Analis Ungkap Penyebab Beda Sikap Indonesia dan Korea Selatan Soal Perang di Gaza
Sebanyak 120 negara menyetujui adanya resolusi gencatan senjata, 14 negara menolak, dan 45 negara abstain.
Sebanyak 120 negara menyetujui adanya resolusi gencatan senjata, 14 negara menolak, dan 45 negara abstain.
- Indonesia Desak Dunia Internasional Dukung Resolusi PBB Untuk Gencatan Senjata Permanen di Gaza
- Omong Kosong Amerika Ngaku Kerja Keras Hentikan Perang di Gaza tapi Terus Veto Resolusi PBB soal Gencatan Senjata
- Seperti di Indonesia, Angka Pengangguran di Korea Terus Meningkat
- Sama-Sama Middle Power, Indonesia-Korea Selatan Beda Sikap Soal Gaza
Analis Ungkap Penyebab Beda Sikap Indonesia dan Korea Selatan Soal Perang di Gaza
Penyebab Beda Sikap Indonesia dan Korea Selatan Soal Perang di Gaza
Sejak perang antara militan Hamas dengan militer Israel kembali pecah, Indonesia tidak pernah surut menyerukan gencatan senjata terhadap kedua pihak.
Sebagai negara berkekuatan tengah (middle power), beragam upaya dilakukan Indonesia agar masyarakat sipil tidak terus menjadi korban dari tragedi kemanusiaan yang dilakukan militer Israel.
Salah satu upaya konkret Indonesia dengan menyetujui resolusi gencatan senjata dalam Sidang Majelis Umum PBB hari kedua di New York, Amerika Serikat, Jumat malam (27/10) lalu.
Sebanyak 120 negara menyetujui adanya resolusi gencatan senjata, 14 negara menolak, dan 45 negara abstain.
Dari 45 negara yang abstain, salah satunya Korea Selatan.
Di satu sisi, Indonesia dan Korea Selatan sama-sama negara dengan berkekuatan menengah (middle power).
Dosen Jurusan Hubungan Internasional Universitas Airlangga, Radityo Dharmaputra menilai, sikap pemerintah Korea Selatan yang memilih abstain pada pilihan resolusi gencatan senjata, memiliki alasan tertentu.
Dalam diskusi yang digelar oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Jakarta, Radityo menyampaikan tidak setiap negara berkekuatan menengah harus memiliki posisi yang sama dalam menyikapi setiap isu.
"Saya rasa, negara middle power tidak selalu harus berada di posisi yang sama di beberapa isu," kata Radityo dikutip Senin (18/12).
Meski dalam sejarahnya Indonesia selalu mendukung Palestina, satu hal penting lainnya yang selalu dilakukan RI sebagai negara middle power memanfaatkan multilateral forum.
Di satu sisi, Asisten Profesor Jurusan Studi Lintas Budaya dan Kawasan University of Copenhagen, Jin Sangpil, Korea Selatan berada di kondisi yang cukup 'tricky' jika bersikap terhadap perang yang terjadi di jalur Gaza itu.
Sebab, Korea Selatan merupakan negara sekutu Amerika Serikat yang mana negara tersebut sangat mendukung agresi Israel.
Kendati berada di pihak sekutu, Korea Selatan tidak bisa lepas dari ketergantungan negara-negara timur tengah dalam hal minyak dan gas.
"Jika Korea Selatan terlalu tegas, maka negara-negara kekuatan menengah lainnya, termasuk di Timur Tengah, jelas akan memiliki persepsi negatif terhadap Seoul,” ujar Jin.
Sebagaimana diketahui, resolusi gencatan senjata diinisiasikan oleh hampir 50 negara, termasuk Indonesia.
Melansir AP, resolusi ini menyerukan gencatan senjata. Mereka juga menuntut semua pihak mematuhi kewajiban berdasarkan undang-undang kemanusiaan dan HAM internasional, perlindungan kepada warga sipil dan sekolah, rumah sakit, serta infrastruktur untuk keberlangsungan hidup masyarakat setempat.
Resolusi juga meminta Israel untuk membatalkan perintahnya agar warga Gaza mengungsi dari utara ke selatan dan meminta tegas segala upaya pemindahan paksa penduduk sipil Palestina.