Berani Berubah: Berdayakan Jemaah Masjid Demi Ketahanan Pangan
Menurut Dwi, bertani hidroponik menjadi salah satu kegiatan yang banyak menghasilkan dan cepat perputarannya. Hasil dari penjualan tanaman hidroponik sebagian untuk pemasukan masjid dan sebagian lainnya untuk anggota
Sofyan, bersama rekan pengurus masjid dan warga sekitar, mengolah tanaman hidroponik. Dengan menggunakan lahan seluas 200 meter persegi di atas Masjid Jami Baitussalam, Jakarta Barat, mereka membuat 2.142 lubang untuk ditanami lima jenis sayuran.
"MB Farm dimulai awal pandemi, kurang lebih bulan Maret 2020 terbentuk MB Farm. Kita para petani didukung Ketua DKM membuat sistem hidroponik yang berada di rooftop Masjid Baitussalam," kata Sofyan.
-
Kapan Masjid Baitul Makmur diresmikan? Bentuk dari kepala kubah masjid yang diresmikan tahun 1999 ini memiliki bentuk yang sama persis, sehingga menimbulkan kesan gaya arsitektur Timur Tengah yang begitu kental.
-
Dimanakah Masjid Tiban berada? Di pelosok Wonogiri, tepatnya di Dusun Duwet, Desa Kepuhsari, Manyaran, terdapat sebuah masjid kecil yang usianya cukup tua.
-
Dimana Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman berada? Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman merupakan masjid terbesar di Pontianak dan masjid yang pertama kali berdiri di Provinsi Kalimantan Barat.
-
Apa yang dilakukan Bung Karno pada Masjid Jamik di Bengkulu? Bung Karno yang dahulu sempat mengenyam pendidikan di Insinyur Teknik Sipil dari Technische Hoogeschool (THS) atau dikenal dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), berniat untuk merenovasi masjid tersebut karena sudah tak layak dan juga membahayakan jemaah.
-
Dimana Masjid Kenari berada? Masjid Kenari yang berlokasi di Kampung Kenari, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, merupakan salah satu masjid tertua yang ada di Banten.
-
Kenapa beduk Masjid Jami Sabilul Huda Indramayu berlubang? Rupanya setelah tak jadi dipinjam, beduk itu tiba-tiba berlubang dengan sendirinya.
Kegiatan bertani hidroponik pertama kali dicetuskan Ketua DKM Masjid Jami Baitussalam Dwi Sudaryono. Beliau ingin agar ada kegiatan di masjid tersebut. Akhirnya terpilih 15 anggota, enam diantaranya anggota yang kini aktif merawat tanaman hidroponik.
"Ya awalnya memang semua kita prihatin, termasuk saya juga prihatin karena adanya pandemi Covid-19. Jadi banyak jemaah masjid, pengurus juga, pengurus DKM yang kena PHK atau dirumahkan, atau tidak ada kegiatan sama sekali setelah pandemi," kata Dwi.
Menurut Dwi, bertani hidroponik menjadi salah satu kegiatan yang banyak menghasilkan dan cepat perputarannya. Hasil dari penjualan tanaman hidroponik sebagian untuk pemasukan masjid dan sebagian lainnya untuk anggota.
Sofyan, pengurus tanaman hidroponik yang juga anggota pengurus masjid menjelaskan keuntungan menanam hidroponik. Menurutnya, hasil dari tanaman hidroponik lebih sehat karena tidak menggunakan pestisida.
Tiap sebulan sekali, Sofyan dan sesama rekannya panen tanaman hidroponik dan menghasilkan 400 gram per-pack dengan harga Rp10.000. Hasil penjualan tanaman hidroponik kemudian disumbangkan untuk fasilitas masjid dan pemasukan warga yang ikut membantu.
"Ya karena kan kita semangat, posisi kita kan yang pertama kan di masjid. Yang kedua kan buat mendukung perekonomian umat juga, fasilitas masjid juga," kata Sofyan.
Baca juga:
VIDEO: Berani Berubah dengan Bertani Hidroponik
Berani Berubah: Berdayakan Warga, Isi Waktu Luang Sekaligus Kumpulkan Pundi Uang
VIDEO: Berkah dari Rak Bunga Berbahan Kayu
VIDEO: Berani Berubah Menjadi Wedding Digital
Berani Berubah: Ubah Tren dengan Wedding Digital
Berani Berubah: Dukung Usaha Rohimah di Liputan6 Award 2021