Apindo sebut industri migas perlu kebijakan baru
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sammy Hamzah mengatakan saat ini industri disektor minyak dan gas (migas) perlu adanya terobosan baru terkait regulasi dan perizinan. Sebab, berbagai kebijakan yang ada saat ini dinilai belum menjawab segala kebutuhan dari industr
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sammy Hamzah mengatakan saat ini industri disektor minyak dan gas (migas) perlu adanya terobosan baru terkait regulasi dan perizinan. Sebab, berbagai kebijakan yang ada saat ini dinilai belum menjawab segala kebutuhan dari industri.
"Namun kita juga bersyukur harga minyak merangkak naik, namun banyak perusahaan besar sudah memikirkan mereview kembali, ini dipengaruhi beberapa kebijakan yang sebenarnya disambut baik industri, namun belum menjawab industri. jadi peraturan yang sudah memfasilitasi permasalahan, tapi dari segi keekonomian belum memenuhi harapan industri," ujar Sammy dalam diskusi Energi Kita yang digagas merdeka.com, RRI, Sewatama, IJTI, IKN dan IJO di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Minggu (12/2).
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Bagaimana PT Astra Agro Lestari Tbk mengembangkan industri perkebunan di Indonesia? Astra Agro Lestari Tbk (Perseroan) mulai mengembangkan industri perkebunan di Indonesia sejak lebih dari 30 tahun yang lalu.
-
Apa yang diminta Menaker Ida dari APINDO dalam meningkatkan fungsi pengawasan dan pembinaan? Dalam rangka peningkatan fungsi pengawasan dan pembinaan, Kami meminta agar perusahaan yang tergabung dalam APINDO bersama Pengurus Daerah APINDO untuk selalu kerja sama dengan Mediator HI dan Pengawasan Ketenagakerjaan,
-
Bagaimana Pinto Aceh berkembang menjadi berbagai jenis perhiasan? Mahmud pun memadukan motif Pinto Aceh ini dengan kalung, gelang, subang, dan lain sebagainya.
-
Kenapa Pertamina terus berupaya meningkatkan produksi Migas? “Kami berterima kasih atas dukungan DPR, karena ini merupakan komitmen kita bersama untuk memberikan suplai yang cukup bagi masyarakat hingga akhir tahun yang tinggal satu setengah bulan lagi,” pungkas Nicke.
-
Bagaimana cara PIDI 4.0 membantu industri di Indonesia? PIDI 4.0 memiliki showcase center yang menunjukkan miniatur penerapan teknologi 4.0 pada industri. Selain mengunjungi showcase center yang berlokasi di lantai dasar PIDI 4.0, pengunjung juga bisa melihat command center & control room di lantai 2, industry 4.0 laboratorium di lantai 3, test bed facilities di lantai 4, coworking space di lantai 8, dan fasilitas lainnya yang tersedia.
Selain iu, terobosan pemerintah terkait bagi hasil minyak dan gas bumi (migas) berbasis skema gross split masih belum terasa. Menurutnya skema gross split yang diharapkan membuat iklim investasi migas di Indonesia untuk menarik investor karena proses birokrasi dan mempercepat investasi sampai saat ini belum dirasakan pengusaha.
"Belum. Gross split sesuatu yang diharapkan industri, tujuannya untuk memfasilitasi bahwa mereka lebih fleksibel dan efisien. tapi kenyataannya yang diberikan pemerintah masih setengah hati. secara keekonomian belum memenuhi harapan," jelasnya.
Sammy juga menilai, skema gross split ini hanya cocok untuk beberapa jenis kontrak seperti kontrak produksi, namun menurutnya tidak untuk kontrak eksplorasi. "Tapi kalau kontrak eksplorasi dengan yang dikeluarkan pemerintah itu tidak menarik. Wamen ESDM mengatakan kalau ini belum pas kita akan review kembali, mudah-mudahan itu terjadi," pungkasnya.
Baca juga:
Pemerintah tak boleh kalah sama calo gas dikeluhkan banyak industri
Harga minyak dunia naik usai data stok AS meningkat
Hingga 2030, RI butuh Rp 1.066 T bangun infrastruktur gas bumi
Jawa Barat jadi provinsi pertama rasakan krisis gas bumi
Indonesia di ambang krisis gas bumi di 2019
Arcandra: Kami tengah lakukan reformasi kebijakan pemanfaatan gas
Produksi lapangan Poleng Field 100,5 persen melebihi target