi saat anak dirawat di rumah sakit karena penyakit lain, yaitu bronkopneumonia. Setelah diselidiki, ternyata anak sering diberi teh oleh neneknya karena anak lebih menyukai minuman tersebut. Namun, teh mengandung tanin yang dapat menghambat penyerapan zat besi dan menyebabkan anemia defisiensi zat besi.
Fakta Mengenai Anemia Defisiensi Zat Besi
Menurut dr. Jatikusuma, banyak kasus anemia defisiensi zat besi pada anak-anak yang sulit terdeteksi. Masalah ini tidak hanya terjadi di daerah pedesaan, tetapi juga di perkotaan. Oleh karena itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan pemberian suplemen zat besi sejak bayi untuk mencegah anemia. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang sering mengonsumsi teh lebih rentan terhadap anemia. Hal ini disebabkan oleh tanin dalam teh yang mengurangi kemampuan tubuh untuk menyerap zat besi dari makanan. Selain itu, anak yang sudah kenyang minum teh mungkin kehilangan nafsu makan untuk makanan bergizi yang kaya zat besi.
Anak Balita Dilarang Konsumsi Teh
Melansir WebMD, Teh, khususnya teh hitam dan teh hijau, mengandung kafein serta tanin yang dapat berisiko bagi anak-anak. Kafein dapat menyebabkan anak mengalami gelisah, sakit perut, sakit kepala, dan gangguan tidur. Di sisi lain, tanin dapat menghambat penyerapan zat besi dari makanan, yang berpotensi menyebabkan anemia. Beberapa gejala anemia yang perlu diperhatikan pada anak meliputi:
- Kulit yang tampak pucat
- Mudah merasa lelah
- Sikap yang mudah marah
- Penurunan nafsu makan
- Pertumbuhan yang terhambat
- Sering mengalami infeksi
Gejala-gejala ini mungkin tidak segera terlihat, tetapi dapat berdampak negatif pada perkembangan fisik dan kognitif anak dalam jangka panjang.
Apa yang Perlu Dilakukan oleh Orang Tua?
Sebagai langkah pencegahan, dr. Jatikusuma meminta kepada orang tua, kakek-nenek, dan pengasuh lainnya agar tidak memberikan teh kepada anak balita. Jika ingin memberikan makanan atau minuman, sebaiknya selalu berkonsultasi dengan orang tua anak untuk memastikan keamanan dan kesehatan mereka. Dengan memahami dampak negatif teh terhadap penyerapan zat besi, orang tua dapat lebih selektif dalam memilih asupan untuk anak demi mendukung pertumbuhan yang optimal dan mencegah anemia defisiensi zat besi.