BEI sebut IHSG anjlok bukan pengaruh aksi teror bom
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka anjlok 58,30 poin atau satu persen ke posisi 5.779,80 pada pukul 09.00 WIB pagi ini. Direktur BEI Samsul Hidayat mengatakan, anjloknya IHSG ini tidak berkaitan dengan maraknya aksi teror yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka anjlok 58,30 poin atau satu persen ke posisi 5.779,80 pada pukul 09.00 WIB pagi ini. Pada awal sesi, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.820,58 dan terendah 5.777,20.
Direktur BEI Samsul Hidayat mengatakan, anjloknya IHSG ini tidak berkaitan dengan maraknya aksi teror yang terjadi dalam beberapa hari terakhir. Memang perdagangan saham juga dipengaruhi oleh kondisi keamanan di dalam negeri. Hal ini biasanya akan memengaruhi keputusan yang diambil oleh para investor.
-
Kapan IPK kuliah dihitung? Ini adalah nilai hasil kumulatif mulai dari semester pertama hingga semester akhir. Secara umum, nilai IPK didapat dengan cara menjumlahkan perkalian antara nilai huruf setiap mata kuliah yang diambil dan SKS mata kuliah.
-
Apa yang diharapka Terry Putri? Terry Putri & Derly Darmawan Jalin LDR Karena itu, Terry sangat mengharapkan untuk bisa tinggal bersama suaminya di Indonesia.
-
Siapa Teuku Iskandar? Iskandar adalah seorang guru besar, kritikus sastra, dan juga leksikografer yang menempuh pendidikan di Universitas Leiden.
-
Apa yang dimaksud dengan SGIE? "State of the Global Islamic Economy (SGIE)" adalah laporan dan evaluasi komprehensif yang memberikan wawasan mengenai berbagai sektor ekonomi Islam di seluruh dunia.
-
Kapan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) resmi terbentuk? Tepat pada 24 Oktober 1950, IDI secara resmi mendapatkan legalitas hukum di depan notaris.
-
Apa itu Terebang Gebes? Terebang Gebes merupakan salah satu kesenian tradisional tetabuhan rebana khas Tasikmalaya, Jawa Barat.
"Ini kan persepsi. Jadi semakin banyak gangguan keamanan yang terjadi, maka persepsi atas keamanan di negara kita semakin menurun. Persepsi itu memengaruhi keputusan si investor. Jadi kita berkepentingan banget, tidak hanya persoalan fundamental emiten. Tapi persoalan persepsi orang terhadap kondisi ekonomi baik secara makro maupun persepsi terhadap keamanan negara," ujar dia di BEI, Jakarta, Rabu (16/5).
Samsul menjelaskan, jika dilihat dari sisi makro, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup menjanjikan. Namun namun makro ekonomi ini juga bisa terpengaruh dari situasi keamanan. Hal tersebut yang membuat investor mengambil keputusan menjual sahamnya terlebih dahulu.
"Tapi saya kira, hitungannya bukan masalah hari per hari. Kalau menghitung market itu satu periode waktu. Kalau kita hitung secara year to date kita dilihat dari awal tahun sampai hari ini penurunan market baru 7 persen-8 persen. Artinya, tidak sebesar yang kita bayangkan tiap hari turun 1,2 persen. Itu kan kalau dihitung secara keseluruhan baru 8 persen," jelas dia.
Namun Samsul berharap kondisi keamanan di dalam negeri bisa kembali pulih dan tidak ada lagi aksi-aksi teror seperti yang terjadi belakangan ini. Dengan demikian, investor bisa merasa aman untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
"Investor sebenarnya sudah cukup immune dengan kondisi ini. Tapi kan harapan kita ini bisa diatasi secepatnya oleh pihak keamanan agar lebih aman dan investor nyaman untuk investasi. Kita harapkan kerja sama pemerintah dan pihak keamanan untuk bisa membuat ini bisa lebih aman," tandas dia.
Reporter: Septian Deny
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Induk usaha RS Hermina resmi melantai di bursa saham
Pedagang pasar tradisional kini didorong jadi investor pasar modal
BEI: 24 perusahaan melantai di bursa saham di semester 1/2018
Resmi melantai di bursa, saham PT Royal Prima Tbk langsung naik 47 persen
Habiskan USD 30 juta, Rumah Sakit Omni Pekayon masuki tahap topping off