Analisa INDEF soal penyebab Rupiah kembali tersungkur hingga Rp 14.310 per USD
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira Adhinegara, mengatakan pelemahan Rupiah disebabkan oleh tekanan global setelah ancaman perang dagang AS-China terus berlanjut. Selain itu, rencana kenaikan suku bunga acuan The Fed juga turut menghempas nilai tukar Rupiah.
Kurs Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat nampaknya belum beranjak dari angka Rp 14.000 per USD, meskipun Bank Indonesia terus melakukan langkah intervensi. Pada perdagangan hari ini, Kamis (28/6), Rupiah sempat tersungkur di level Rp 14.310 per USD dikutip Reuters. Angka ini terendah sejak awal tahun.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira Adhinegara, mengatakan pelemahan Rupiah disebabkan oleh tekanan global setelah ancaman perang dagang AS-China terus berlanjut. Selain itu, rencana kenaikan suku bunga acuan The Fed juga turut menghempas nilai tukar Rupiah.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Kapan nilai tukar Dolar Singapura terhadap Rupiah mengalami penurunan signifikan? Kemudian, terjadi penurunan hingga mencapai titik terendah sekitar 11.700 IDR per 1 SGD, sebelum kembali menguat ke 11.762,02 IDR per 1 SGD pada 25 September 2024.
-
Bagaimana Said Abdullah menggambarkan tren nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat? Said mencontohkan saat ini nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) terus melemah dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Pada tahun 2022 nilai tukar USD terhadap rupiah adalah Rp 14 ribu. Kemudian pada 2023 menyentuh angka Rp 15 ribu. dan semester pertama 2024 ini, dolar sudah berada di angka Rp 16.400.
-
Kapan Ayat Seribu Dinar turun? Ayat seribu dinar adalah sebutan untuk dua ayat dalam Surat At Thalaq, yaitu ayat 2 bagian akhir dan ayat 3 seluruhnya.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Mengapa nilai tukar rupiah menjadi sangat tinggi terhadap dolar di era Soeharto? Sebab, inflasi Indonesia yang terbilang masih cukup tinggi tidak sebanding dengan mitra dagangnya. Akhirnya nilai tukar rupiah menjadi sangat tinggi terhadap dolar dan tidak ada negara yang mau bermitra dengan Indonesia.
"Rupiah melemah karena besarnya tekanan global setelah perang dagang AS China berlanjut, ekspektasi kenaikan Fed rate 4 kali tahun ini dan kenaikan harga minyak karena Trump serukan boikot impor minyak dari Iran. USD index langsung loncat ke 95. Artinya dolar AS menguat terhadap mata uang dominan lainnya," ujar Bhima di Jakarta, Kamis (28/6).
Kondisi ini pun diperparah oleh data-data ekonomi dalam negeri yang tidak menunjukkan perbaikan dari bulan-bulan sebelumnya. Salah satunya defisit neraca perdagangan pada Mei 2018 sebesar USD 1,52 miliar.
"Sayangnya dari dalam negeri data-data ekonomi dibawah ekspektasi. Misalnya neraca perdagangan Mei kembali defisit di USD 1,52 miliar, defisit transaksi berjalan melebar dan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2018 beberapa lembaga dikoreksi turun sulit tembus 5,4 persen," jelasnya.
Hal ini kemudian membuat pelaku pasar melakukan aksi jual di bursa saham dan pasar surat utang. Untuk itu, dia merekomendasikan kenaikan kembali suku acuan Bank Indonesia sebesar 50 basis poin untuk menahan dana keluar.
"Itu yang membuat pelaku pasar melakukan net sales atau aksi jual di bursa saham dan pasar surat utang. Jadi efek kenaikan bunga acuan besok pun sangat kecil dampaknya dan lebih temporer kecuali ada surprise naiknya 50 bps mungkin dana asing akan tertahan," jelas Bhima.
Baca juga:
Rupiah bergerak melemah di level Rp 14.140 per USD
Ini penyebab Rupiah masih betah di level Rp 14.000 per USD
Pagi ini, Rupiah dibuka di level Rp 14.095 per USD
Libur panjang dinilai bikin Rupiah kembali ke level Rp 14.000 per USD
Usai Lebaran, Rupiah kembali anjlok ke level Rp 14.000-an per USD
Menko Darmin: Suku bunga BI naik lagi itu mungkin saja
Ini 3 penyebab melemahnya nilai tukar Rupiah versi gubernur Bank Indonesia