Bank Indonesia tak khawatir meski Rupiah terus terpuruk
Kebijakan menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate tak banyak menolong Rupiah dari keterpurukan.
Setelah Bank Indonesia menurunkan suku bunganya atau BI Rate sebesar 25 basis poin, dari 7,75 persen menjadi 7,5 persen, IHSG menyentuh rekor terbarunya yakni mencapai 5.427. Di satu sisi, nilai tukar Rupiah masih terpuruk.
Hari ini, Rupiah ditutup di level Rp 12.813 per USD. Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menegaskan, nilai tukar Rupiah lebih banyak dipengaruhi kondisi perekonomian global. Dalam pandangannya, posisi Rupiah saat ini belum mengkhawatirkan.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditasnya di tengah kenaikan BI Rate? “Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,” tambahnya.
-
Apa penghargaan yang diraih oleh BRI? Berkomitmen tinggi pada penerapan keuangan berkelanjutan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berhasil meraih penghargaan Environmental, Social, and Corporate Governance (ESG) Award 2023 yang diselenggarakan oleh Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI).
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia? Melalui Holding Ultra Mikro dengan BRI sebagai induk, bersama PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM), perseroan secara grup berupaya meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia.
-
Bagaimana Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah tetap berjalan? Bank Indonesia pun memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan. Bahkan, Bank Indonesia sudah siap dengan skenario dalam penerapan redenominasi rupiah ini.
"Kalau seandainya ada risk on, risk off itu berpengaruh secara umum. Kami melihat masih dalam batas yang wajar. Lebih karena faktor eksternal," kata Agus di kantor wapres, Jl. Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (23/2).
Agus menekankan, bank sentral akan selalu memantau kondisi pasar uang untuk menjaga agar nilai tukar Rupiah tidak terlalu bergejolak. "BI selalu ada di pasar dan kita menjaga volatilitas agar tetap smooth di dalam range yang normal," tutup Agus.
(mdk/noe)