Ambisi PLN Tambah Pembangkit Listrik hingga 68 Gigawatt
Penambahan energi tersebut sebagian besar dari kapasitasnya akan bersumber dari energi baru terbarukan (EBT).
PT PLN (Persero) memiliki rencana ambisius untuk memperluas kapasitas pembangkit energi sebesar 68 gigawatt (GW) hingga tahun 2033.
Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, mengatakan dari penambahan energi tersebut sebagian besar dari kapasitasnya akan bersumber dari energi baru terbarukan (EBT).
Rencana ini akan dituangkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang tengah disusun oleh PLN.
"Saat ini kita sedang menggodok RUPTL dengan total 68 GW antara tahun ini sampai 2033, di mana 46 gigawatt berbasis pada renewbable energy, artinya 67% pada 10 tahun mendatang penambahan pembangkit berbasis pada energi baru terbarukan," kata Darmawan dalam RDP dengan Komisi XII DPR RI, Senin (2/12).
Selain itu, Darmawan mengungkapkan bahwa PLN bersama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang membuat model pengembangan energi baru terbarukan (EBT) yang lebih cepat. Dalam permodelan tersebut, direncanakan akan ada tambahan kapasitas pembangkit sebesar 100 GW hingga 2040, dengan sekitar 75% di antaranya berasal dari EBT.
"Ada 5 GW berbasis new energy salah satunya adalah nuklir, dan 20 persen berbasis pada gas dengan total kapasitas yang dibangun sampai 2040 sekitar 100 GW," ujarnya.
Langkah strategis ini merupakan bagian dari upaya PLN untuk mendukung target pemerintah dalam mencapainya pertumbuhan ekonomi yang stabil, dengan kemandirian energi yang berkelanjutan.
Darmawan menambahkan bahwa rencana ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya kemandirian energi dalam pidato pelantikannya pada 20 Oktober 2024 lalu.
"Ini adalah arahan dari Bapak Presiden Prabowo Subianto bahwa kita harus membangun suatu kemandirian energi, self sufficiency dari suatu energi. Ini adalah pidato beliau pada pelantikan Presiden 20 oktober 2024. Arah kita tentu saja ke sana," pungkasnya.