5 Alasan China sangat menakutkan bagi investor & picu krisis global
Kebijakan China mengguncang ekonomi negara lain.
China belakangan ini membuat kebijakan yang menggegerkan dunia dengan sengaja mendevaluasi mata uangnya hingga 2 persen. Kebijakan ini diambil untuk mendongkrak ekspor China yang selama ini melemah.
Namun, kebijakan ini mengguncang ekonomi negara lain, termasuk Indonesia. Bahkan dampaknya lebih parah dari turunnya harga minyak dunia, bangkrutnya Yunani atau kenaikan suku bunga The Fed.
-
Kenapa China mendominasi daftar jembatan terpanjang? Tak dapat dipungkiri, China menjadi dominator utama dalam hal ini, memimpin dengan konstruksi megah yang memiliki jembatan panjang terbanyak di dunia. Daftar resmi dalam hal ini setidaknya menyebutkan lebih dari 300 jembatan di seluruh dunia.
-
Mengapa Tembok Raksasa Cina termasuk dalam daftar tujuh keajaiban dunia? Pekerjaan tembok ini dilakukan pada abad ke-7 SM dan berlanjut selama dua milenium. Tembok raksasa cina masuk dalam daftar tujuh keajaiban dunia.
-
Apa yang ditemukan di China baru-baru ini? Spesies Baru Titanosaurus Ditemukan di China, Hidup di Zaman Kapur Ahli paleontologi di Tiongkok menemukan fragmen fosil dari genus dan spesies baru dinosaurus sauropoda titanosaurian yang hidup di Bumi selama periode Kapur.
-
Apa yang dituduhkan oleh Kementerian Keamanan Negara China? Kementerian Keamanan Negara mengatakan beberapa negara telah menargetkan penduduk China karena “motif tersembunyi.”
-
Apa yang ditemukan di China selatan? Sebuah fosil buaya yang telah punah ditemukan dengan kondisi terpenggal di China selatan.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan di China? Ilmuwan menemukan fosil larva cacing yang hidup sekitar 500 juta tahun lalu.
Buktinya, nilai tukar Rupiah sempat anjlok dalam hingga nyaris menyentuh angka Rp 13.800 per USD. Ini adalah level terendah semenjak krisis 1998.
Kebijakan China ini juga menakuti para investor global. Terbukti dengan turunnya harga saham beberapa perusahaan, seperti perusahaan merek mewah, semikonduktor serta pertambangan.
Penjelasannya adalah karena perusahaan tersebut menjadikan China pasar terbesar mereka. Dengan melemahnya Yuan, maka daya beli masyarakat akan tergerus dan mengurangi permintaan. Investor mulai ketakutan.
"Apakah mereka (China) tidak tahu apa yang mereka lakukan? Saya pikir begitu. Ini sangat serius dan membingungkan investor di seluruh dunia," ucap presiden penasihat investasi Yardeni Research, Ed yardeni dalam catatannya seperti dikutip dari CNN Money di Jakarta, Selasa (18/8).
Meski demikian, mengapa China sangat menakutkan bagi investor dan bisa memicu krisis global? Berikut ulasan Ed Yardeni:
Devaluasi Yuan timbulkan kegelisahan USD
Penguatan dolar Amerika (USD) tentu sangat bagus untuk menggenjot turis Amerika untuk bepergian ke luar negeri. Namun demikian, kondisi ini menghantam banyak perusahaan yang berbasis di Amerika.
Ketika USD menguat, barang yang dihasilkan perusahaan di Amerika akan lebih mahal dari para pesaingnya. Jika dijual ke luar negeri, termasuk China maka ini produk Amerika lebih mahal dari produk China sendiri.
Keputusan China mendevaluasi atau menjatuhkan nilai tukarnya membuat investor resah. Ini menjadi salah satu sebab jatuhnya harga sama perusahaan di Amerika awal pekan ini.
China bersin, dunia menjadi dingin
Alasan terbesar mengapa China menjadi penting adalah masalah ukuran. Tidak seperti Yunani atau Puerto Rico, China memberi dampak ke seluruh dunia.
China sekarang menjadi negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia. China merupakan konsumen terbesar bahan baku seperti minyak dan tembaga. Harga kedua bahan baku ini jatuh dalam beberapa pekan terakhir karena menurunnya permintaan.
Pelemahan ekonomi China akan membuat harga komoditas ini menjadi lebih anjlok. Tentu saja, ini akan menghantam keuangan negara yang bergantung pada sumber daya alam.
"Itu bisa mengakibatkan krisis utang di suatu tempat di belahan dunia lain. Dengan kata lain, kekacauan China mungkin akan memberikan dampak lebih kritis untuk krisis global," kata Yardeni.
Mesin pertumbuhan berhenti
Selama 15 tahun terakhir, China menjadi katalis kunci untuk pertumbuhan ekonomi global. Namun, kini ekonomi China terus mengalami perlambatan dari 10 persen di 2010 menjadi hanya 7 persen pada semester I-2015.
"Investor melihat China sebagai negara dengan ekonomi ajaib," kata Kepala Strategi Investasi di S&P Capital IQ, Sam Stovall.
China mengkhawatirkan
Kondisi perekonomian China secara nyata menciptakan 'penyakit' di perusahaan yang menggantungkan pasar atau penjualan di China. Pasalnya, pelemahan Yuan menyebabkan turunnya daya beli masyarakat China.
Selama ini, banyak perusahaan multinasional Amerika seperti seperti Apple, General Motors, Nike, Starbucks dan KFC menggantungkan penjualan di China. Menguatnya USD terhadap Yuan juga membuat produk mereka lebih mahal di China.
"Selama ini, pertumbuhan China menjadi optimisme dan potensi pertumbuhan yang signifikan untuk saham di Amerika. Namun, kini menjadi sumber kekecewaan dalam hasil terakhir ini," tulis Analis Bank of America, Merill Lynch.
Investor tidak percaya China
Perjalanan ekonomi China masih diselimuti misteri. Oleh karena itu, banyak investor yang tidak percaya pada pemerintahan China yang akan mengatakan akan membuat perekonomiannya membaik.
Dengan kata lain, investor menyebut China sebenarnya bisa jatuh lebih buruk dari pada yang disadari orang-orang saat ini.
Tindakan China baru-baru ini dalam mendevaluasi Yuan misalnya. Hal ini sama sekali tidak membantu dengan baik di saat penurunan tajam pasar saham China. Upaya masa depan untuk menghidupkan kembali pertumbuhan kemungkinan akan disambut dengan peningkatan skeptisisme dari pasar.
"Sementara program pengeluaran dan penurunan suku bunga dapat sedikit memberi bantuan, kepercayaan diri," ucap Analis Bank of America, Merril Lynch.
(mdk/idr)