Apple dan Google Geser Posisi Perusahaan Energi Jadi Bisnis Terbesar Dunia
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan mengatakan bahwa situasi bisnis global telah mengalami perubahan. Era digital yang tengah berkembang turut membawa dampak bagi perusahaan-perusahaan sektor energi.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan mengatakan bahwa situasi bisnis global telah mengalami perubahan. Era digital yang tengah berkembang turut membawa dampak bagi perusahaan-perusahaan sektor energi.
Dia mengatakan, saat ini perusahaan-perusahaan berbasis teknologi, seperti Apple dan Google mulai menggeser posisi perusahaan energi dari posisi perusahaan besar di dunia ini. Ini dapat terlihat dari daftar 10 perusahaan terbesar di dunia yang mengalami pergeseran perusahaan.
-
Siapa yang mengembangkan ESDS? Ketua tim pengembang ESDS, AA. Gde Yogi Pramana menjelaskan, alat tersebut dapat melakukan pengukuran massa dan panjang tubuh pada bayi secara cepat.
-
Kenapa mahasiswa UGM mengembangkan ESDS? Yogi mengatakan bahwa pengembangan ESDS tersebut berawal dari keprihatinan mereka terhadap tingginya kasus stunting di Tanah Air.
-
Kapan ESDS mulai dikembangkan? Yogi mengatakan bahwa pengembangan ESDS tersebut berawal dari keprihatinan mereka terhadap tingginya kasus stunting di Tanah Air.
-
Kapan Bill Gates dan Microsoft membantu Apple? Pada tahun 1997, ketika Apple berada di ambang kebangkrutan, Gates dan Microsoft memainkan peran penting dalam menyelamatkan perusahaan tersebut.
-
Bagaimana Apple merespon ketertinggalan di bidang AI? Berbagai perusahaan teknologi, terutama yang berkutat di industri ponsel, telah menyoroti sekaligus mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) ke dalam berbagai perangkat mereka. Apple pun telah menyusul langkah adopsi teknologi AI tersebut, seperti dengan mengakuisisi lebih dari 30 perusahaan rintisan AI sejak 2023.
-
Bagaimana EMC Healthcare mewujudkan smart hospital? Smart hospital adalah konsep rumah sakit yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan pasien melalui pemanfaatan sistem Informasi dan Teknologi (IT) berbasis internet serta mendukung konektivitas peralatan medis dan non-medis.
"Pada 2008 ada lima perusahaan tradisional atau perusahaan ekstraktif (perusahaan energi) di top 10 perusahaan besar di dunia," kata Jonan, di Dalam Konferensi Kesehatan dan Keselamatan Kerja, di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Kamis (25/4).
Perusahaan yang dimaksud Jonan antara lain, PetroChina, Exxon, Gazprom, Royal Dutch Shell, dan Sinopec. Pada 2008, kelima perusahaan ini masuk dalam 'Top 10' perusahaan terbesar di dunia.
Namun, keadaan tersebut berbeda dengan yang terjadi di tahun 2018. Pada tahun 2018, top 10 perusahaan besar ditempati oleh perusahaan-perusahaan berbasis teknologi seperti, Apple, Google, Microsoft, Amazon, dan Facebook.
"Di tahun 2018, kita tidak lihat ini Exxon, kita tidak lihat Royal Dutch Shell, bahkan kita tidak lihat PetroChina di daftar 10 perusahaan terbesar di dunia pada 2018," jelas dia.
Meskipun demikian, dia mengakui perkembangan teknologi membawa dampak yang positif bagi bisnis khususnya bagi implementasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). "Revolusi industri 4.0. Kita tidak hanya menunggu tapi kita juga menjemput. Menurut Pemerintah, revolusi akan membawa (penerapan) kesehatan dan keselamatan yang lebih baik," tandasnya.
Baca juga:
Apple dan Qualcomm Akhirnya 'Rujuk', Segera Pasok Modem 5G Untuk iPhone
Apple Dikabarkan Keluarkan Investasi Rp 7 Triliun untuk Masuk di Industri Game
Mengejutkan, Ternyata ini Besaran Gaji Para Orang Terkaya Dunia Saat Aktif Bekerja
Samsung dan Qualcomm Tidak Akan Menjual Modem 5G kepada Apple
Apple Kembangkan Sendiri Modem Untuk iPhone 5G
Matinya Air Power dan Runtuhnya Reputasi Apple