Batubara Melimpah Dinilai Jadi Alasan RI Sulit Lakukan Transisi Energi
Transisi energi bukanlah sebuah pilihan yang bisa dilakukan, tetapi sebuah keharusan. Namun demikian, Indonesia dinilai belum siap untuk langsung berjalan ke arah transisi energi karena adanya justifikasi dari melimpahnya sumber daya alam yang ada di negeri ini.
Koordinator Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Asia Tenggara, Tata Mustasya mengatakan, transisi energi bukanlah sebuah pilihan yang bisa dilakukan, tetapi sebuah keharusan. Namun demikian, Indonesia dinilai belum siap untuk langsung berjalan ke arah transisi energi karena adanya justifikasi dari melimpahnya sumber daya alam yang ada di negeri ini.
"Kita tahu kalau kita harus transisi energi, kita tahu kita tertinggal ketimbang negara lain. Tapi, karena ada pembenaran bahwa energi kita (misalnya batubara) masih banyak, kita jadi kena 'kutukan sumber daya alam'. Ketika sumber daya kita banyak, hal ini malah bikin kita tertinggal dari negara lain," ujar Tata pada Peluncuran Laporan Seri Studi Peta Jalan Transisi Energi Indonesia via YouTube Live pada Rabu (4/11).
-
Kenapa batu bara masih menjadi sumber energi utama di Indonesia sampai tahun 2030? Menurut Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030, batu bara masih akan mendominasi bauran energi Indonesia sampai 2030.
-
Apa yang sedang dibangun oleh PLN untuk memfasilitasi penggunaan energi terbarukan di Indonesia? PLN sendiri saat ini sedang membangun green enabling supergrid yang dilengkapi dengan smartgrid dan flexible generations. “Karena adanya ketidaksesuaian antara lokasi energi terbarukan yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan, serta jauh dari pusat demand yang berada di Jawa, maka kita rancang skenario Green Enabling Supergrid. Sehingga, potensi EBT yang tadinya tidak bisa kita manfaatkan, ke depan menjadi termanfaatkan. Selain itu, tentunya akan mampu membangkitkan kawasan dengan memunculkan episentrum ekonomi baru," jelas Darmawan.
-
Kapan Pemprov Kaltim mendorong Perusda untuk menerapkan model bisnis berbasis energi terbarukan? Upaya transformasi energi di Kalimantan Timur mulai diterapkan dalam bisnis perusahaan daerah (Perusda) di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Hal ini sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo agar Indonesia perlahan beralih ke energi terbarukan.
-
Bagaimana Pertamina ingin membangun energi berkelanjutan? Dalam mewujudkan NZE 2060, imbuh Nicke, strategi Pertamina yang paling utama adalah bagaimana kita membangun atau memiliki sustainable energy. Sustainable artinya adalah semua material dan bahan bakunya dimiliki Indonesia, suplainya harus ada dan kemudian kita memiliki kemampuan untuk mengolahnya menjadi energi yang lebih baik.
-
Bagaimana Pertamina mengatasi tantangan trilema energi dalam industri energi di Indonesia? Trilema energi dihadapi dengan mengoptimalkan sumber daya Pertamina Group, sekaligus memperkuat kolaborasi dengan berbagai mitra dari sektor swasta, pemerintah, termasuk dunia kampus.
-
Apa yang akan dikembangkan Pertamina dari bahan bakar berbasis bioenergi? Pertamina akan memanfaatkan bahan bakar nabati seperti tebu, jagung, singkong dan sorgum untuk mengembangkan bioenergi.
Menurutnya, hal itu yang membuat Indonesia belum berada di jalur yang tepat untuk melakukan transisi energi, khususnya batu bara yang saat ini masih mendominasi bauran energi. "Kalau kita bicara tentang sektor kelistrikan, sekitar 54 persen dan presentasinya akan turun sedikit. Meskipun jika ditotal akan meningkat melihat susunan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) saat ini," tambahnya.
Selain adanya bauran batubara yang masih mendominasi, hambatan yang menahan adanya transisi adalah masalah regulasi. Ketidakseragaman keputusan serta belum tegasnya ketetapan peraturan tentang penggunaan energi langsung dari pemerintah membuat transisi energi masih jauh di depan mata. Fokus pemerintah dilihat lebih mengutamakan untuk membangun infrastruktur.
"Bukan soal pemerintah harus jadi radikal untuk menerapkan ini. Namun, diharapkan pemerintah dapat lebih tegas dalam membicarakan peta jalan yang jelas. Perencanaan pembangunan tambang dan lain-lain ini akan menghambat perkembangan energi terbarukan di Indonesia," ungkapnya.
Peringkat Terendah
Dalam penelitian yang dilakukan Greenpeace Indonesia, tercatat Indonesia mendapat nilai F untuk posisi energi terbarukan. Jika dibandingkan dengan negara Asia Tenggara di sekitarnya, Indonesia memiliki peringkat terendah.
"Di 2 tahun terakhir, kalau kita melihat implementasi dari kebijakan sendiri ada banyak faktor lain, seperti Indonesia dan negara-negara di sekitarnya berada pada level ekonomi sosial, dan politik yang berbeda," tambah Tata.
Salah satu negara yang cukup berhasil memanfaatkan energi matahari adalah Vietnam. Meskipun ekonomi mereka lebih tertinggal dari Indonesia, Vietnam berhasil membangun 5 Giga Watt tenaga matahari dalam kurun waktu 3 tahun. Sedangkan, Indonesia dapat membangun potensi terbesar yang berada di angka 100 Mega Watt.
Tak hanya matahari, Indonesia punya potensi tenaga angin yang dapat berpotensi dijadikan energi terbarukan. "Tapi ya itu, utilisasi potensi energi kita masih rendah. Untuk energi matahari masih 0,07 persen," imbuh Tata.
Oleh karena itu, dari pihak pengkaji maupun pemerintah diharapkan memiliki kesinambungan dalam membuat kebijakan. "Harus ada value yang sama. Kita sama-sama tahu batu bara itu destruktif. Makannya, harus ada target tertentu dari pengkaji, serta leadership yang baik dari pemerintah. Kiranya, projek transisi energi bukan hanya jadi wacana, tapi betul-betul diberi dukungan," tutup Tata.
Reporter Magang: Theniarti Ailin
(mdk/azz)