Aturan Sedang Disusun, Produksi Tenaga Listrik Indonesia Masa Depan Didominasi Sumber EBT
Menurut Muhadi, jumlah ini didapatkan lewat pemodelan dengan metodologi studi demand-supply RKUN yang dilakukan pada 571 region.
Kementerian ESDM tengah menyusun Rencana Umum Kelistrikan Nasional (RKUN) dan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang baru, di mana produksi tenaga listrik akan didominasi oleh sumber energi baru dan terbarukan (EBT).
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan ESDM, Jisman Hutajulu mengatakan, dalam RUPTL yang baru nanti, pemerintah berencana membangun total 68 gigawatt (GW).
- Survei Konsumen Mobil Listrik: 45,2 Persen Prioritaskan Teknologi dan 51,6 Persen Kualitas Produk
- Banyak Potensi Gas Ditemukan, Menko Luhut: Tinggal Bagaimana Kita Mengelola Bersama-sama
- Terungkap, Begini Strategi Dijalankan PGN Optimalisasi Pemanfaatan Gas Bumi di Masa Transisi Energi
- Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan
"Sebanyak 47 GW itu dari renewable energy, dengan kebutuhan investasi Rp400 triliun untuk transmisi dan gardu induknya," ujar Jisman
Koordinator Perencanaan Transmisi Tenaga Listrik Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Muhadi mengatakan bahwa produksi tenaga listrik ke depan akan didominasi oleh sumber energi baru terbarukan (EBT) yang beragam, seperti tenaga surya, angin, air, arus laut, bioenergi, panas bumi, dan green hydrogen.
"Demand tenaga listrik tahun 2060 akan didominasi oleh sektor industri sekitar 43 persen, diikuti oleh sektor rumah tangga 28 persen, dan kendaraan bermotor listrik 11 persen," kata Muhadi dalam diskusi panel di Electricity Connect 2024 di JCC Senayan, Jakarta.
Menurut Muhadi, jumlah ini didapatkan lewat pemodelan dengan metodologi studi demand-supply RKUN yang dilakukan pada 571 region, yang terdiri dari provinsi, pulau, wilayah usaha, dan Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk Kepentingan Sendiri (IUPTLS). Adapun pada setiap region berisikan proyeksi demand pada 2024 - 2060, kapasitas pembangkit dan transmisi existing dan proyek, serta potensi energi terbarukan.
Muhadi memaparkan, Kementerian juga telah melakukan focus group discussion (FGD) kepada seluruh pemerintah daerah provinsi, badan usaha pemegang wilayah usaha termasuk BOD BUMN, kementerian/lembaga terkait, dan beberapa perguruan tinggi pada tahun 2022 - 2024.
"Telah dilakukan FGD antara Dirjen Gatrik, Dirjen EBTKE, dan BOD BUMN dalam rangka penyelarasan RUKN dan konsep transisi energi pada proyeksi KWh perkapita 2060 mengikuti skenario rendah draft RPP KEN sekitar 5.038 kWh," paparnya.
Kemandirian Energi
Ketua Umum MKI, Evy Haryadi mengatakan bahwa kemandirian dan ketahanan energi merupakan kunci untuk mendukung pertumbuhan ekonomi hijau berkelanjutan. Kemandirian ini, kata dia, dapat diwujudkan melalui optimalisasi potensi sumber daya mineral yang dimiliki Indonesia, termasuk EBT.
"Untuk mencapai kemandirian energi ini, kita perlu mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki oleh Indonesia, tidak hanya sumber daya yang berupa bahan bakar fosil. Namun, terlebih lagi potensi sumber daya EBT, mulai dari hidro, geotermal, angin, surya, serta potensi energi baru lainnya," tegas Evy.
Pemerintah saat ini terus mendorong komitmen terkait kebijakan penggunaan kendaraan listrik untuk mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan listrik sebagai salah satu langkah menuju transisi energi bersih.
Salah satu komitmennya diwujudkan melalui gelaran acara Electricity Connect 2024 bertajuk ‘Go Beyond Power Energizing The Future’ yang diinisiasi PLN dan Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam mempercepat transisi Energi Baru Terbarukan (EBT).