Benarkah Balita Dilarang untuk Diberikan Teh? Ketahui Dampak dan Fakta Sebenarnya
Beberapa waktu ini tengah viral mengenai larangan memberi teh ke balita bisa sebabkan anemia. Benarkah?
Sebuah peringatan viral di media sosial mengingatkan orang tua untuk tidak memberikan teh kepada balita. Peringatan ini berasal dari sebuah kertas bertuliskan 'Resep Rawat Jalan' yang diunggah oleh akun TikTok @dr.jatikusuma.spa, yang menjelaskan alasan mengapa teh tidak boleh diberikan kepada anak kecil. Salah satu alasannya adalah teh dapat menghambat penyerapan zat besi dalam tubuh, yang berpotensi menyebabkan anemia.
Mengapa Zat Besi Penting untuk Balita?
Zat besi merupakan nutrisi esensial yang diperlukan tubuh untuk memproduksi hemoglobin, yaitu protein dalam sel darah merah yang berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Menurut artikel yang ditinjau oleh ahli nutrisi Kathy W. Warick, RDN, CDCES dari Healthline, kekurangan zat besi dapat mengakibatkan tubuh tidak mampu memproduksi hemoglobin dengan cukup, sehingga meningkatkan risiko anemia defisiensi zat besi. Bayi yang mendapatkan ASI umumnya memperoleh zat besi yang cukup dari susu ibunya.
-
Bagaimana teh bisa mengganggu kesehatan balita? Teh mengandung kafein yang tinggi, dapat mengganggu tidur, dan menghambat penyerapan zat besi. Berikan teh dalam jumlah dan frekuensi terbatas atau lebih baik dihindari sama sekali.
-
Apa saja bahaya teh untuk anak? Teh juga mengandung stimulan seperti kafein, theobromine, dan teofilin yang dapat memengaruhi sistem saraf anak. Konsumsi teh yang berlebihan bisa membuat anak menjadi hiperaktif, sulit tidur, dan gelisah.
-
Apa bahaya teh manis untuk anak? Teh mengandung kafein sekitar 3 persen, theobromine, dan teofilin yang berfungsi sebagai stimulan. Efek stimulan ini dapat membuat anak menjadi lebih “hiperaktif“. Jika anak Anda memiliki tingkat aktivitas yang cukup tinggi atau sulit tidur, sebaiknya hindari memberikan teh padanya.
-
Kenapa teh kemasan tidak dianjurkan untuk anak? Sayangnya, banyak orangtua yang tak menyadari bahwa sama seperti kopi, teh juga mengandung kafein. Banyak orangtua melarang buah hati mengonsumsi kopi, namun mereka mengizinkan anak mengonsumsi teh.
-
Kenapa teh manis tidak baik untuk anak? Hal ini bisa membuat anak merasa kenyang setelah minum teh dan kurang bergairah untuk makan. Penting bagi anak-anak yang membutuhkan asupan zat gizi lengkap untuk tumbuh dan berkembang dengan optimal.
-
Bagaimana cara aman memberi anak minum teh? Bagi orangtua yang hendak memberi anak minum teh, terdapat sejumlah cara yang bisa diterapkan agar hal ini bisa tetap dilakukan dengan aman.
Namun, saat anak mulai mengonsumsi makanan padat, risiko kekurangan zat besi dapat meningkat, terutama jika pola makan mereka tidak seimbang. Kondisi ini sering kali sulit dideteksi karena anemia defisiensi zat besi sering kali tidak menunjukkan gejala awal. Dalam kertas tersebut, Jati menjelaskan bahwa zat besi sangat penting untuk perkembangan otak, meningkatkan kecerdasan, kemampuan kognitif, konsentrasi, dan IQ. Selain itu, zat besi juga mendukung sistem kekebalan tubuh, memberikan energi bagi otot, membantu keterampilan motorik, serta berperan dalam pencegahan stunting.
Kisah nyata di balik konten viral yang dibagikan oleh dr. Jati Kusuma SpA
Dalam unggahan di Instagram, Jatikusuma menjelaskan bahwa kertas tersebut adalah catatan tentang salah satu pasiennya. Seorang anak berusia dua tahun ditemukan memiliki kadar hemoglobin (Hb) yang sangat rendah, yaitu 8,7 (seharusnya di atas 11). Orang tua anak tersebut tidak menyadari adanya masalah karena sang anak terlihat ceria dan aktif. Anemia ini baru terdeteksi saat anak tersebut dirawat di rumah sakit karena penyakit lain, yaitu bronkopneumonia. Setelah diselidiki, ternyata anak sering diberikan teh oleh neneknya karena ia lebih menyukai minuman tersebut. Padahal, teh mengandung tanin yang dapat menghambat penyerapan zat besi, sehingga menyebabkan anemia defisiensi zat besi.
Fakta Tentang Anemia Defisiensi Zat Besi
Menurut dr. Jatikusuma, banyak kasus anemia defisiensi zat besi pada anak-anak yang sulit terdeteksi. Masalah ini tidak hanya terjadi di daerah pedesaan, tetapi juga di perkotaan. Oleh karena itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan agar bayi diberikan suplementasi zat besi untuk mencegah anemia ini. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang sering mengonsumsi teh lebih rentan mengalami anemia. Hal ini disebabkan oleh tanin dalam teh yang mengurangi kemampuan tubuh untuk menyerap zat besi dari makanan. Selain itu, anak yang sudah kenyang minum teh mungkin kehilangan nafsu makan untuk makanan bergizi yang kaya zat besi.
Mengapa Balita Tidak Disarankan Mengonsumsi Teh?
Teh, terutama teh hitam dan teh hijau, mengandung kafein dan tanin yang dapat berpotensi membahayakan bagi anak-anak. Menurut laporan dari WebMD pada Jumat, 11 Oktober 2024, kafein dapat menyebabkan anak mengalami gelisah, nyeri perut, sakit kepala, dan gangguan tidur. Di sisi lain, tanin dapat menghambat penyerapan zat besi dari makanan, yang berisiko menyebabkan anemia. Beberapa tanda anemia pada anak yang perlu diperhatikan meliputi:
- Kulit yang tampak pucat
- Mudah merasa lelah
- Sikap yang mudah marah
- Nafsu makan yang menurun
- Pertumbuhan yang terhambat
- Sering mengalami infeksi
Gejala-gejala ini mungkin tidak segera terlihat, tetapi dapat berdampak negatif pada perkembangan fisik dan kognitif anak dalam jangka panjang.
Sebagai langkah pencegahan, dr. Jatikusuma mengingatkan orang tua, kakek-nenek, dan pengasuh lainnya untuk tidak memberikan teh kepada anak balita. Apabila ingin memberikan makanan atau minuman kepada anak, sebaiknya selalu berkonsultasi dengan orang tua anak agar dapat memastikan keamanan dan kesehatan. Dengan memahami dampak negatif teh terhadap penyerapan zat besi, orang tua dapat lebih selektif dalam memilih asupan untuk anak demi mendukung pertumbuhan yang optimal dan mencegah anemia defisiensi zat besi.