Anggota DPR Dorong Penghapusan Utang Debitur Korban Bencana Palu
"Sudah sangat wajar jika pemberian fasilitas penghapusan utang debitur dilakukan. Paling tidak atas nama kemanusiaan. Saya meyakini, kebijakan dibuat untuk merawat kemanusiaan."
Anggota Komisi VII DPR RI, Ahmad HM Ali terus mendorong adanya fasilitas penghapusan utang debitur korban gempa Palu beberapa waktu lalu. Menurutnya, bencana Palu, Donggala, Sigi dan Parimo (Padagimo) bukan hanya gempa, tetapi sekaligus tsunami dan likuifaksi, dan tingkat kerusakan yang terbilang parah dan jumlah korban yang besar.
"Sudah sangat wajar jika pemberian fasilitas penghapusan utang debitur dilakukan. Paling tidak atas nama kemanusiaan. Saya meyakini, kebijakan dibuat untuk merawat kemanusiaan,” tukas Ahmad dari Sulawesi Tengah dengan sapaan Mat Ali ini.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Apa pasal yang menjerat pelaku pembunuhan siswi di Palembang? Para pelaku terjerat pasal penganiayaan dan pencabulan anak yakni pasal 76 C dan Pasal 80 ayat 3 UU No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara dan denda Rp3 miliar.
-
Kapan PDRI dibentuk di Sumatera Barat? Mengutip situs esi.kemdikbud.go.id, pemerintah darurat ini berhasil berdiri pada 22 Desember 1948 di Halaban, sebuah daerah di Lima Puluh Kota.
-
Kapan Prabowo tiba di Sumatera Barat? Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman pada Sabtu (9/12) pagi.
-
Kapan URIPS resmi mulai beredar di Provinsi Sumatra? Dengan beragam negosiasi, akhirnya Provinsi Sumatra Utara mencetak uang kertas sendiri dengan nama URIPS (Uang Republik Indonesia Provinsi Sumatera) yang diberlakukan pada tanggal 8 April 1947.
-
Apa itu pindang tulang iga sapi khas Palembang? Pindang tulang iga sapi dapat menjadi menu alternatif dalam acara makan Anda bersama keluarga.
Ketua Fraksi NasDem tersebut mengatakan, dampak bencana Padagimo tak sekadar mempertimbangkan korban jiwa, tetapi juga kerusakan ekonomi, khususnya aset ekonomi yang penting untuk kelanjutan usaha. Belum lagi ditambah dengan korban jiwa yang banyak di antaranya merupakan tulang punggung ekonomi keluarga.
Berdasarkan hal tersebut, menurutnya selayaknya perdebatan publik lebih ditujukan pada skema dan payung hukum untuk memberikan perlakuan khusus kepada korban bencana terdampak langsung agar selaras dengan aturan perundangan yang berlaku.
Secara hukum, langkah untuk penghapusan utang debitur korban bencana sejatinya sangat dimungkingkan. Bencana Padagimo telah memenuhi unsur keadaan memaksa (force majeur) atau overmatch.
Setidaknya ada tiga unsur dari keadaan memaksa itu kata Ali. Pertama, tidak dipenuhinya prestasi akibat peristiwa musnah atau binasanya benda yang menjadi objek perikatan. Kedua, ada sebab diluar kesalahan debitur akibat peristiwa yang menghalangi debitur untuk memenuhi kewajiban atau berprestasi, dan ketiga, faktor penyebab yang kemunculannya tidak diduga sebelumnya. Ketiga unsur ini terpenuhi dalam kasus bencana Padagimo.
"Memakai logika sederhana saja dalam unsur pertama, bagaimana bisa debitur dapat dikenai hak tagih jika benda yang diagunkan atau asset untuk berproduksi telah rusak dan kehilangan fungsi," ucapnya.
Dari sisi ekonomi-moneter, Mat Ali juga menyatakan langkah penghapusan utang kepada korban terdampak bencana juga tidak akan berdampak terlampau serius. "Non-performing loan (NPL) atau kredit bermasalah di Sulawesi Tengah tercatat cukup rendah sebesar 2,44 persen," imbuhnya.
Ditandaskan Ali, dengan bauran kebijakan yang tepat, pemberian fasilitas khusus penghapusan utang debitur dapat dijalankan dengan terkendali untuk menjaga tingkat NPL tetap pada batas 5 persen. Indokator moneter lain memperlihatkan situasi yang cukup menggembirakan, dengan asset perbankan tumbuh 11 persen, dana pihak ketiga (DPK) masih tumbuh 8 persen.
Lebih jauh Mat Ali mengusulkan agar dilakukan inventarisasi dan komposisi debitur, aset berikut kredit bermasalah yang terdampak langsung dengan bencana.
"Jadi based on debitur, siapa saja mereka, apa saja asset ekonomi yag rusak berikut tingkat kerusakannya, berapa jumlahnya, baik barang konsumsi terlebih lagi barang modal. Penyusunannya juga disertai dengan evaluator independen untuk mencegah moral hazard, jangan sampai dimanfaatkan oleh orang- orang untuk mengeruk manfaat sepihak," tuturnya.
Data dan informasi yang lebih lengkap tersebut penting untuk mengeksekusi kebijakan yang lebih tepat sasaran. Dengan demikian katanya akan memudahkan membuat kebijakan siapa yang cukup dengan relaksasi, siapa yang hapus buku dan hapus tagih.
Selain itu, Mat Ali juga mengusulkan agar persoalan utang debitur korban terdampak langsung bencana ini digeser dari problem mekanisme korporasi/perbankan ke mekanisme negara.
"Saya kira dengan dampak bencana yang lebih besar dibandingkan daerah lain, negara memang perlu hadir dalam persoalan ini. Toh, hampir semua debitur korban bencana adalah nasabah bank milik negara. Jadi, tuntutan dan perjuangan debitur korban bencana Padagimo ini tetap dilanjutkan."
Sebelumnya, Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla dengan tegas mengatakan, tidak ada penghapusan atau pemutihan utang bagi debitur yang terdampak bencana di Kota Palu, Kabupten Sigi dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Pernyataan itu ditegaskannya usai memimpin rapat evaluasi penanganan pascabencana di Kantor Gubernur Sulawesi Tengah.
Menurut Ahmad HM Ali, pernyataan itu tercetus sebagai akibat dari informasi parsial dan tidak holistik yang diterima oleh wapres. "Sangat boleh jadi pernyataan JK ini tercetus hanya karena Pak JK kurang mendapat informasi yang utuh, berimbang dan menyeluruh saja," katanya.
Diskursus publik terkait dengan utang debitur korban terdampak langsung bencana menurut Ali seharusnya sudah lebih maju, tak lagi berkutat pada apakah kebijakan tersebut dapat dilakukan atau tidak.
Baca juga:
Marak Pencurian Kabel Listrik di Palu, PLN Merugi Ratusan Juta Rupiah
Usai Gempa Sulteng, Ribuan Pelaku Usaha Kehilangan Pekerjaan
DPR Minta Pemerintah Ringankan Tagihan Kredit Korban Bencana Gempa Palu
Korban Gempa Sulteng Bangun Rumah dari Bekas Puing Bangunan
Bappenas Gandeng Jepang Percepat Pemulihan Bencana Sulteng
Tiba di Palu, Prabowo Disambut Gubernur Sulteng dan Emak-emak