6 Negara ASEAN Masuk Daftar Negara Pembangunan Berkelanjutan, Termasuk Indonesia
Dalam Sustainable Development Report 2023, terdapat 6 negara ASEAN yang masuk 100 besar negara yang mengimplementasikan pembangunan berkelanjutan.
6 Negara ASEAN Masuk Daftar Negara Pembangunan Berkelanjutan, Termasuk Indonesia
Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid mengatakan, pihaknya kini tengah memprioritaskan pembangunan berkelanjutan dalam peningkatan bisnis dan usaha di kawasan ASEAN.
Dia menjelaskan, dalam upaya untuk mengatasi masalah lingkungan yang mendesak dan membuka jalan bagi masa depan yang berkelanjutan, pihaknya bekerja sama dengan berbagai stakeholder untuk mempercepat penerapan sumber energi bersih dan terbarukan di kawasan ASEAN.
"Membangun ASEAN dan juga dunia yang mengutamakan konsep berkelanjutan, haruslah melalui upaya bersama tiap pihak. Di ASEAN, kami percaya bahwa upaya bersama dari pihak pemerintah, bisnis, dan masyarakat akan mendorong transisi energi yang lebih baik," ujar Arsjad dalam keteranganya, Selasa (18/7).
- Dikunjungi Yenny Wahid, Pesantren di Jember Bulat Dukung Mahfud Md karena Kecintannya pada Gus Dur
- Ketua ASEAN-BAC: Indonesia Berhasil Ciptakan Era Baru dalam Berbisnis di Asia Tenggara
- Banyak Negara Terancam Bangkrut Akibat Jebakan Utang China, Ada Indonesia?
- Basuki dan Airlangga Siap jadi Menteri Pertama Tinggal di IKN
Arsjad menerangkan Sustainable Development Report 2023, terdapat 6 negara ASEAN yang masuk 100 besar negara yang mengimplementasikan pembangunan berkelanjutan.
Antara lain, yaitu Thailand pada peringkat 43 dengan skor 74,7, Vietnam pada peringkat 55 dengan skor 73,4, Singapura pada peringkat 64 dengan skor 71,8, Indonesia pada peringkat 75 dengan skor 70,2, Malaysia pada peringkat 78 dengan skor 69,8, dan yang terakhir adalah Filipina pada peringkat 98 dengan skor 67,1.
Sementara negara ASEAN lainnya seperti Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, dan Myanmar secara berurutan masih berada di peringkat di atas 100, yaitu 102, 103, 115, dan 125.
"Dengan usaha bersama, seluruh negara ASEAN bahu membahu untuk bisa membangun kawasan yang lebih mengutamakan proses bisnis yang berkelanjutan serta dengan adanya penggunaan energi yang lebih bersih," katanya.
Merdeka.com
Demi menerapkan energi bersih, saat ini perusahaan-perusahaan di ASEAN sedang membangun fasilitas energi terbarukan untuk mengurangi emisi karbon.
Beberapa negara anggota ASEAN juga telah menggunakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) negara masing-masing untuk mempercepat integrasi energi terbarukan. Namun, potensi energi terbarukan di ASEAN masih perlu terus untuk didorong.
"Indonesia misalnya, menargetkan untuk menambah kapasitas energi terbarukan sebesar 20,9 GW pada tahun 2030 dan mengharapkan 60 persen energinya berasal dari sumber terbarukan pada tahun 2060," imbuhnya.
Merdeka.com
Bahkan Laos telah mencapai kemajuan dalam pengembangan tenaga listrik dan ekspor energi, yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi negara tersebut sebesar lebih dari 3 persen.
"ASEAN dan dalam hal ini secara khusus ASEAN-BAC, berkomitmen untuk mempercepat transisi menuju ekonomi nol emisi dengan mempromosikan energi terbarukan, efisiensi energi, dan pembangunan infrastruktur berkelanjutan. Penerapan strategi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dan mendorong penggunaan solusi inovatif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dalam kegiatan bisnis di kawasan ASEAN sangat dianjurkan," tutupnya.