10 tahun mangkrak, 2 proyek tol ini kembali dilanjutkan
Saat ini, pihaknya tengah melakukan upaya pembebasan lahan di ruas-ruas tol tersebut. Hal ini dilakukan agar pada saat momen lebaran 2018 mendatang, tol Pejagan-Batang sudah beroperasional. Sementara, untuk Pejagan-Pemalang diharapkan sudah fungsional pada lebaran 2017 mendatang.
PT Waskita Karya melalui anak usahanya, Waskita Toll Road kembali mengebut pengerjaan proyek ruas tol Pejagan-Pemalang dan Pemalang-Batang. Proyek ini sebelumnya telah mangkrak selama 10 tahun.
Direktur Utama PT Pemalang Batang Tol Road, Supriyono mengatakan, saat ini proses konstruksi masih dalam skala kecil sebesar 7 persen. Sementara untuk pembebasan lahannya, ruas Pejagan- Pemalang sudah mencapai 92 persen dan Pemalang-Batang sudah mencapai 65 persen.
-
Apa yang dimaksud dengan jalan tol? Jokowi menilai, pembangunan jalan tol dapat menciptakan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru selain di Jakarta atau pulau Jawa. Sehingga, biaya logistik dapat lebih murah.
-
Mengapa jalan tol dibangun di Indonesia? Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) tengah gencar membangun infrastruktur untuk menekan biaya logistik. Salah satunya jalan tol.
-
Apa yang rusak akibat proyek jembatan tol? Fasilitas maupun rumah warga yang rusak akibat pembangunan itu harus segera diperbaiki atau diganti dalam waktu singkat.
-
Apa saja contoh infrastruktur yang dibangun oleh Kementerian PUPR? Kementerian PUPR diamanahi 125 PSN yang harus dikerjakan, yang terdiri dari 51 ruas jalan tol dan jembatan, 56 bendungan dan irigasi, 13 proyek sektor air dan sanitasi, 2 proyek perumahan, 1 proyek tanggul pantai, 1 proyek pembangunan Indonesia Internasional Islamic university dan 1 proyek kawasan industri batang.
-
Apa yang menjadi sumber utama tanah urug untuk tol Jogja-Bawen? Di balik megahnya pembangunan proyek tol Jogja-Bawen, terdapat satu Lokasi penting yang menjadi sumber material utama untuk tanah urug. Tempat tersebut adalah Gunung Gedang, yang terletak di Dusun Klangkapan, Margoluwih, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
-
Siapa yang melakukan pelanggaran di tol? Branch Manager Ruas Tol Prabumulih PT Hutama Karya (Persero) Syamsu Rijal mengakui telah terjadi pelanggaran kendaraan memutar balik di bawah jembatan interchange KM 82 Tol Indraprabu.
"Ruas Pejagan-Pemalang sudah 92 persen pembebasan lahan. Panjang ruasnya 37 km. Untuk ruas Pemalang Batang panjangnya 39 km. Proses fisik masih 7 persen konstruksi. Pembebasan tanah 65 persen pemalang batang," ujarnya di Pemalang, Jawa Tengah, Senin (28/11).
Saat ini, pihaknya tengah melakukan upaya pembebasan lahan di ruas-ruas tol tersebut. Hal ini dilakukan agar pada saat momen lebaran 2018 mendatang, tol Pejagan-Batang sudah beroperasional. Sementara, untuk Pejagan-Pemalang diharapkan sudah fungsional pada lebaran 2017 mendatang.
Pantauan merdeka.com, kondisi pembangunan jalan tol tersebut masih dalam pemadatan tanah pada sesi I. Sejumlah alat berat juga ada dilokasi namun dalam jumlah yang tidak banyak.
Kedua ruas tol tersebut diharapkan dapat menjadi alternatif dalam pengalihan arus mudik apabila terjadi kemacetan parah di jalur Pantura. Hanya saja, kendati dapat digunakan sebagai alternatif, namun kedua ruas tersebut tidak akan bisa dioptimalkan hingga pengerjaan proyeknya tuntas.
"Konstruksi target Februari 2017 untuk Pejagan-Pemalang. Kita coba fungsional lebaran jadi belum sempurna untuk digunakan nantinya. Sementara kita targetkan sebelum lebaran 2018 Pemalang-Batang selesai. Kalau 2017 hanya fungsional saja. Untuk orang lewat. Nanti kita kasih jembatan tambahan. Kalau pantura penuh ini bisa dioperasikan," pungkasnya.
Baca juga:
Tahap finalisasi, pabrik semen Rembang beroperasi tahun depan
Menteri Rini klaim pihak asing minati sekuritisasi BUMN RI
Alasan Rini Soemarno angkat Badrodin Haiti jadi Komut Waskita Karya
Percantik 5 bandara, Angkasa Pura I cari uang Rp 3 T lewat obligasi
Jadi Komut, Archandra Tahar dipercaya akan buat Pertamina mendunia
Mandiri salurkan bantuan sosial non tunai di Bekasi
Hingga Oktober 2016, saluran kredit pinjaman Pegadaian capai Rp 35 T