BBM naik, biaya produksi bakal naik 5 persen
"Makanya kita dukung kenaikan. Memang setahun pertama harus menderita," kata Sofjan.
Asosiasi Pengusaha Indonesia menilai tidak akan ada gejolak yang besar, pada dunia usaha jika pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi. Dampak hanya akan terjadi pada biaya produksi.
Tetapi, kenaikan biaya tersebut tergantung seberapa besar kenaikan harga BBM. "Dampak pasti ada. Tapi pasti enggak semua. Subsidi premium 5 ribu, solar 6 ribu. Jadi berapa pemerintah akan naikkan," kata Sofjan Wanandi di Jakarta, Kamis (28/8).
-
Siapa yang mengungkapkan wacana pembatasan pembelian BBM subsidi? Dilansir dari Antara, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pernah mengungkapkan wacana pembatasan pembelian BBM bersubsidi.
-
Apa yang ingin dicapai dengan mengalihkan subsidi BBM? Jadi yang teman-teman pantas membutuhkan subsidi ini kita tentunya akan jaga. Jadi masyarakat yang ekonominya rentan pasti akan terus berikan, kita tidak mau naikan harganya," tegasnya di Jakarta, Senin (5/8)."Tapi mungkin ada teman-teman juga yang ke depannya sebenarnya harusnya sudah enggak butuh lagi subsidinya, itu bisa diarahkan untuk tidak menggunakan," kata Rachmat.
-
Bagaimana cara pemerintah untuk mengalihkan subsidi BBM? Implementasinya menunggu revisi Peraturan Pemerintah (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak rampung.
-
Kenapa pemerintah mau mengalihkan anggaran subsidi BBM? Melalui opsi tersebut, pemerintah bakal mengalihkan anggaran subsidi untuk membiayai kenaikan kualitas BBM melalui pembatasan subsidi bagi sebagian jenis kendaraan.
-
Bagaimana cara untuk mencegah penyalahgunaan BBM subsidi dalam kelompok kolektif? “Kalaupun pada saat melakukan transaksi pembelian ini diwakilkan kepada satu orang dalam anggota tersebut, maka anggota konsumen pengguna yang lain wajib melampirkan surat rekomendasi kepemilikan masing-masing,” tegas Harya.
-
Kapan subsidi BBM mulai diterapkan di Indonesia? Akan tetapi sejak tahun 1974-1975 keadaan berubah dari memperoleh LBM menjadi mengeluarkan subsidi BBM," demikian penjelasan dalam buku terbitan Biro Humas dan HLN Pertamina.
Dia memperkirakan akan ada kenaikan biaya produksi sebesar 3 persen sampai 5 persen. Terapi, kenaikan tersebut sangat wajar, jika tidak ingin negara mengalami defisit secara terus menerus. "Tapi enggak ada jalan lain. Kalau subsidi gagal untuk yang produktif akan sulit."
Sofjan menegaskan Bank Indonesia tidak akan tinggal dia menghadapi gejolak terutama mengurangi defisit, akibat gonjang ganjing rupiah. "Walaupun menderita tapi akan lebih baik akan ada keuntungan daripada anggaran subsidi digunakan untuk mobil penyelundupan pertambangan," katanya.
Pengusaha, kata dia, mendukung rencana tersebut karena sudah 5 tahun enggak naik. "Makanya kita dukung kenaikan. Memang setahun pertama harus menderita."
Kelangkaan BBM yang terjadi saat ini, justru membuat rugi pengusaha. Sebab, semua karyawan harus antre berjam-jam yang mengakibatkan telat masuk kerja. "Yang penting barang ada, naik harga enggak apa-apa yang penting ada," kata dia.