Airlangga Sebut Indikator Ekonomi RI Membaik Seiring Kasus Covid-19 Melandai
Pemerintah Indonesia mengklaim bahwa penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional telah berada di track yang benar. Hal ini terlihat pada beberapa leading indicator perekonomian yang membaik seiring dengan melandainya kasus Covid-19 di Indonesia.
Pemerintah Indonesia mengklaim bahwa penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional telah berada di track yang benar. Hal ini terlihat pada beberapa leading indicator perekonomian yang membaik seiring dengan melandainya kasus Covid-19 di Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto membeberkan, dari upaya akselerasi pelaksanaan vaksinasi, hingga tanggal 31 Desember 2021 pukul 18.00 WIB tercatat dari 208,26 juta target vaksinasi dosis 1 dan dosis 2, telah dilakukan vaksinasi dosis 1 kepada 161,32 juta penduduk atau sebesar 77,46 persen dari target, vaksinasi dosis 2 kepada 113,85 juta penduduk atau sebesar 54,67 persen dari target.
-
Bagaimana Menko Airlangga Hartarto berencana memperkuat kerja sama ekonomi di KTT G20? “Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
-
Apa yang dibahas dalam pertemuan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gam Ki Yong? Pertemuan keduanya terkait implementasi Program Tech:X, peningkatan kemudahan mobilitas bagi investor dari Singapura, pengembangan Pelabuhan Kendal, penguatan konektivitas udara, kerja sama agribisnis, dan kerja sama pariwisata.
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Apa yang dilakukan Pertamina untuk mendukung Kemandirian Ekonomi Nasional? Nicke Widyawati menyampaikan ucapan terima kasih atas penghargaan untuk Kategori Kemandirian Ekonomi yang diberikan kepadanya Menurutnya, kemandirian ekonomi tidak terlepas dari kemandirian energi, karena energi adalah katalis untuk pertumbuhan ekonomi suatu negara.
-
Apa yang menurut Menko Airlangga Hartarto menjadi tantangan utama dalam pengembangan ekonomi platform di wilayah pedesaan? "Dalam menyambut besarnya kesempatan tersebut, kita juga harus menyadari bahwa terdapat juga tantangan-tantangan dalam pengembangan ekonomi platform, terutama di wilayah pedesaan dan daerah 3T. Tantangan tersebut diantaranya adalah akses terhadap teknologi dan koneksi internet yang terbatas, serta kurangnya pemahaman tentang penggunaan platform-platform ini," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto yang hadir secara virtual dalam acara Peluncuran Hasil Studi Penggunaan Platform Digital di Pedesaan Indonesia oleh DFS Lab, Selasa (25/7).
Sementara itu, untuk vaksinasi dosis 3 telah diberikan kepada 1,29 juta penduduk atau sebesar 87,75 persen dari target. Upaya vaksinasi juga telah diperluas dan diakselerasi bagi kelompok anak-anak usia 6 hingga 11 tahun.
Dari sisi pemulihan ekonomi, Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia sudah berada di atas 100 yakni pada angka 118,5. Ekspor Indonesia pada kuartal ke-3 tahun 2021 naik 29,16 persen, sedangkan impor naik 30,11 persen. Indonesia juga memiliki cadangan devisa yang cukup tinggi yaitu di atas USD140 miliar dan neraca perdagangan secara akumulatif surplus sebesar USD 34,32 miliar.
“Penanganan krisis akibat Covid-19 dalam 1 tahun sudah bisa recover sehingga ini memberikan sinyal bahwa fundamental ekonomi kita masih sangat baik,” kata Menko Airlangga, Minggu (2/1).
Hal tersebut juga diakui oleh World Bank yang menilai bahwa saat ini Indonesia memiliki Kebijakan Fiskal yang prudent dan juga memiliki Kebijakan Moneter yang tepat, termasuk reformasi struktural yang dilakukan secara masif sehingga dapat menarik investor.
"Dibandingkan dengan berbagai emerging countries, Indonesia juga stand out karena tiga kebijakan tersebut," imbuhnya.
Sementara itu, kembalinya indeks saham menjadi suatu hal yang sangat positif, apalagi sebagian besar nasabahnya adalah sektor retail atau individual. "Sehingga pasca Covid-19 ini pasar modal secara struktur lebih kuat. Kemudian ditambah lagi kita sudah punya Sovereign Wealth Fund yang diberi modal oleh Pemerintah, dan ini yang menjadi buffer bagi capital market ke depan," jelasnya.
Indikator Lainnya
Terkait dengan investasi, beberapa hal yang dilakukan Pemerintah dalam Proyek Strategis Nasional telah mendorong masuknya investasi lebih dari Rp5.000 triliun.
Sementara itu dalam pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus terutama di sektor yang pertumbuhannya tinggi selama pandemi, seperti Nongsa Digital Park, termasuk juga di sektor renewable energy, seperti solar farm, juga banyak diminati oleh investor.
Terkait dengan kebijakan The Fed, Menko Airlangga menegaskan bahwa Indonesia masih memiliki buffer untuk menahan karena selama ini tingkat suku bunga di Indonesia relatif delta-nya tinggi. "Jadi kita harus tetap berbasis pada fundamental yang sifatnya regional sentimen," katanya.
Sementara itu, adanya Forum G20 di Indonesia diharapkan akan efektif memacu tenaga kerja hingga konsumsi. Menko Airlangga mengatakan forum ini akan memberikan multiplier effect yang besar bagi Indonesia dan mempekerjakan sekitar 33.000 pekerja di sektor Horeka dan event untuk kegiatan tersebut.
"Presidensi G20 Indonesia ini diharapkan domestik impact-nya lebih tinggi dari pertemuan IMF dan World Bank di Bali 2018 lalu," tandasnya.
(mdk/azz)