Waspada! Musim Hujan Berisiko Mobil Tergelincir, Ketahui Penyebab dan Pencegahannya
Musim hujan harus diwaspadai oleh setiap pengendara di jalan raya.
Musim hujan yang belakangan terjadi di sebagian wilayah Indonesia harus diwaspadai oleh semua pengendara di jalan. Hal ini disebabkan oleh kemungkinan terjadinya kehilangan kendali kendaraan, yang sering disebut dengan hydroplaning atau aquaplaning. Untuk informasi, hydroplaning atau aquaplaning adalah situasi di mana ban kendaraan tidak dapat mencengkeram permukaan jalan akibat terhalang oleh lapisan air. Kondisi ini biasanya terjadi saat air di jalan terlalu banyak air dan ban tidak mampu mengalirkan traksi dengan baik, sehingga ban terangkat dan kendaraan meluncur tanpa kendali.
Selain dipicu oleh genangan air, hydroplaning juga dapat disebabkan oleh bobot kendaraan yang berlebihan atau kondisi kendaraan yang tidak optimal. Contohnya adalah insiden kecelakaan beruntun yang terjadi di KM 92+000 Tol Cipularang menuju Jakarta, yang melibatkan 17 kendaraan pada hari Minggu (26/6). Kecelakaan ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kelebihan muatan dan kondisi jalan yang licin akibat hujan. Dengan permukaan jalan yang licin dan bobot muatan yang berlebihan, kendaraan mengalami hydroplaning dan kehilangan kendali, yang berujung pada tabrakan beruntun.
- Waspada, Modus Pemerasan Ini Sering Terjadi di Jalan
- Bahaya Mobil Terkena Lubang Jalan Secara Teratur, Lakukan Tindakan Pencegahan Agar Tidak Mengalami Kerusakan Serius.
- Wanita Ini Temui Pengemudi Mobil Tetap Jalan Meski Tidak Ada Pintunya, Ternyata Ini Penyebabnya
- Musim Hujan, Daftar Hewan ini Harus Diwaspadai karena Ada yang Mengancam Nyawa
Pahami Penyebab Terjadinya Hydroplaning
Penting bagi pengemudi untuk memahami bahwa hydroplaning dapat terjadi ketika air terkumpul di bawah ban, yang menyebabkan ban terangkat dan kehilangan daya cengkeram pada permukaan jalan. Dalam kondisi ini, pengemudi biasanya merasakan setir yang menjadi lebih ringan dan sedikit bergetar sebelum kehilangan kendali, dan mobil mulai bergerak ke samping akibat hilangnya traksi pada ban.
Sebelum mempelajari cara untuk mencegah atau mengendalikan hydroplaning, pengemudi perlu mengetahui beberapa faktor yang dapat memicu aquaplaning. Salah satu aspek yang sangat penting untuk diperhatikan adalah kecepatan berkendara. Ketika kondisi jalan buruk, disarankan agar pengendara mengurangi kecepatan dan lebih berhati-hati. Terutama dalam menjaga jarak aman dengan kendaraan di depan untuk menghindari risiko saat pengereman. Meskipun banyak kendaraan modern dilengkapi dengan teknologi canggih seperti ABS (anti-lock braking system), kontrol traksi, dan sistem stabilitas elektronik, yang dapat membantu mengurangi atau bahkan mencegah kecelakaan, pengemudi tetap harus waspada dan mengendalikan kendaraan dengan baik setiap saat.
Faktor utama lainnya yang mempengaruhi hydroplaning adalah kondisi ban kendaraan. Penting untuk menjaga tekanan angin ban pada tingkat yang tepat. Tekanan yang terlalu tinggi atau rendah dapat membuat kendaraan lebih rentan terhadap hydroplaning. Selain itu, kedalaman alur ban juga harus diperiksa secara berkala. Jika kedalaman alur sudah mendekati batas keausan, maka ban harus segera diganti, baik satu pasang maupun satu set lengkap. Jika keausan ban tidak merata, hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah pada kesejajaran kemudi atau suspensi, yang perlu diperbaiki secepatnya.
Aspek lain yang tidak kalah penting adalah berat kendaraan. Kendaraan yang terlalu ringan atau kelebihan muatan cenderung lebih mudah tergelincir. Oleh karena itu, pastikan bahwa distribusi berat kendaraan seimbang antara bagian depan dan belakang untuk mengurangi risiko terjadinya hydroplaning.
Langkah Mencegah dan Mengatasi Aquaplaning
Banyak pengemudi yang secara instingtif menginjak rem dengan keras untuk memperlambat laju mobil, namun tindakan ini sering kali berakibat fatal dan justru membuat mobil semakin sulit dikendalikan. Hal ini disebabkan oleh kerja sistem ABS yang berfungsi untuk mencegah selip dan EBD yang mendistribusikan gaya pengereman agar kendaraan kembali stabil. Oleh karena itu, saat kendaraan mulai tergelincir, sebaiknya jangan menginjak rem terlalu keras. Biarkan mobil tetap dalam kondisi stabil dan beri waktu pada ban untuk mendapatkan kembali cengkeramannya. Selanjutnya, arahkan kemudi ke dalam atau keluar dari arah selip sesuai dengan situasi yang dihadapi.
Hindari melakukan gerakan kemudi atau pengereman secara mendadak, karena hal tersebut dapat mengganggu keseimbangan kendaraan dan memperburuk kondisi. Memang, sangat sulit untuk menahan keinginan menginjak rem saat merasa kehilangan kendali, tetapi pengemudi perlu memahami dan melatih diri untuk melakukan tindakan yang tepat dalam situasi tersebut. Pastikan juga untuk selalu memegang kemudi dengan kedua tangan dan menyesuaikan posisi jok agar tetap dapat mengendalikan hal-hal penting seperti kemudi, pedal gas, dan rem ketika traksi mulai hilang. Selain itu, pemilihan ban juga sangat krusial, karena ban adalah satu-satunya bagian kendaraan yang bersentuhan langsung dengan permukaan jalan.
Setiap jenis ban memiliki karakteristik yang berbeda, dan umumnya ada beberapa merek ban yang lebih unggul dalam menghadapi kondisi cuaca basah dibandingkan yang lain. Ukuran ban juga mempengaruhi performa, di mana ban yang lebih tinggi dan lebar cenderung lebih jarang mengalami hydroplaning dibandingkan dengan ban yang lebih sempit. Permukaan jalan juga menjadi faktor penting, terutama ketika cuaca sedang basah. Aspal biasanya memberikan cengkeraman yang lebih baik dibandingkan beton karena teksturnya yang lebih berpori. Oleh karena itu, sebaiknya hindari melintasi genangan air saat berkendara. Yang paling utama, perhatikan kecepatan dan selalu berhati-hati. Rencanakan perjalanan dengan baik, pastikan kendaraan dalam kondisi aman, dan selalu periksa cuaca sebelum berangkat. Ingatlah bahwa keselamatan di jalan adalah tanggung jawab Anda.