PT JJC Buka Suara Tegaskan Tol MBZ Laik Operasi, namun Kondisi Beton Kini Berubah
"Lebih dari empat tahun ini, tentunya kondisi beton saat ini, telah mengalami perubahan secara alami," kata Dirut JJC
PT JJC Buka Suara Tegaskan Tol MBZ Laik Operasi, namun Kondisi Beton Kini Berubah
PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC) selaku pengelola Jalan Layang Mohammed Bin Zayed (MBZ) akhirnya buka suara. Dipastikan Jalan Layang MBZ aman dilalui oleh pengguna jalan.
Keterangan ini disampaikan setelah sempat heboh kesaksian Andi, selaku saksi dalam sidang kasus korupsi pembangunan Jalan Tol MBZ Jakarta-Cikampek (Japek) II.
Andi mengungkapkan mutu beton Tol Layang MBZ di bawah standar nasional Indonesia (SNI).
"Setiap jalan tol yang beroperasi telah melalui rangkaian terakhir penilaian sebelum dapat dioperasikan, yakni uji laik fungsi dan laik operasi," kata Direktur Utama PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek Hendri Taufik dalam keteranganya, Sabtu (18/5).
Hendri menjelaskan kalau pengujian itu dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Perhubungan dan Korlantas Polri serta Komisi Keselamatan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ).
Menurutnya, kegiatan ini dilaksanakan untuk memastikan semua spesifikasi teknis persyaratan dan perlengkapan jalan yang ada di ruas jalan tol sesuai dengan standar manajemen, dan keselamatan lalu lintas terpenuhi dengan baik.
"Seperti jalan tol lainnya yang telah beroperasi di Indonesia, Jalan Layang MBZ telah memenuhi persyaratan laik fungsi secara teknis, administratif dan sistem operasi tol, sehingga dapat dioperasikan," ujar dia.
"Tahap Uji Laik Fungsi dan Uji Laik Operasi tersebut dilaksanakan oleh instansi berwenang, yang selanjutnya akan ditetapkan tarif tol melalui Keputusan Menteri PUPR sesuai dengan peraturan yang berlaku," tambahnya.
Hendri juga menambahkan, pada saat pelaksanaan konstruksi, kontraktor pelaksana dan konsultan pengawas telah melakukan pengujian pada benda uji dan dinyatakan memenuhi mutu minimal sebagaimana yang telah direncanakan konsultan desain.
"Dalam masa pengoperasian, lebih dari empat tahun ini, tentunya kondisi beton saat ini, telah mengalami perubahan secara alami, baik akibat suhu, cuaca dan beban kendaraan," beber dia.
Sementara, Hendri mengatakan untuk menjaga keselamatan dan kualitas jalan tol, pihaknya juga melakukan pemeriksaan pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM) secara berkala.
Semua pemeriksaan itu, mencakup kondisi jalan tol, kecepatan tempuh rata-rata, aksesibilitas, mobilitas, keselamatan hingga unit pertolongan atau penyelamatan dan bantuan pelayanan.
"Hal ini wajib dilakukan oleh seluruh Badan Usaha Jalan Tol, termasuk PT JJC dalam rangka peningkatan pelayanan kepada pengguna jalan," ujarnya.
Sebelumnya, Andi mengungkapkan mutu beton Tol Layang MBZ di bawah SNI. Andi, yang merupakan Direktur PT Tridi Membran Utama tersebut, mengatakan temuan itu didapat dari pemeriksaan fisik berdasarkan permintaan BPK.
"Ditemukan bahwa mutu beton yang terpasang di lokasi pekerjaan di bawah atau tidak memenuhi persyaratan SNI," ujar Andi dalam sidang pemeriksaan saksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Kamis (17/5).
Andi bercerita pada awalnya BPK menghubungi PT Tridi Membran Utama untuk meminta bantuan, dalam verifikasi teknis untuk pemeriksaan struktur jalan layang MBZ pada akhir 2020.
Pemeriksaan fisik memakan waktu 6 bulan. Namun, pemeriksaan hanya dilakukan untuk struktur jalan tol yang di atas.
Dalam pemeriksaan, Andi menuturkan PT Tridi Membran Utama menggandeng Ahli Struktur dari Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI) untuk melakukan pengujian di lapangan.
"Dari hasil pemeriksaan tersebut, kami menilai memang ada beberapa yang kurang memenuhi persyaratan, yaitu syarat tegangan maupun syarat lendutan dan juga untuk mutu beton itu sendiri," tutur Andi.