Begini Hasil Uji Lab Pertamax yang Ramai Disebut Bikin Rusak Mesin Kendaraan
BBM jenis Pertamax milik pemerintah sempat ramai dipertanyakan kualitasnya setelah viral kerusakan mesin pada sejumlah kendaraan.
Kualitas Pertamax di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina Cibinong, Jawa Barat, sempat ramai dipertanyakan usai sejumlah kendaraan mengalami rusak pada bagian kendaraan mereka. Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri memastikan telah menurunkan tim untuk menindaklanjuti temuan tersebut.
Sampel Pertamax pada SPBU di sekitar Cibinong kemudian dilakukan uji di laboratorium. Dan hasilnya menunjukkan bahwa kualitas Pertamax di SPBU Cibinong telah memenuhi standar yang berlaku.
- Viral Mahasiswa Kedokteran Ini Tak Malu Kuliah Sambil Jualan Tahu Bakso, Bikin Salut
- Viral Ribuan Lembar Baju Ludes Dirampok Maling saat Lebaran, Kisahnya Bikin Haru
- Viral BBM Dicampur dan Tak Sesuai Takaran, Kini Pertamina Bakal Rajin Sidak SPBU Nakal
- Momen Unik Hitung Uang Mahar dengan Mesin di Depan Tamu Undangan Ini Viral, Curi Perhatian
"Kualitas Pertamax itu sudah sesuai dengan standar dan layak untuk diperjualbelikan," ucapnya.
Meski demikian, Pertamina berkomitmen untuk terus memperkuat kualitas dan pengawasan penyaluran BBM. Menurut Simon, langkah ini sebagai bentuk komitmen perusahaan untuk menjaga kepercayaan masyarakat.
"Apapun itu bentuknya, seperti yang kemarin itu kami rasa akan sangat baik untuk mendorong kinerja Pertamina supaya memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada masyarakat," tegasnya.
Sebelumnya, Ahli Konversi Energi Fakultas Teknik dan Dirgantara Tri Yuswidjajanto Zaenuri memastikan kandungan di dalam BBM jenis Pertamax bukan penyebab rusaknya mesin kendaraan seperti yang belum lama ini ramai diperbincangkan.
Tri menyatakan, endapan ini menjadi penyebab mobil kehilangan tenaga karena menyumbat filter sebelum bahan bakar masuk ke dalam pompa.
"Hal ini menyebabkan suplai bahan bakar ke mesin tidak mencukupi," tutur dia.
Tri melalui tim LAPI ITB pun mencari tahu apa sebenarnya endapan tersebut dengan membawa sampel endapan ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan melalui metode EDS (Energy-Dispersive X-ray
Hasilnya, endapan berhasil diidentifikasi unsur-unsur pembentuknya. Selanjutnya, hasil EDS dibandingkan dengan hasil analisis Fisika Kimia yang dilakukan oleh tim Lemigas terhadap bahan bakar Pertamax dari beberapa SPBU yang diperkirakan menjadi sumber Pertamax bermasalah.
"Ternyata senyawa pembentuk endapan tersebut tidak ditemukan dalam bahan bakar yang dianalisis (Pertamax)" ungkap Tri.