2015 Titik terendah pasar properti
Pengembang disarankan untuk berhati-hati menaikkan harga propertinya.
Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) disusul naiknya suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate menjadi 7,75 persen membuat pasar properti dalam negeri diprediksi bakal terpuruk.
Indikasi keterpurukan sektor properti, kata dia, sudah terlihat pada triwulan III 2014. Penjualan turun lebih dari 69 persen dibandingkan triwulan III 2013.
-
Apa pengertian dari Pemilu Proporsional Tertutup? Pengertian Pemilu Proporsional Tertutup Menurut Buku Pemilu Dalam Transisi Demokrasi Indonesia: Catatan Isu dan Kontroversi (2018) oleh Januari Sihotang, sistem proporsional tertutup adalah sistem pemilihan di mana rakyat hanya memilih partai.
-
Apa itu prosa? Prosa adalah sebuah karya sastra dalam bentuk cerita yang disampaikan menggunakan narasi.
-
Apa itu pronomina? Pronomina adalah Kata Ganti Nomina, Berikut Jenis dan Contohnya Penggunaan pronomina membantu menghindari pengulangan kata benda yang sama dalam sebuah wacana atau percakapan, sehingga membuat ungkapan lebih efisien dan jelas.
-
Apa yang dimaksud dengan proporsi? Proporsi adalah konsep yang mengacu pada hubungan antara bagian-bagian dari suatu objek atau gambar yang berdasarkan ukuran, skala, dan posisi relatif mereka.
-
Apa itu Prasi? Prasi adalah cerita bergambar, layaknya komik. Mengutip Liputan6.com, Prasi memuat cerita-cerita tradisional yang bersumber dari naskah kuno, termasuk memuat gambar makhluk-makhluk mitologi.
-
Di mana letak Probolinggo? Probolinggo adalah sebuah kota yang terletak di pesisir utara Jawa Timur, 100 km di sebelah tenggara kota Surabaya.
Direktur Executive Indonesia Properti Watch, Ali Tranghanda menuturkan, setiap kenaikan 1 persen BI Rate, menurunkan daya beli properti sebesar 4-5 persen. Kenaikan harga BBM menjadi multiplier effect, sehingga diperkirakan penurunan daya beli properti bisa mencapai 30 persen.
"Melambat secara umum, kalau titik terendah 2015, suku bunga dan BBM naik. Tahun 2013-2014 properti jatuh 70 persen, pada 2015 ya sebesar 30 persen sehingga harga stagnan," ujarnya di JW Lawunsa, Jakarta, Rabu (3/12).
Karena itu dia menyarankan pada pengembang untuk berhati-hati menaikkan harga propertinya meski biaya konstruksi dan lainnya bakal semakin mahal.
"Tahun 2015 diperkirakan akan menjadi titik terendah pasar properti. Para pengembang diharapkan dapat lebih waspada melakukan ekspansi baik itu untuk segmen menengah atau atas," ungkapnya.
Dia menuturkan, perlambatan pada 2015 merupakan buah dari yang terjadi di sepanjang tahun ini. Untuk itu, konsolidasi pelaku bisnis properti perlu dilakukan dengan memperhatikan pelemahan Rupiah terhadap dolar AS sebagai salah satu faktornya.
"Konsolidasi sebaiknya dilakukan pengembang mengantisipasi perkiraan market recovery di tahun 2016," ucapnya.
(mdk/noe)