Amerika Serikat & China masih jadi negara tujuan ekspor terbesar RI
Nilai ekspor nonmigas Indonesia pada Oktober 2015 ke Amerika Serikat mencapai USD 1,2 miliar.
China, Amerika Serikat dan Jepang masih tercatat sebagai negara tujuan ekspor terbesar Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor nonmigas Indonesia pada Oktober 2015 ke Amerika Serikat mencapai USD 1,2 miliar, China USD 1,09 miliar dan ke Jepang USD 1,01 miliar.
Kontribusi ketiga negara tersebut menguasai 31,05 persen pangsa pasar ekspor Indonesia.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Kenapa ekspor telur ke Singapura bisa menjadi bukti keberhasilan Indonesia di pasar dunia? Singapura menjadi salah satu negara dengan standar mutu dan keamanan pangan yang tinggi, sehingga ekspor ini menjadi salah satu keberhasilan Indonesia di pasar dunia.
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
-
Kenapa BSI fokus untuk memberikan kontribusi terhadap kemajuan ekonomi Indonesia? Direktur Kepatuhan & SDM BSI Tribuana Tunggadewi dalam acara tersebut mengatakan bahwa BSI sebagai bank syariah terbesar dan perusahaan milik pemerintah tentunya akan terus melakukan inovasi-inovasi kreatif untuk meningkatkan partisipasi perseroan dalam kemajuan ekonomi Indonesia. “Hal ini tentunya menjadi perhatian utama kami, bahwa sebagai perusahaan kami tidak hanya berbicara mengenai profit atau business only, tapi kami juga harus memberikan manfaat yang nyata kepada masyarakat,” kata Dewi.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
Kepala BPS, Suryamin menjelaskan, secara keseluruhan ekspor nonmigas Indonesia mengalami penurunan ke negara tujuan utama. Misalnya, Australia mengalami penurunan sebesar 33,25 persen dengan nilai USD 119,4 juta, Jepang sebesar 9,43 persen dengan nilai USD 105,6 juta, Taiwan sebesar 26,42 persen dengan nilai USD 89,9 juta, Amerika Serikat sebesar 5,26 persen dengan nilai USD 67,4 juta, Korea Selatan sebesar 10,84 persen dengan nilai USD 48 juta, Belanda sebesar USD 7,48 persen dengan nilai USD 21 juta, Singapura sebesar 1,62 persen dengan nilai USD 12,3 juta, dan Italia sebesar 4,9 persen dengan nilai USD 7,4 juta.
Sedangkan ekspor nonmigas justru naik ke beberapa negara lain yakni India sebesar 20,11 persen dengan nilai USD 167,6 juta, China sebesar 4,56 persen dengan nilai USD 47,7 juta, Malaysia sebesar 9,05 persen dengan nilai USD 42,4 juta, Thailand sebesar 5,84 persen dengan nilai USD 21,7 juta, dan Jerman sebesar 5,39 persen dengan nilai USD 11,3 juta.
"Sementara ekspor ke Uni Eropa sebanyak 27 negara pada Oktober 2015 mencapai USD 1,22 miliar," kata Suryamin di Kantor Pusat BPS, Jakarta Pusat, Senin (16/11).
Secara keseluruhan, total ekspor ke-13 negara tujuan utama di atas turun 2,35 persen.
Pada periode Januari-Oktober 2015, Amerika Serikat merupakan negara tujuan ekspor terbesar dengan rasio 11,51 persen bernilai USD 12,8 miliar, diikuti China dengan rasio 9,88 persen bernilai USD 11 miliar, dan Jepang dengan rasio 9,79 persen bernilai USD 10,9 miliar.
Baca juga:
BPS catat kinerja ekspor Oktober 2015 USD 12,08 miliar
Presiden Jokowi: Barang yang diekspor minimal setengah jadi
Rachmat Gobel nilai pasar domestik harus diisi produk lokal
Barang tak ber-SNI marak beredar karena mahalnya biaya sertifikasi
Jakarta 'pemakan' daging sapi impor terbesar Indonesia