Begini Strategi Bapanas Setelah Harga Pangan Mulai Stabil
Bapanas mencatat harga pangan nasional mulai stabil pada September.
Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) terus memperkuat Kerja Sama Antar Daerah (KAD), baik antar provinsi serta kabupaten/kota untuk menjaga stabilitas harga pangan dan mengendalikan inflasi komponen pangan yang fluktuatif (volatile food). Pernyataan ini disampaikan oleh Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa, dalam rapat yang digelar di Kemendagri pada Senin (4/11).
"Kami berharap pola ini bisa ditiru tatkala harga di produsen di wilayah rendah, lakukan KAD dan dorong ke daerah yang mahal. Dengan demikian dibantu fasilitasi distribusinya itu adalah pola fasilitasi distribusi yang kami lakukan, dan saya kira itu sangat dimungkinkan dilakukan provinsi dan kabupaten/kota," ujar Ketut.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi bulan Oktober sebesar 0,08 persen (month-to-month) mengakhiri tren deflasi yang berlangsung selama lima bulan berturut-turut pada tahun 2024. Kenaikan harga sejumlah pangan rupanya menjadi faktor utama pemicu inflasi.
Melansir laman resmi Bapanas, Ketut menyebutkan bahwa kenaikan ini masih berada dalam kisaran wajar, terutama untuk komoditas kedelai, bawang merah, dan daging ayam, yang harganya tetap di bawah Harga Acuan Pembelian (HAP) di tingkat produsen.
Oleh karena itu, Ketut mendorong pemerintah, asosiasi, dan pemerintah daerah untuk melanjutkan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), Gerakan Pangan Murah (GPM), serta Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP).
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, juga mengamati bahwa harga pangan nasional mulai stabil pada September 2023, setelah mengalami kenaikan akibat El Nino. Hal ini didukung oleh perbaikan pasokan pangan di seluruh Indonesia.
Harga rata-rata pangan di tingkat produsen, seperti kedelai biji kering, cabai merah keriting, daging ayam ras, daging sapi murni, dan bawang merah, mulai mendekati HAP di tingkat produsen. Harga ini dinilai penting untuk menjaga keberlangsungan usaha bagi pelaku usaha, petani, dan peternak.
Langkah ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan swasembada pangan melalui stabilisasi harga pangan yang adil di seluruh rantai pasokan, mulai dari produsen hingga konsumen.
Harga Pangan Naik
Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga sejumlah komoditas pangan secara umum naik per Selasa (5/11) siang, diantaranya harga bawang merah, daging sapi murni, jagung, dan ikan tongkol. Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas, harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, bawang merah naik 1,22 persen atau Rp400 menjadi Rp33.280 per kilogram.
Begitu pula daging sapi murni yang naik 0,11 persen menjadi harga Rp134.650 per kilogram. Jagung naik 1,02 persen menjadi Rp5.970 per kilogram dan ikan tongkol turut naik 0,13 persen, sehingga harganya menjadi Rp31.040 per kilogram.
Di samping itu, masih banyak bahan pangan lainnya yang turun harga seperti beras medium dan premium, kedelai biji kering, bawang putih bonggol, cabe merah keriting dan rawit merah, daging ayam ras, telur ayam ras, gula, tepung terigu curah dan kemasan, minyak goreng curah, ikan kembung, ikan bandeng, serta garam. Harga tersebut menunjukkan adanya tren harga pangan yang beranjak normal.
Reporter Magang: Thalita Dewanty