Banjir Produk Impor, Tujuh Perusahaan Keramik Ini Bangkrut
dampak dari meningkatnya harga gas dan derasnya impor dari China.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat terdapat tujuh perusahaan ubin keramik yang gulung tikar alias bangkrut. Hal itu dampak dari meningkatnya harga gas dan derasnya impor dari China.
- Gas Bumi Perdana Disalurkan ke Produsen Kaca di Kawasan Industri Terpadu Batang, Segini Besarannya
- Rencana Kebijakan Pemerintah Ini Bakal Buat Harga Keramik China di Indonesia Naik Dua Kali Lipat
- Ternyata Ini Biang Kerok Industri Keramik di Indonesia Hampir Mati Suri
- Harga Gas Murah Belum Terserap 100 Persen, SKK Migas Bongkar Penyebabnya
Hal itu disampaikan Ketua Tim Kerja Pembina Industri Keramik dan Kaca Kementerian Perindustrian Ashady Hanafie dalam Diskusi INDEF terkait Menguji Rencana Kebijakan BMAD Terhadap Keramik, di Jakarta, Selasa (16/7).
"Jadi, mulai parahnya itu kenapa industri keramik kita turun drop karena ada kenaikan harga gas, jadi sebelum 2015 kita jaya daya saing kita tinggi bahkan utilisasi 90 persen, setelah itu naik mulai turun drop daya saing kita rendah kalah bersaing harga dan diperparah dengan impor masuk yang murah," ujar Ashady.
Dikutip dari paparannya, Ashady menilai lonjakan impor ubin keramik yang membanjiri pasar dalam negeri terutama dari China berimbas kepada tujuh perusahaan industri ubin keramik yang menghentikan produksinya.
Oleh karena itu, akhirnya pada tahun 2016 Kementerian Perindustrian mulai mendorong penerapan hambatan perdagangan internasional melalui trade remedies, seperti pemberlakuan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP), serta Bea Masuk Anti-Dumping (BMAD) untuk menjaga industri keramik dalam negeri.
Berikut daftar tujuh perusahaan ubin keramik yang telah berhenti produksi:
PT Indopenta Sakti Teguh
PT Indoagung Multiceramics Industry
PT Keramik Indonesia Assosiasi - Cileungsi
PT KIA Serpih Mas - Cileungsi
PT Ika Maestro Industri
PT Industri Keramik Kemenangan Jaya
PT Maha Keramindo Perkasa