Batal bangun JSS, perusahaan Tommy Winata bangun pabrik baja
Artha Graha alihkan investasi ke Pandeglang.
Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla membatalkan rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) senilai Rp 225 triliun. PT Artha Graha yang dulu mendapatkan restu membangun JSS dari pemerintahan SBY pun mulai mengalihkan investasinya.
Bupati Pandeglang, Provinsi Banten, Erwan Kurtubi menyatakan PT Artha Graha mengalihkan investasi ke daerah itu setelah pembangunan Jembatan Selat Sunda batal.
-
Kapan Jembatan Semanggi dibangun? Merujuk esi.kemdikbud.go.id, jembatan ini pertama kali dibangun pada 1961 dan dipimpin oleh arsitek Ir. Soetami yang ketika itu menjabat sebagai menteri pekerjaan umum.
-
Di mana Jembatan Semanggi berada? Jembatan Semanggi dan Cita-cita Soekarno Angkat Jati Diri Negara Merujuk buku “Jakarta: Sejarah 400 Tahun” karya Susan Blackburn, dikatakan bahwa sebenarnya pembangunan Jakarta sudah mulai terasa sejak era kolonial.
-
Apa itu Jembatan Selokromo? Jembatan Selokromo yang berada di Desa Selokromo, Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo. Jembatan ini dibangun di atas Sungai Begaluh yang merupakan anak dari Sungai Serayu yang debit airnya lumayan besar.
-
Bagaimana Jembatan Simanja dibangun? Dulunya Rel Kereta Api Menurut beberapa sumber, jembatan tersebut dulunya merupakan rel kereta api peninggalan zaman Belanda. Dulunya, ini merupakan jalur rel Muntik yang digunakan untuk mengangkut hasil pertanian Setelah kereta tidak melintas lagi, aksesnya diganti menjadi jembatan dengan konstruksi cor beton dan dijadikan penghubung satu-satunya warga menuju Desa Hatonduhan.
-
Dimana letak Jembatan Selokromo? Jembatan Selokromo yang berada di Desa Selokromo, Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo.
-
Apa keunikan Jembatan Simanja? Hanya Selebar Satu Meter Mengutip Instagram @simalungunese, Sabtu (20/1), jembatan ini memiliki pemandangan yang eksotis di sekitarnya.Banyak yang menganggap bahwa jembatan ini sebagai salah satu yang terekstrem di Sumatera Utara bahkan Indonesia. Ini karena lebarnya yang hanya berkisar 1 sampai 1,5 meter dari sisi kiri dan kanan jembatan, dan langsung berbatasan dengan jurang.
"Perusahaan itu mengalokasikan anggaran sekitar Rp 172 triliun untuk membangun JSS karena batal, ada rencana dana itu akan digunakan untuk investasi di Pandeglang," katanya seperti dilansir Antara di Pandeglang, Kamis (20/8).
Mengenai bidang yang akan digarap oleh perusahaan milik Tommy Winata, menurut dia, tim Artha Graha telah menyatakan ketertarikannya untuk membangun pabrik baja. "Utusan dari perusahaan itu sudah datang ke kita dan menyampaikan keinginannya untuk membangun pabrik baja, dan pemkab sangat mendukungnya," ujarnya.
Sekretaris Kabupaten Pandeglang, Aah Wahid Maulany menyatakan perusahaan itu segera melakukan survei ke wilayah selatan, di antaranya Kecamatan Cikeusik yang kemungkinan memiliki potensi bahan baku baja.
Aah menyatakan, untuk pembangunan pabrik baja dibutuhkan lahan ratusan hektar, dan Pemkab Pandeglang siap memberi fasilitas perusahaan itu memperoleh lahan yang dibutuhkan.
"Kita akan bantu investor yang ingin menanamkan modalnya, termasuk PT Artha Graha, yang penting tidak merugikan masyarakat, bahkan harus secara konkret memberikan dampak positif bagi peningkatan ekonomi warga," ujarnya.
Dia juga menyatakan, potensi bahan tambang, termasuk bahan baku untuk besi dan baja dimungkinkan berada di wilayah selatan hanya kandungannya perlu dilakukan survei, dan Pemkab Pandeglang mendukung perusahaan yang akan melaksanakan penelitian.
"Kalau pasir besi memang positif ada di Kecamatan Cikeusik dan sekitarnya, tapi kita juga belum tahu apakah itu merupakan salah satu bahan baku untuk pembuatan baja atau bukan," ujarnya.
Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Pandeglang Girgijantoro menyatakan dari hasil penelitian potensi pasir besi seluas 1.000 hektare yang membentang sepanjang pantai selatan di daerah itu.
(mdk/idr)