Banyak Negara Terancam Bangkrut Akibat Jebakan Utang China, Ada Indonesia?
Negara miskin menghadapi ketidakstabilan ekonomi dan bahkan kebangkrutan akibat beban pinjaman luar negeri.
. China dikenal merupakan salah satu negara paling dermawan dalam memberikan utang.
Banyak Negara Terancam Bangkrut Akibat Jebakan Utang China, Ada Indonesia?
Jebakan Utang China
Sejumlah negara dilaporkan mengalami kebangkrutan akibat terjebak utang ke China. China sendiri dikenal merupakan salah satu negara paling dermawan dalam memberikan utang ke negara-negara berkembang. Menurut hasil analisis Associated Press (AP), umumnya negara-negara miskin menghadapi ketidakstabilan ekonomi dan bahkan kebangkrutan akibat beban pinjaman luar negeri yang mencapai ratusan miliar dolar. Kebanyakan pinjaman berasal dari pemerintah terbesar dan paling tak kenal ampun di dunia, China.
"Selain itu, penemuan baru-baru ini bahwa peminjam diharuskan memasukkan uang tunai ke dalam rekening escrow tersembunyi yang mendorong China ke garis depan kreditur yang harus dibayar," tulis AP News dikutip di Jakarta, Rabu (9/8).
AP News mencatat, Pakistan, Kenya, Zambia, Laos, dan Mongolia menjadi negara yang paling terdampak untuk mengembalikan utang ke China. Dilaporkan negara-negara tersebut telah menghabiskan uang cukup besar dari pendapatan pajak agar dapat membayar kembali utang itu.
"Dan itu menguras cadangan mata uang asing yang digunakan negara-negara ini untuk membayar bunga atas pinjaman tersebut, menyisakan beberapa hanya beberapa bulan sebelum uang itu hilang," ungkap AP News.
Di Pakistan, jutaan pekerja tekstil telah di-PHK karena negara tersebut memiliki terlalu banyak utang luar negeri dan tidak mampu untuk menjaga listrik dan mesin tetap berjalan. Sementara di Kenya, pemerintah telah menahan gaji ribuan pegawai negeri sipil untuk menyimpan uang tunai untuk membayar pinjaman luar negeri
Bahkan, Zambia dan Sri Lanka telah gagal bayar utang setelah memiliki sebanyak 50 persen pinjaman luar negeri mereka dari China. Kedua negara tersebut juga tidak mampu membayar bunga atas pinjaman untuk pembangunan pelabuhan, tambang, dan pembangkit listrik yang terancam bangkrut.
"Sejak Sri Lanka bangkrut setahun yang lalu, setengah juta pekerjaan industri telah hilang, inflasi telah menembus 50 persen dan lebih dari separuh populasi di banyak bagian negara itu telah jatuh ke dalam kemiskinan," bunyi hasil analisis AP News.
Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) membantah kabar yang menyebutkan jika China merupakan negara terbesar pemberi utang ke Indonesia. Menurut Kominfo, negara pemberi utang paling banyak ke Tanah Air ialah Singapura.
"Faktanya, klaim bahwa China merupakan pemberi utang terbesar untuk Indonesia adalah salah. Negara pemberi utang luar negeri terbesar Indonesia adalah Singapura," tulis Kominfo.