Banyak Masyarakat Tunda Beli Mobil, Pasokan Kendaraan Baru Menumpuk
Persediaan yang lebih tinggi memberikan tekanan pada harga kendaraan.
Persediaan yang lebih tinggi memberikan tekanan pada harga kendaraan.
Banyak Masyarakat Tunda Beli Mobil, Pasokan Kendaraan Baru Menumpuk
Ketidakpastian ekonomi global membuat industri otomotif terancam lesu. Melansir Business Insider, banyak pembeli mobil baru masih ragu.
Suku bunga yang tinggi menjadi hambatan besar bagi banyak pembeli mobil, dan ketidakstabilan harga membuat beberapa pembeli mobil menunda pembelian mereka dengan harapan mereka bisa mendapatkan harga yang lebih baik dalam satu atau dua bulan.
Hal ini menciptakan masalah besar bagi industri otomotif.
Menurut Cox Automotive, harga rata-rata yang dibayarkan untuk sebuah mobil USD48,389 atau setara Rp700 juta pada bulan Mei.
Angka ini turun dari puncaknya pada akhir tahun 2022, berkat kembalinya produksi otomotif ke keadaan normal.
Namun menurut Experian, dengan tingkat suku bunga yang masih rata-rata antara 6,7 dan 11,9 persen, banyak pembeli yang masih memilih untuk menunda pembeliannya.
Ekonom Cox Automotive Jonathan Smoke, mengatakan ketika pembeli mobil mencoba menunggu suku bunga dan perubahan harga, industri mobil berada di ambang apa yang oleh para ekonom disebut sebagai "spiral deflasi".
merdeka.com
Fenomena ini terjadi ketika konsumen menunda pembeliannya sehingga mengurangi permintaan dan menyebabkan pasokan menumpuk sehingga memberikan tekanan pada harga.
Ketika harga terus turun, hal ini menciptakan lingkaran setan yang hanya mendorong pembeli untuk terus menunda pembelian mereka dengan harapan mendapatkan harga yang lebih baik di kemudian hari.
“Baik harga kendaraan baru dan bekas telah menurun selama dua tahun,” tulis Smoke dalam blognya baru-baru ini.
Smoke menuturkan, mobil sebagai barang tahan lama atau produk yang tidak cepat rusak dan berguna dalam jangka waktu lama berada dalam masa resesi.
Ini juga berlaku terhadap peralatan rumah tangga, furnitur, peralatan olahraga, dan bahkan mainan.
"Kita tidak lagi berada di tahun 2023, ketika permintaan yang terpendam, kelebihan tabungan akibat pandemi, dan belanja balas dendam membuat perekonomian terus tumbuh meskipun The Fed melakukan pengetatan yang agresif,” tulisnya.
Meskipun banyak upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi perlambatan permintaan kendaraan listrik karena konsumen menjadi lebih hemat dan praktis, tren serupa juga menyebar ke seluruh industri.
Meskipun penjualan kendaraan masih meningkat, momentum pertumbuhannya melambat.
Tingkat persediaan yang lebih tinggi memberikan tekanan pada harga kendaraan, yang turun 1 persen di bulan Mei, menurut Cox.
Semua ini menambah ketidakpastian bagi industri otomotif.
Kondisi semakin menantang jika konsumen secara massal percaya bahwa mereka lebih baik menunggu untuk membeli.