Bank Indonesia: Rupiah Melemah 0,5 Persen Dalam Sepekan Terakhir
Kendati demikian, secara year to date (ytd) Dody menegaskan bahwa kondisi Rupiah masih berada dalam trend yang positif. Secara ytd masih positif apresiasi 0,9 persen.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo mencatat bahwa nilai tukar Rupiah mengalami depresiasi atau melemah terhadap Dolar AS (USD) dalam satu pekan terakhir ini. Pelemahan nilai tukar Rupiah mencapai 0,5 persen.
"Rupiah mengalami depresiasi selama seminggu 0,5 persen," kata dia saat ditemui di Masjid kompleks BI, Jakarta, Jumat (29/3).
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah sangat penting untuk Indonesia? Rupiah (IDR) termasuk dalam golongan mata uang dengan daya beli terendah. Hal ini semakin menunjukan urgensi pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
Kendati demikian, secara year to date (ytd) Dody menegaskan bahwa kondisi Rupiah masih berada dalam trend yang positif. "Secara ytd masih positif apresiasi 0,9 persen," ujarnya.
Dia mengungkapkan, depresiasi Rupiah saat ini dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global. Di mana pertumbuhan ekonomi dipastikan melambat serta Brexit yang masih belum ada kejelasan.
"Dan beberapa negara emerging market (berkembang) seperti Argentina mengalami tekanan Pesonya Turki juga demikian, treatment presiden membuat Lira tertekan itu secara global dari pasar keuangan ke emerging dampaknya terasa," ungkapnya.
Dody menjelaskan, kondisi Rupiah banyak dipengaruhi oleh keadaan supply dan demand di pasar. Oleh karena itu bank sentral dikatakannya akan selalu menjaga Rupiah untuk tetap berada pada fundamentalnya. Kendati demikian, dia mengakui nilai tukar Rupiah saat ini memang masih kemurahan atau undervalue.
"Jadi itu kita selalu melihat stabilitasnya mengarah menguat atau melemah tentunya sepanjang itu sesuai fundamentalnya harus kita terima. Kita melihat saat ini masih undervalue, sehingga seharusnya masih bisa lebih menguat," ujarnya.
Laju nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) cenderung menguat menyambut akhir pekan ini. Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), nilai tukar Rupiah naik 11 poin atau 0,07 persen ke posisi 14.244 per dolar AS dari posisi kemarin di 14.255 per dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg, Rupiah dibuka menguat terbatas ke posisi 14.241 per dolar AS dari penutupan kemarin 14.243 per USD.
Pada Jumat siang ini, Rupiah bergerak di posisi Rp 14.226 per USD. Sepanjang Jumat pekan ini, Rupiah berada di posisi Rp 14.226 - Rp 14.246 per USD.
Baca juga:
BI Sebut Rupiah Melemah Akibat Tertekan Defisit Transaksi Berjalan
Rupiah Menguat Tipis di level Rp 14.172 per USD
Sempat Menguat, Rupiah Kembali Melemah di Rp 14.163 per USD
Per 19 Maret 2019, Rupiah Menguat 1,05 Persen
Rupiah Kembali Menguat ke Level Rp 14.094 per USD